RI Kebanjiran Barang China, Tekor Sampai US$25,7 Miliar

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
03 June 2025 10:45
Pekerja melakukan pendataan bongkar muat kontainer peti kemas di Terminal 3 Tanjung Priok, Jakarta, Senin (22/11/2021). Pemulihan ekonomi global dari pandemi Covid - 19 dinilai lebih cepat dari yang diekspektasi banyak pihak. Sehingga produksi dan perdagangan melonjak signifikan yang membuat ketidakseimbangan pasar, yang berimbas pada kekurangan bahan baku dan kelangkaan kontainer.. (CNBC Indonesia/ Muhammad Tri Susilo)
Foto: Aktivitas Bongkar Muat Kontainer di Pelabuhan Tanjung Priok, Senin (22/11/2021). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Defisit neraca perdagangan antara Indonesia dengan China memburuk hingga April 2025, Ditandai dengan makin lebarnya defisit neraca ekspor-impor periode Januari-April 2025 dibanding Januari-April 2024.

Nilai neraca perdagangan Indonesia dengan China pada periode Januari-April 2025 minus US$ 6,28 miliar, jauh lebih dalam dibandingkan dengan periode Januari-April 2024 yang sebesar US$ 3,02 miliar.

Kondisi itu dipicu oleh cepatnya pertumbuhan impor RI terhadap barang-barang dari China yang menjadi senilai US$ 25,77 miliar atau naik 22,44%, sedangkan ekspor US$ 18,87 miliar dengan kenaikan hanya sebesar 7% dibanding periode yang sama tahun lalu.

Khusus untuk April 2025, nilai impor barang-barang dari China senilai US$ 7,07 miliar dengan kenaikan sebesar 12,18% dibanding Maret 2025. Sementara itu, untuk ekspor per April 2025 hanya sebesar US$ 4,83 miliar, malah turun 7,03% dibanding Maret 2025.

"Jadi impor dari Tiongkok pada April 2025 naik 12,18% dibanding Maret 2025," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Senin (2/6/2025).

Melebarnya defisit neraca perdagangan Indonesia dengan China itu dipicu oleh komoditas mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya yang minus senilai US$ 5,72 miliar. mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya US$ 5,20 miliar, dan kendaraan serta bagiannya US$ 1,38 miliar.

"Kalau komoditas ekspor tujuan Tiongkok yang meningkat (Januari-April 2025) besi dan baja 11,92%, nikel dan barang daripadanya naik 38,82%, kemudian lemak dan minyak hewan atau nabati meningkat 46,38%," tutur Pudji.


(arj/mij)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Sri Mulyani Pangkas Target Pertumbuhan Ekonomi RI Jadi 4,7%-5%

Next Article Duh! Posisi Neraca Dagang RI ke 5 Negara BRICS Tekor US$1,63 M di 2024

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular