
Perluas Kilang Balikpapan, Pertamina Butuh Investasi Rp57 T
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
10 December 2018 12:37

Jakarta, CNBC Indonesia- Hampir seperempat abad lamanya Indonesia tidak bangun kilang. Kini, ada kabar sedikit baik karena akan ada perluasan atao renovasi kilang Balikpapan (RDMP).
Kilang yang dibangun pada tahun 1922 ini, sebelumnya pernah diperluas dua kali. Terakhir adalah pada tahun 1997 sehingga memiliki kapasitas pengolahan BBM saat ini 260 ribu barel per hari. Dengan program RDMP ini, kapasitas kilang didongkrak 100 ribu barel sehari, sehingga naik 38% dibanding kemampuan sebelumnya.
Pembangunan RDMP Kilang Balikpapan akan dilakukan oleh Joint Operation 4 perusahaan dalam dan luar negeri yakni SK Engineering & Construction Co Ltd, Hyundai Engineering Co Ltd, PT Rekayasa Industri, dan PT PP (Persero) Tbk, dengan kontrak pembangunan RDMP Balikpapan mencapai Rp 57,8 triliun atau US$ 4 miliar.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengakui memang ada keterlambatan dalam pembangunan kilang Balikpapan ini, namun menurutnya lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali.
"Memang kami akui kilang ini mengalami keterlambatan, mending telat deh. Kita hari ini mulai, tapi kita percepat. Jadi akhir 2026, keenam proyek kilang ini bisa kita laksanakan. Jadi, schedule tuh udah very tight. Seluruh detail jadi 53 bulan. Ini kami harapkan bisa 2023," ujar Nicke, Senin (10/12/2018).
Nicke menjelaskan, untuk membangun RDMP Kilang Balikpapan ini, pihaknya membagi jadi dua tahap (delivery), sebab perusahaan tidak ingin terlalu lama untuk menyelesaikan seluruh pembangunan kilang.
RDMP Balikpapan ditargetkan bisa kurangi impor solar hingga 17$, karena produksi solar naik 23% atau 30 ribu barel sehari dengan program ini. Selain itu, kilang Balikpapan juga akan hasilkan produk propilen sebesar 230 ribu ton setahun. Kilang ini nantinya difokuskan untuk naikkan produksi BBM berkualitas dan ramah lingkungan sesuai standar Euro V.
(gus) Next Article Bangun Kilang Balikpapan, Pertamina Di Antara 9 Pilihan
Kilang yang dibangun pada tahun 1922 ini, sebelumnya pernah diperluas dua kali. Terakhir adalah pada tahun 1997 sehingga memiliki kapasitas pengolahan BBM saat ini 260 ribu barel per hari. Dengan program RDMP ini, kapasitas kilang didongkrak 100 ribu barel sehari, sehingga naik 38% dibanding kemampuan sebelumnya.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengakui memang ada keterlambatan dalam pembangunan kilang Balikpapan ini, namun menurutnya lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali.
"Memang kami akui kilang ini mengalami keterlambatan, mending telat deh. Kita hari ini mulai, tapi kita percepat. Jadi akhir 2026, keenam proyek kilang ini bisa kita laksanakan. Jadi, schedule tuh udah very tight. Seluruh detail jadi 53 bulan. Ini kami harapkan bisa 2023," ujar Nicke, Senin (10/12/2018).
Nicke menjelaskan, untuk membangun RDMP Kilang Balikpapan ini, pihaknya membagi jadi dua tahap (delivery), sebab perusahaan tidak ingin terlalu lama untuk menyelesaikan seluruh pembangunan kilang.
RDMP Balikpapan ditargetkan bisa kurangi impor solar hingga 17$, karena produksi solar naik 23% atau 30 ribu barel sehari dengan program ini. Selain itu, kilang Balikpapan juga akan hasilkan produk propilen sebesar 230 ribu ton setahun. Kilang ini nantinya difokuskan untuk naikkan produksi BBM berkualitas dan ramah lingkungan sesuai standar Euro V.
(gus) Next Article Bangun Kilang Balikpapan, Pertamina Di Antara 9 Pilihan
Most Popular