Terpopuler CNBC Indonesia

Dwi Soetjipto, Rusdi Kirana Marah, Hingga Pramugari Jadul!

Herdaru Purnomo, CNBC Indonesia
08 December 2018 08:03
Dwi Soetjipto, Rusdi Kirana Marah, Hingga Pramugari Jadul!
Foto: Garuda Indonesia Vintage Flight Experience (dok. Garuda Indonesia)
Jakarta, CNBC Indonesia - Selama sepekan, CNBC Indonesia mengelompokan pemberitaan yang menjadi santapan terlaris pembaca setia. Dimulai dari Senin, (3/12/2018) secara mengejutkan Kementerian ESDM mengangkat eks Dirut Pertamina yakni Dwi Soetjipto menjadi Kepala SKK Migas terbaru.

Memasuki Selasa (4/12/2018), ada kabar mengejutkan dari Lion Air. Di mana Rusdi Kirana sang Pendiri Lion Air dikabarkan membatalkan pemesanan ratusan pesawat Boeing.

Berikut berita terpopuler selama sepekan, dirangkum CNBC Indonesia berdasarkan data analisis para pembaca setia.
(Next: Dimulai dari Dwi Sutjipto)


Mantan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto dilantik menjadi Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas), pada siang ini.

Dwi Sutjipto menggantikan Amien Sunaryadi yang pensiun pada 20 November 2018 lalu. Mengenakan setelan jas hitam dan berpeci, Dwi dilantik langsung oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan.

"Kepitusan Presiden 57/2018 tentang pemberhentian Kepala SKK, Presiden RI menimbang mengingat dan seterusnya, memutuskan memberhentikan dengan hormat Amien Sunaryadi sebagai Kepala SKK disertai ucapan terima kasih. Kedua mengangkat saudara Dwi Sutjipto sebagai Kepala SKK," ujar Jonan, Senin (3/12/2018).

Seperti diketahui, Amien pensiun pada 20 November 2018 lalu.

Amien pensiun dengan meninggalkan tiga pekerjaan rumah penting yang harus dirampungkan oleh calon bos SKK Migas berikutnya, yaitu investasi migas yang loyo, cost recovery yang masih membengkak, serta produksi migas yang cenderung terus menurun Lion Air tengah mengkaji ulang pembelian seluruh pesawat dari The Boeing Company. Lion Air bahkan tidak menutup kemungkinan pembatalan pembelian, menyusul hubungan yang memburuk setelah kecelakaan penerbangan JT-610 di Perairan Karawang, Jawa Barat, Oktober lalu.

Dikutip dari Reuters, Selasa (4/12/2018), Lion Air saat ini sudah memesan 190 unit pesawat senilai US$ 22 miliar atau Rp 314 triliun (kurs Rp 14.300/US$) yang menunggu untuk dikirim. Sebelumnya, 197 unit pesawat sudah dikirim dan menjadikan Lion Air sebagai salah satu pelanggan terbesar.

Adapun sumber Reuters mengungkapkan bahwa pendiri Lion Air, Rusdi Kirana, sangat marah atas apa yang dia anggap sebagai upaya Boeing untuk mengalihkan perhatian dari perubahan desain dan menyalahkan Lion Air atas kecelakaan penerbangan JT-610.

Sementara, maskapai berlogo Kepala Singa itu sedang menghadapi pengawasan terhadap catatan pemeliharaan dan tindakan pilot.

Seperti diketahui, pesawat Boeing 737 Max 8 yang digunakan pada penerbangan JT-610 jatuh pada 29 Oktober 2018 dan menewaskan 189 orang. Menyusul hal itu, Kementerian Perhubungan melakukan audit khusus terhadap Lion Air.

Sumber Reuters itu juga mengatakan Rusdi Kirana, yang kini juga menjabat sebagai Duta Besar RI untuk Malaysia, sedang membuka kemungkinan pembatalan pesanan yang tersisa dari Boeing. Sumber lain yang dekat dengan Lion Air juga mengakui adanya peluang pembatalan pesanan.

Dia mengatakan keputusan Rusdi Kirana itu sebagai respons dari pernyataan Boeing yang fokus pada pemeliharaan pesawat dan pilot.

Reuters melaporkan Boeing mengeluarkan pernyataan itu setelah KNKT merilis laporan awal yang juga fokus pada pemeliharaan pesawat di empat penerbangan berbeda menjelang penerbangan pada 29 Oktober itu.

Sementara itu, Corporate Communications Strategic Lion Air Group Danang Prihantoro ketika dihubungi CNBC Indonesia perihal hal ini mengatakan: "Saat ini belum ada informasi lebih lanjut untuk disampaikan."

Adapun juru bicara Boeing kepada Reuters mengatakan, "Kami mengambil setiap langkah untuk sepenuhnya memahami semua aspek dari kecelakaan ini, dan bekerja sama dengan tim penyelidik dan semua pihak berwenang yang terlibat. Kami juga mendukung pelanggan kami yang berharga untuk melalui waktu sangat sulit ini."

Sebelumnya, CNBC Indonesia juga pernah memberitakan bahwa Lion Air menunggu hasil KNKT untuk menentukan nasib pesanan ratusan pesawat 737 Max 8 yang belum dikirim.

"Kalau hasil investigasi KNKT menyatakan ada hal yang terlalu signifikan, kami akan berangkat ke Boeing," kata Direktur Eksekutif Lion Air Daniel Putut Kuncoro di gedung parlemen, Kamis (22/11/2018).

"Kami harus ketemu dengan mereka dulu masalahnya apa. Kami harus pastikan. Kami akan diskusikan dengan manajemen Boeing."

Daniel mengatakan, kedatangan pesawat tersebut sejauh ini masih on schedule. Namun, perusahaan akan terlebih dahulu mengkaji kerja sama ini pada akhir bulan.

"Semua masih on schedule, tapi kami akan diskusi dulu. Apakah memang perlu di-reschedule atau bagaimana," jelasnya. Bank Indonesia (BI) telah memberikan izin penyelenggaran transfer dana kepada PT Verita Sentosa Internasional (PayTren). Dengan izin ini, PayTren kini bisa melakukan aktifitas sistem pembayaran seperti transfer dana hingga pembayaran skema QR Code (Quick Response Code).

"Ini pelengkap e-money yang ditunggu-tunggu, terima kasih doanya," ungkap pemilik PayTren Yusuf Mansur kepada CNBC Indonesia, Rabu (4/12/2018).

Dijelaskan Yusuf Mansur, izin dari BI ini akan memudahkan pengguna PayTren dalam melakukan transfer dana ke sesama PayTren dan ke perbankan.

PayTren adalah sebuah perangkat lunak berupa aplikasi yang digunakan untuk pembayaran dalam jaringan, seperti tagihan rutin, pembelian pulsa elektronik, dan tiket perjalanan.

"PayTren ke PayTren, nanti setelah itu PayTren ke semua bank, semua bank ke PayTren bisa saling transfer, kirim dan terima. Plus dalam dan luar negeri PayTren juga nanti ada di semua ATM dan mobile banking perbankan," paparnya.

Dalam lampiran tanda izin yang diterima, PayTren tercatat telah mendapatkan izin pada 3 Desember 2018. Dengan izin tersebut, Yusuf Mansur bercita-cita bisa menggunakan teknologi QR Code di masjid-masjid.

"Siap meng-QR-kan semua masjid dan mushala. Sistem sudah ready. Pekan depan kita kerja sama dengan Pemkot Tangerang, meng-QR-kan 1.200 masjid dan mushala," ungkapnya.

Lebih jauh Ia menambahkan saat ini pengguna PayTren telah mencapai 5,2 juta orang. Sebanyak 1,8 juta orang diklaim Yusuf Mansur sebagai pengguna setia.

"Kemarin sempat susah karena dibekukan izinnya sama BI. Per bulan nilai transaksi hanya Rp 350 miliar. Nah setelah izin turun jadi aktif semua. Jika mereka para pengguna PayTren spending money Rp 2 juta per bulan maka sebulan transaksi sudah Rp 11 triliun per bulan," tutup Yusuf Mansur. Tanda-tanda resesi di negara dengan perekonomian terbesar di dunia kian terlihat. Pada awalnya, indikasi resesi di AS datang dari inversi spread imbal hasil (yield) obligasi AS tenor 3 dan 5 tahun.

Melansir data dari Refinitiv, hal ini terjadi pertama kalinya pada perdagangan tanggal 4 Desember 2018. Pada akhir perdagangan hari itu, spread yield obligasi AS tenor 3 dan 5 tahun hanya sebesar 2 bps.

Dalam 3 resesi terakhir yang terjadi di AS (1990, 2001, dan 2007), selalu terjadi inversi pada spread yield obligasi tenor 3 dan 5 tahun. Melansir CNBC International yang mengutip Bespoke, dalam 3 resesi terakhir, inversi pertama spread yield obligasi tenor 3 dan 5 tahun datang rata-rata 26,3 bulan sebelum resesi dimulai.

Pada perdagangan hari ini, spread yield obligasi AS tenor 3 dan 5 tahun membesar menjadi 3 bps.

Simak berita ini :
Gawat! Tanda-tanda Resesi AS Kian Terlihat



Garuda Indonesia mengoperasikan penerbangan yang berbeda hari ini, Jumat (7/12/2018), pada GA 304 rute Jakarta-Surabaya.

Pada penerbangan itu, mulai dari livery pesawat, seragam kru kabin, hingga makanan, mengingatkan kita pada operasional Garuda zaman klasik dulu.

Penerbangan itu memang bertajuk "Garuda Indonesia Vintage Flight Experience" dan dihadirkan Garuda sebagai upaya menghadirkan pengalaman berbeda bagi para penumpang.

Ini penampakan pramugari Garuda Indonesia berbalut fashion old style atau zaman dulu.

Dibuka Dwi Soetjipto & Rusdi Kirana, Ditutup Pramugari JadulFoto: Garuda Indonesia Vintage Flight Experience (dok. Garuda Indonesia)
Dibuka Dwi Soetjipto & Rusdi Kirana, Ditutup Pramugari JadulFoto: Penerbangan vintage Garuda Indonesia (dok Garuda Indonesia)
Dibuka Dwi Soetjipto & Rusdi Kirana, Ditutup Pramugari JadulFoto: Penerbangan vintage Garuda Indonesia (dok Garuda Indonesia)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular