Petani Didorong Ikut Program Replanting Lahan Sawit
Iswari Anggit, CNBC Indonesia
19 December 2018 10:19
Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Pertanian mendorong peremajaan (replanting) kelapa sawit di perkebunan milik petani mandiri.
Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian Bambang mengatakan hingga 14 Desember 2018 program replanting sudah menyentuh 33.671 hektare kebun sawit.
Sementara itu, yang tengah diproses untuk bisa ikut dalam program replanting adalah seluas 28.676 hektare.
"Yang sedang dalam proses ini ada KTP belum siap, KK [kartu keluarga] yang lagi diselesaikan. Kita bantu selesaikan administrasi-administrasi petani yang sederhana-sederhana. Jadi totalnya [replanting] kira-kira sampai 15 hari ke depan 33.671 hektare ditambah 28.676 hektare," ujar Bambang, Rabu (18/12/2018).
Dia menuturkan program replanting ini menyentuh kebun sawit seluas 185 ribu hektare di 27 provinsi.
"Jadi target kita 185 ribu totalnya itu, dengan harapan petani itu langsung mau semua. Ternyata butuh juga penyuluhan dan edukasi kepada masyarakat bahwa replanting itu penting dan menguntungkan di jangka panjang," kata Bambang.
"Tapi di sisi lain petani menganggap bahwa tandan buah segar yang masih menghasilkan di usia di atas 25 tahun itu diharapkan untuk biaya anak sekolah, biayai hidupnya, sehingga kita carikan alternatif-alternatif lain, misal nanam jagung, labu, dan kawan-kawan. Ini proses ajak petani mau replanting," ungkapnya.
Dia menuturkan program replanting ini bertujuan untuk menjaga produktivitas lahan sawit. Di samping itu, lanjut dia, program ini juga untuk membenahi lahan perkebunan yang dikelola petani mandiri.
"Ada sawit-sawit rakyat yang ditanam dari benih yang tidak jelas asal usulnya. Petani enggak tahu kalau menanam bibit kelapa sawit harus dari benih yang jelas. Dia memetik dari hasil tetangganya, lalu ditanam," katanya.
(ray/miq) Next Article Berlumur Minyak CPO, Potret Pekerja Penguras Kapal di Priok
Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian Bambang mengatakan hingga 14 Desember 2018 program replanting sudah menyentuh 33.671 hektare kebun sawit.
Sementara itu, yang tengah diproses untuk bisa ikut dalam program replanting adalah seluas 28.676 hektare.
"Yang sedang dalam proses ini ada KTP belum siap, KK [kartu keluarga] yang lagi diselesaikan. Kita bantu selesaikan administrasi-administrasi petani yang sederhana-sederhana. Jadi totalnya [replanting] kira-kira sampai 15 hari ke depan 33.671 hektare ditambah 28.676 hektare," ujar Bambang, Rabu (18/12/2018).
Dia menuturkan program replanting ini menyentuh kebun sawit seluas 185 ribu hektare di 27 provinsi.
"Jadi target kita 185 ribu totalnya itu, dengan harapan petani itu langsung mau semua. Ternyata butuh juga penyuluhan dan edukasi kepada masyarakat bahwa replanting itu penting dan menguntungkan di jangka panjang," kata Bambang.
"Tapi di sisi lain petani menganggap bahwa tandan buah segar yang masih menghasilkan di usia di atas 25 tahun itu diharapkan untuk biaya anak sekolah, biayai hidupnya, sehingga kita carikan alternatif-alternatif lain, misal nanam jagung, labu, dan kawan-kawan. Ini proses ajak petani mau replanting," ungkapnya.
Dia menuturkan program replanting ini bertujuan untuk menjaga produktivitas lahan sawit. Di samping itu, lanjut dia, program ini juga untuk membenahi lahan perkebunan yang dikelola petani mandiri.
"Ada sawit-sawit rakyat yang ditanam dari benih yang tidak jelas asal usulnya. Petani enggak tahu kalau menanam bibit kelapa sawit harus dari benih yang jelas. Dia memetik dari hasil tetangganya, lalu ditanam," katanya.
(ray/miq) Next Article Berlumur Minyak CPO, Potret Pekerja Penguras Kapal di Priok
Most Popular