Pasar Mulai Bergairah, Ekspor CPO RI Naik 5%

Samuel Pablo, CNBC Indonesia
30 November 2018 16:18
Peningkatan permintaan terbesar datang dari China.
Foto: Panen tandan buah segar kelapa sawit di kebun Cimulang, Candali, Bogor, Jawa Barat (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) hari ini merilis kinerja ekspor minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) dan turunannya serta penyerapan biodiesel dalam negeri di bulan Oktober 2018.

Sepanjang Oktober, volume ekspor minyak sawit RI (CPO dan turunannya, oleochemical dan biodiesel) tercatat sebesar 3,35 juta ton, naik 5% dibanding bulan September yang hanya 3,19 juta ton.

Adapun volume ekspor CPO, minyak inti sawit (palm kernel oil/PKO) dan turunannya saja (tidak termasuk oleochemical dan biodiesel) mencapai 3,14 juta ton, juga naik 5% dibanding September yang hanya mampu mencapai 2,99 juta ton.


Ekspor di bulan Oktober terdiri atas 760,82 ribu ton CPO atau 24% dari total volume ekspor dan 2,34 juta ton produk turunan/olahan CPO, menguasai 76% dari total ekspor.

Sepanjang tahun ini hingga Oktober (year-to-date/ytd), Indonesia telah mengekspor 4,9 juta ton CPO atau 18% dari total ekspor serta 21,17 juta ton produk turunan/olahan CPO atau 82% dari total ekspor.


Geliat pasar global di Oktober terutama didukung oleh permintaan dari China yang naik signifikan hingga 63% secara bulanan, di mana ekspor ke Negeri Tirai Bambu mencapai 541,81 ribu ton. Jumlah ini di luar ekspor biodiesel ke China yang sejak Mei hingga Oktober 2018 telah mencapai 637,34 ribu ton.

Ekspor ke Pakistan naik signifikan 76% menjadi 246,97 ribu ton, tertinggi sejak Oktober 2015. Kenaikan permintaan disebabkan harga CPO yang murah untuk mengisi stok domestik. Patut diketahui, ekspor ke Pakistan melambat dalam beberapa bulan terakhir akibat defisit neraca perdagangan mereka yang tinggi.

Ekspor CPO dan turunannya ke Amerika Serikat (AS) juga tercatat melonjak tajam 129% secara bulanan menjadi 133,46 ribu ton.

Sebaliknya, ekspor ke India turun 12% di Oktober menjadi 698,17 ribu ton. Meskipun demikian, Negeri Bollywood masih menjadi tujuan ekspor nomor satu produk CPO Tanah Air. Penurunan ekspor juga diikuti Uni Eropa sebesar 8% dan negara-negara Afrika sebesar 40%.

Dari dalam negeri, penyerapan CPO untuk program perluasan mandatori B20 di Oktober meningkat menjadi 519 ribu ton, dari September baru mencapai 400 ribu ton.

Di sisi produksi, sepanjang Oktober 2018 produksi CPO secara nasional diprediksi mencapai 4,51 juta ton atau naik tipis 2% dibandingkan bulan sebelumnya. Kenaikan tipis produksi dibarengi ekspor yang bergairah serta implementasi B20 menyebabkan stok akhir (ending stock) di Oktober turun ke kisaran 4,41 juta ton.



(ray) Next Article Potret Industri Sawit di Saat Tarif Pungutan Ekspor Berubah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular