
Urusan Logistik, Menhub Sebut RI Masih Kalah Sama Vietnam
Samuel Pablo, CNBC Indonesia
10 December 2018 12:06

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menuturkan, konektivitas logistik antarwilayah masih menjadi tantangan pembangunan transportasi di Indonesia. Hal itu berdampak pada daya saing bisnis secara keseluruhan.
Menhub mengungkapkan, indeks daya saing logistik (logistic performance index) RI versi Bank Dunia memang meningkat drastis dari peringkat 63 di 2016 menjadi 46 di tahun ini. Namun demikian, Indonesia masih kalah dibandingkan Vietnam.
"Sayangnya di ASEAN kita disalip oleh Vietnam (dari peringkat 64 menjadi 39)," ujar Budi dalam diskusi bertajuk Future Digital Transformation yang digelar Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) di Jakarta, Senin (10/12/2018).
Budi berharap Apindo selaku wadah pelaku usaha dapat bekerja sama dengan konsultan internasional untuk mencari tahu apa yang harus diperbaiki. Apalagi, disrupsi digital terjadi bahkan di sektor transportasi.
"Kita terbiasa bersaing di level korporasi. Presiden meminta kita meningkatkan daya saing di level internasional," kata mantan direktur utama PT Angkasa Pura II (Persero) tersebut.
"Menjelang dibukanya pelabuhan Kuala Tanjung di Sumatera Utara adalah momentum bagi kita meningkatkan kemampuan. Kita punya peluang tingkatkan daya saing dengan mengurangi biaya logistik," lanjutnya.
[Gambas:Video CNBC]
Ketua Umum Apindo Hariyadi Sukamdani menekankan pentingnya pemerintah dan pelaku usaha merespons disrupsi digital di seluruh lini bisnis, mulai perbankan hingga transportasi.
"Kelihaian membaca perubahan perilaku pasar melalui big data analytics sangat penting. Kegiatan ekonomi nasional kita juga masih terpusat di Pulau Jawa. Penguatan konektivitas akan mengurai simpul-simpul yang ada," katanya.
Sementara itu, konsultan internasional Price Waterhouse Cooper (PWC) merekomendasikan empat jenis digitalisasi yang bisa diterapkan di Indonesia, termasuk di sektor transportasi, yakni penggunaan drone, internet of things (IoT), robotics - artificial intelligence (AI), serta blockchain.
(miq/miq) Next Article Mahal! Kemenhub Sebut Ongkos Logistik RI Capai 29% PDB
Menhub mengungkapkan, indeks daya saing logistik (logistic performance index) RI versi Bank Dunia memang meningkat drastis dari peringkat 63 di 2016 menjadi 46 di tahun ini. Namun demikian, Indonesia masih kalah dibandingkan Vietnam.
"Sayangnya di ASEAN kita disalip oleh Vietnam (dari peringkat 64 menjadi 39)," ujar Budi dalam diskusi bertajuk Future Digital Transformation yang digelar Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) di Jakarta, Senin (10/12/2018).
Budi berharap Apindo selaku wadah pelaku usaha dapat bekerja sama dengan konsultan internasional untuk mencari tahu apa yang harus diperbaiki. Apalagi, disrupsi digital terjadi bahkan di sektor transportasi.
"Kita terbiasa bersaing di level korporasi. Presiden meminta kita meningkatkan daya saing di level internasional," kata mantan direktur utama PT Angkasa Pura II (Persero) tersebut.
"Menjelang dibukanya pelabuhan Kuala Tanjung di Sumatera Utara adalah momentum bagi kita meningkatkan kemampuan. Kita punya peluang tingkatkan daya saing dengan mengurangi biaya logistik," lanjutnya.
[Gambas:Video CNBC]
Ketua Umum Apindo Hariyadi Sukamdani menekankan pentingnya pemerintah dan pelaku usaha merespons disrupsi digital di seluruh lini bisnis, mulai perbankan hingga transportasi.
"Kelihaian membaca perubahan perilaku pasar melalui big data analytics sangat penting. Kegiatan ekonomi nasional kita juga masih terpusat di Pulau Jawa. Penguatan konektivitas akan mengurai simpul-simpul yang ada," katanya.
Sementara itu, konsultan internasional Price Waterhouse Cooper (PWC) merekomendasikan empat jenis digitalisasi yang bisa diterapkan di Indonesia, termasuk di sektor transportasi, yakni penggunaan drone, internet of things (IoT), robotics - artificial intelligence (AI), serta blockchain.
(miq/miq) Next Article Mahal! Kemenhub Sebut Ongkos Logistik RI Capai 29% PDB
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular