
Internasional
Tak Ada Plan B, PM Ingris Fokus Loloskan Perjanjian Brexit
Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
30 November 2018 14:30

Buenos Aires, CNBC Indonesia - Perdana Menteri Inggris Theresa May pada hari Kamis (29/11/2018) mengatakan ia memusatkan perhatiannya pada upaya untuk membujuk para anggota parlemen agar mendukung kembali kesepakatan Brexit yang ia ajukan dalam pemungutan suara di parlemen 11 Desember mendatang.
Ia memilih untuk melakukan hal itu dibandingkan mempersiapkan rencana cadangan atau Plan B bila rancangannya ditolak.
Rancangan perjanjian Brexit dari May telah mendapat persetujuan dengan para pemimpin Uni Eropa hari Minggu lalu. Kesepakatan itu menjadi jalan bagi Inggris untuk meninggalkan blok di Maret tahun depan dengan hubungan perdagangan yang tetap berlanjut.
Kesepakatan itu telah dikritik oleh berbagai pihak termasuk anggota parlemen dari Partai Konservatif yang ia pimpin. Partai-partai oposisi dan partai kecil Irlandia Utara yang mendukung pemerintah minoritas May mengatakan bahwa mereka berencana untuk menentangnya.
"Fokus dari diri saya dan pemerintah adalah pada pemungutan suara yang berlangsung pada 11 Desember. Kami akan menjelaskan kepada anggota parlemen mengapa kami percaya bahwa ini bagus untuk Inggris," kata May kepada wartawan, dilansir dari Reuters, Jumat (30/11/18).
Pernyataan May tersebut ia ungkapkan di pesawat yang menuju pertemuan G20 di Argentina ketika ditanya apakah dia punya rencana B.
"Saya meminta setiap anggota parlemen untuk memikirkan tentang memberikan suara Brexit dan melakukannya dengan cara yang sesuai dengan kepentingan nasional, juga melakukannya dengan cara yang menguntungkan konstituen mereka karena melindungi pekerjaan dan mata pencaharian," tambahnya.
May telah mengatakan jika anggota parlemen menolak perjanjian, mereka bisa melihat ekonomi terbesar kelima di dunia itu meninggalkan blok tanpa kesepakatan, atau bahkan tidak meninggalkannya sama sekali.
Ketika ditanya mana dari kedua opsi itu yang lebih mungkin jika kesepakatannya tidak lulus, dia berkata, "Kami belum memiliki suara. Mari fokus pada kesepakatan yang telah kami negosiasikan dengan Uni Eropa."
Pada hari Rabu, Bank of England (BoE) memperingatkan Inggris akan berisiko menderita pukulan yang lebih besar terhadap perekonomiannya daripada selama krisis keuangan global 10 tahun lalu jika meninggalkan Uni Eropa dalam skenario terburuk, yaitu skenario Brexit tanpa kesepakatan.
May mengatakan jika rencananya ditolak oleh parlemen, pemerintah dan bisnis harus membuat keputusan tentang penerapan persiapan tanpa kesepakatan.
Parlemen akan memulai perdebatan selama lima hari pada 4 Desember, dengan pemungutan suara terakhir yang akan diadakan pada 11 Desember. Banyak anggota parlemen berharap bahwa jika kesepakatan itu ditolak, May akan kembali ke Brussels untuk mencari konsesi lebih lanjut, tetapi Uni Eropa sudah jelas, sangat sedikit keinginan untuk membuka kembali negosiasi itu.
(prm) Next Article Inggris Resmi Cerai dari Uni Eropa, Siapa Untung?
Ia memilih untuk melakukan hal itu dibandingkan mempersiapkan rencana cadangan atau Plan B bila rancangannya ditolak.
Rancangan perjanjian Brexit dari May telah mendapat persetujuan dengan para pemimpin Uni Eropa hari Minggu lalu. Kesepakatan itu menjadi jalan bagi Inggris untuk meninggalkan blok di Maret tahun depan dengan hubungan perdagangan yang tetap berlanjut.
"Fokus dari diri saya dan pemerintah adalah pada pemungutan suara yang berlangsung pada 11 Desember. Kami akan menjelaskan kepada anggota parlemen mengapa kami percaya bahwa ini bagus untuk Inggris," kata May kepada wartawan, dilansir dari Reuters, Jumat (30/11/18).
Pernyataan May tersebut ia ungkapkan di pesawat yang menuju pertemuan G20 di Argentina ketika ditanya apakah dia punya rencana B.
![]() |
May telah mengatakan jika anggota parlemen menolak perjanjian, mereka bisa melihat ekonomi terbesar kelima di dunia itu meninggalkan blok tanpa kesepakatan, atau bahkan tidak meninggalkannya sama sekali.
Ketika ditanya mana dari kedua opsi itu yang lebih mungkin jika kesepakatannya tidak lulus, dia berkata, "Kami belum memiliki suara. Mari fokus pada kesepakatan yang telah kami negosiasikan dengan Uni Eropa."
Pada hari Rabu, Bank of England (BoE) memperingatkan Inggris akan berisiko menderita pukulan yang lebih besar terhadap perekonomiannya daripada selama krisis keuangan global 10 tahun lalu jika meninggalkan Uni Eropa dalam skenario terburuk, yaitu skenario Brexit tanpa kesepakatan.
May mengatakan jika rencananya ditolak oleh parlemen, pemerintah dan bisnis harus membuat keputusan tentang penerapan persiapan tanpa kesepakatan.
Parlemen akan memulai perdebatan selama lima hari pada 4 Desember, dengan pemungutan suara terakhir yang akan diadakan pada 11 Desember. Banyak anggota parlemen berharap bahwa jika kesepakatan itu ditolak, May akan kembali ke Brussels untuk mencari konsesi lebih lanjut, tetapi Uni Eropa sudah jelas, sangat sedikit keinginan untuk membuka kembali negosiasi itu.
(prm) Next Article Inggris Resmi Cerai dari Uni Eropa, Siapa Untung?
Most Popular