
Terpopuler CNBC Indonesia
Dwi Soetjipto, Rusdi Kirana Marah, Hingga Pramugari Jadul!
Herdaru Purnomo, CNBC Indonesia
08 December 2018 08:03

Lion Air tengah mengkaji ulang pembelian seluruh pesawat dari The Boeing Company. Lion Air bahkan tidak menutup kemungkinan pembatalan pembelian, menyusul hubungan yang memburuk setelah kecelakaan penerbangan JT-610 di Perairan Karawang, Jawa Barat, Oktober lalu.
Dikutip dari Reuters, Selasa (4/12/2018), Lion Air saat ini sudah memesan 190 unit pesawat senilai US$ 22 miliar atau Rp 314 triliun (kurs Rp 14.300/US$) yang menunggu untuk dikirim. Sebelumnya, 197 unit pesawat sudah dikirim dan menjadikan Lion Air sebagai salah satu pelanggan terbesar.
Adapun sumber Reuters mengungkapkan bahwa pendiri Lion Air, Rusdi Kirana, sangat marah atas apa yang dia anggap sebagai upaya Boeing untuk mengalihkan perhatian dari perubahan desain dan menyalahkan Lion Air atas kecelakaan penerbangan JT-610.
Sementara, maskapai berlogo Kepala Singa itu sedang menghadapi pengawasan terhadap catatan pemeliharaan dan tindakan pilot.
Seperti diketahui, pesawat Boeing 737 Max 8 yang digunakan pada penerbangan JT-610 jatuh pada 29 Oktober 2018 dan menewaskan 189 orang. Menyusul hal itu, Kementerian Perhubungan melakukan audit khusus terhadap Lion Air.
Sumber Reuters itu juga mengatakan Rusdi Kirana, yang kini juga menjabat sebagai Duta Besar RI untuk Malaysia, sedang membuka kemungkinan pembatalan pesanan yang tersisa dari Boeing. Sumber lain yang dekat dengan Lion Air juga mengakui adanya peluang pembatalan pesanan.
Dia mengatakan keputusan Rusdi Kirana itu sebagai respons dari pernyataan Boeing yang fokus pada pemeliharaan pesawat dan pilot.
Reuters melaporkan Boeing mengeluarkan pernyataan itu setelah KNKT merilis laporan awal yang juga fokus pada pemeliharaan pesawat di empat penerbangan berbeda menjelang penerbangan pada 29 Oktober itu.
Sementara itu, Corporate Communications Strategic Lion Air Group Danang Prihantoro ketika dihubungi CNBC Indonesia perihal hal ini mengatakan: "Saat ini belum ada informasi lebih lanjut untuk disampaikan."
Adapun juru bicara Boeing kepada Reuters mengatakan, "Kami mengambil setiap langkah untuk sepenuhnya memahami semua aspek dari kecelakaan ini, dan bekerja sama dengan tim penyelidik dan semua pihak berwenang yang terlibat. Kami juga mendukung pelanggan kami yang berharga untuk melalui waktu sangat sulit ini."
Sebelumnya, CNBC Indonesia juga pernah memberitakan bahwa Lion Air menunggu hasil KNKT untuk menentukan nasib pesanan ratusan pesawat 737 Max 8 yang belum dikirim.
"Kalau hasil investigasi KNKT menyatakan ada hal yang terlalu signifikan, kami akan berangkat ke Boeing," kata Direktur Eksekutif Lion Air Daniel Putut Kuncoro di gedung parlemen, Kamis (22/11/2018).
"Kami harus ketemu dengan mereka dulu masalahnya apa. Kami harus pastikan. Kami akan diskusikan dengan manajemen Boeing."
Daniel mengatakan, kedatangan pesawat tersebut sejauh ini masih on schedule. Namun, perusahaan akan terlebih dahulu mengkaji kerja sama ini pada akhir bulan.
"Semua masih on schedule, tapi kami akan diskusi dulu. Apakah memang perlu di-reschedule atau bagaimana," jelasnya. (dru)
Dikutip dari Reuters, Selasa (4/12/2018), Lion Air saat ini sudah memesan 190 unit pesawat senilai US$ 22 miliar atau Rp 314 triliun (kurs Rp 14.300/US$) yang menunggu untuk dikirim. Sebelumnya, 197 unit pesawat sudah dikirim dan menjadikan Lion Air sebagai salah satu pelanggan terbesar.
Adapun sumber Reuters mengungkapkan bahwa pendiri Lion Air, Rusdi Kirana, sangat marah atas apa yang dia anggap sebagai upaya Boeing untuk mengalihkan perhatian dari perubahan desain dan menyalahkan Lion Air atas kecelakaan penerbangan JT-610.
Seperti diketahui, pesawat Boeing 737 Max 8 yang digunakan pada penerbangan JT-610 jatuh pada 29 Oktober 2018 dan menewaskan 189 orang. Menyusul hal itu, Kementerian Perhubungan melakukan audit khusus terhadap Lion Air.
Sumber Reuters itu juga mengatakan Rusdi Kirana, yang kini juga menjabat sebagai Duta Besar RI untuk Malaysia, sedang membuka kemungkinan pembatalan pesanan yang tersisa dari Boeing. Sumber lain yang dekat dengan Lion Air juga mengakui adanya peluang pembatalan pesanan.
Dia mengatakan keputusan Rusdi Kirana itu sebagai respons dari pernyataan Boeing yang fokus pada pemeliharaan pesawat dan pilot.
Reuters melaporkan Boeing mengeluarkan pernyataan itu setelah KNKT merilis laporan awal yang juga fokus pada pemeliharaan pesawat di empat penerbangan berbeda menjelang penerbangan pada 29 Oktober itu.
Sementara itu, Corporate Communications Strategic Lion Air Group Danang Prihantoro ketika dihubungi CNBC Indonesia perihal hal ini mengatakan: "Saat ini belum ada informasi lebih lanjut untuk disampaikan."
Adapun juru bicara Boeing kepada Reuters mengatakan, "Kami mengambil setiap langkah untuk sepenuhnya memahami semua aspek dari kecelakaan ini, dan bekerja sama dengan tim penyelidik dan semua pihak berwenang yang terlibat. Kami juga mendukung pelanggan kami yang berharga untuk melalui waktu sangat sulit ini."
Sebelumnya, CNBC Indonesia juga pernah memberitakan bahwa Lion Air menunggu hasil KNKT untuk menentukan nasib pesanan ratusan pesawat 737 Max 8 yang belum dikirim.
"Kalau hasil investigasi KNKT menyatakan ada hal yang terlalu signifikan, kami akan berangkat ke Boeing," kata Direktur Eksekutif Lion Air Daniel Putut Kuncoro di gedung parlemen, Kamis (22/11/2018).
"Kami harus ketemu dengan mereka dulu masalahnya apa. Kami harus pastikan. Kami akan diskusikan dengan manajemen Boeing."
Daniel mengatakan, kedatangan pesawat tersebut sejauh ini masih on schedule. Namun, perusahaan akan terlebih dahulu mengkaji kerja sama ini pada akhir bulan.
"Semua masih on schedule, tapi kami akan diskusi dulu. Apakah memang perlu di-reschedule atau bagaimana," jelasnya. (dru)
Next Page
Perjuangan Yusuf Mansur dapat Izin BI
Pages
Most Popular