
Mahal! Kemenhub Sebut Ongkos Logistik RI Capai 29% PDB
Samuel Pablo, CNBC Indonesia
10 December 2018 17:52

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Perhubungan mengonfirmasi biaya logistik Indonesia masih sangat tinggi. Hal itu berbanding lurus dengan indeks daya saing logistik RI versi Bank Dunia yang masih terdampar di peringkat ke-46. RI masih kalah dibanding Vietnam (urutan 39).
Direktur Angkutan dan Multimoda Kemenhub Ahmad Yani mengatakan, biaya logistik di Indonesia sekitar 29% dari total produk domestik bruto (PDB). Sebagai contoh, perjalanan logistik Jakarta-Surabaya via darat membutuhkan biaya dua kali perjalanan.
"Melalui transportasi logistik yang terintegrasi, kita bisa menganalisa pilihan moda yang ada di Surabaya sehingga biaya bisa ditekan," ujar Yani dalam diskusi Future Digital Transformation yang digelar Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) di Jakarta, Senin (10/12/2018).
Yani mengatakan, sejak Januari lalu, Kemenhub juga sudah mulai menyiapkan long-distance ferry. Namun, animo dari pelaku usaha nampaknya masih belum begitu besar untuk beralih moda transportasi.
"Pasti ada yang salah dengan regulasinya. Kapal yang digunakan juga harus sesuai dengan truk. Lalu kereta, teman-teman pengusaha air minum di Sukabumi juga minta pembangunan jalur kereta lebih banyak," kata Yani.
Dia menyebutkan, Kemenhub masih perlu membangun 65 rute penyeberangan baru untuk mendukung program Tol Laut. Kemenhub juga masih memberikan subsidi ASDP dalam melayani 290 rute.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi mengakui pengembangan konsep logistik yang ada saat ini belum sinergis antara moda darat, laut, udara dan kereta api.
"Selama ini kita lupa, apa yang dibangun oleh Perhubungan Darat meninggalkan yang lain. Sekitar 90% logistik masih melalui transportasi darat, baru sisanya laut, kereta api dan udara," ujar Budi.
Menurut dia, kendala pergeseran logistik dari moda transportasi darat ke kereta api adalah jangkauan jaringan KA yang masih terbatas ke beberapa tempat saja. Adapun pergerakan logistik via transportasi darat lebih luas jangkauannya, bahkan angkutan logistik antar kota kadang luput dari pengawasan Dinas Perhubungan.
"Selama ini memang integrasinya belum sinkron di sisi koordinasi dan regulasi. Harus ada regulasi logistik yang terintegrasi di keempat moda tersebut. Ini yang harus kita bangun. Untuk itu, saya akan mengundang pengusaha logistik untuk kembangkan konsep ini," kata Budi.
(miq/miq) Next Article Cerita BKS Soal Pesawat & Kereta Lumpuh Gegara Pandemi Corona
Direktur Angkutan dan Multimoda Kemenhub Ahmad Yani mengatakan, biaya logistik di Indonesia sekitar 29% dari total produk domestik bruto (PDB). Sebagai contoh, perjalanan logistik Jakarta-Surabaya via darat membutuhkan biaya dua kali perjalanan.
Yani mengatakan, sejak Januari lalu, Kemenhub juga sudah mulai menyiapkan long-distance ferry. Namun, animo dari pelaku usaha nampaknya masih belum begitu besar untuk beralih moda transportasi.
"Pasti ada yang salah dengan regulasinya. Kapal yang digunakan juga harus sesuai dengan truk. Lalu kereta, teman-teman pengusaha air minum di Sukabumi juga minta pembangunan jalur kereta lebih banyak," kata Yani.
Dia menyebutkan, Kemenhub masih perlu membangun 65 rute penyeberangan baru untuk mendukung program Tol Laut. Kemenhub juga masih memberikan subsidi ASDP dalam melayani 290 rute.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi mengakui pengembangan konsep logistik yang ada saat ini belum sinergis antara moda darat, laut, udara dan kereta api.
"Selama ini kita lupa, apa yang dibangun oleh Perhubungan Darat meninggalkan yang lain. Sekitar 90% logistik masih melalui transportasi darat, baru sisanya laut, kereta api dan udara," ujar Budi.
Menurut dia, kendala pergeseran logistik dari moda transportasi darat ke kereta api adalah jangkauan jaringan KA yang masih terbatas ke beberapa tempat saja. Adapun pergerakan logistik via transportasi darat lebih luas jangkauannya, bahkan angkutan logistik antar kota kadang luput dari pengawasan Dinas Perhubungan.
"Selama ini memang integrasinya belum sinkron di sisi koordinasi dan regulasi. Harus ada regulasi logistik yang terintegrasi di keempat moda tersebut. Ini yang harus kita bangun. Untuk itu, saya akan mengundang pengusaha logistik untuk kembangkan konsep ini," kata Budi.
![]() |
(miq/miq) Next Article Cerita BKS Soal Pesawat & Kereta Lumpuh Gegara Pandemi Corona
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular