Genjot Infrastruktur, Neraca Dagang Filipina Mirip RI: Jeblok

Wahyu Daniel, CNBC Indonesia
11 December 2018 14:10
Seperti pemerintah Indonesia, pemerintah Filipina juga tengah menggenjot pembangungan infrastruktur di negaranya.
Foto: Presiden Filipina Rodrigo Duterte menghadiri KTT ASEAN-China di Singapura pada 14 November 2018. REUTERS / Edgar Su
Jakarta, CNBC Indonesia - Seperti pemerintah Indonesia, pemerintah Filipina juga tengah menggenjot pembangungan infrastruktur di negaranya. Imbasnya, impor makin deras, terutama impor barang modal untuk kebutuhan bahan baku infrastruktur.

Dilansir dari CNBC International, Selasa (11/12/2018), impor yang makin deras ini membuat defisit perdagangan Filipina mencetak rekor tertinggi pada Oktober 2018 lalu. Karena adanya peningkatan impor barang penolong dan barang modal hingga di atas 10%. Kondisi ini membuat nilai tukar peso tertekan terhadap dolar AS.

Menurut catatan biro statistik Filipina, sepanjang Oktober 2018, nilai impor Filipina naik 21,4% menjadi US$ 10,3 miliar. Sementara pertumbuhan ekspor hanya 3,3% saja.

Genjot Infrastruktur, Neraca Dagang Filipina Mirip RI: JeblokFoto: Mata uang Filipina Peso (REUTERS/Thomas White/Illustration/File Photo)


Sepanjang Januari-Oktober 2018, defisit perdagangan Filipina melebar menjadi US$ 33,9 miliar, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yaitu US$ 20,1 miliar.

Salah satu pendorong defisit neraca perdagangan ini adalah impor kebutuhan barang untuk pembangunan infrastruktur. Pemerintah Filipina tengah gencar membangun infrastruktur lewat program: 'Bangun, Bangun, Bangun'. Namun defisit perdagangan yang dialami malah menimbulkan masalah baru bagi perekonomiannya.

"Pertumbuhan impor barang modal dan bahan mentah belum bisa turun dalam waktu dekat," kata Ekonom ING, Nicholas Mapa.

Defisit perdagangan membuat nilai tukar peso terhadap dolar AS jatuh 5% sepanjang tahun ini.



(wed/dru) Next Article Permata Hingga Kendaraan Masih Jadi Ujung Tombak Ekspor RI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular