
Perancis Klaim Demo BBM Reda, Siapkan Subsidi Mobil Listrik
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
29 November 2018 20:31

Jakarta, CNBC Indonesia- Menteri Muda pada Kementerian Eropa dan Luar Negeri Republik Perancis Jean-Baptiste Lemoyne mengatakan saat ini kondisi di Perancis pasca demo kenaikan harga BBM sudah kondusif, bahkan pemerintah Perancis sudah mencetuskan langkah-langkah untuk menangani kekacauan tersebut.
Salah satu langkah yang dilakukan adalah memberikan arahan kepada penduduk Perancis untuk meninggalkan kendaraan berbahan bakar bensin ke kendaraan listrik.
"Kami harus merubah kebiasaan masyarakat kami dan kami percaya akan hal itu." Kata Menteri Lemoyne dalam konferensi pers dengan wartawan di Institut Perancis di Indonesia (IFI), Jakarta Pusat, Kamis (29/11/2018).
Seperti diketahui, pada hari Sabtu (17/11/2018), puluhan ribu orang di seluruh Perancis memprotes harga bahan bakar yang tinggi, dalam unjuk rasa massa. Situasi berubah menjadi kekerasan ketika bentrokan meletus di beberapa bagian negara dan seorang pengunjuk rasa secara tidak sengaja dilindas dan dibunuh oleh sebuah mobil.
Diperkirakan hari itu 240.000 orang berkumpul di 2.000 lokasi, memblokir bundaran dan jalan keluar kendaraan bermotor sebagai bagian dari kegiatan yang dijuluki gerakan protes "rompi kuning".
Gerakan itu diberi nama untuk jaket visibilitas tinggi yang dikenakan oleh pengunjuk rasa, yang meletus di media sosial bulan lalu dengan seruan untuk mengadakan blokade massa di jalan raya dan tol.
Para demonstran menyalahkan kenaikan 20% harga solar pada tahun lalu yang dijuluki "pajak hijau" di bawah kepemimpinan Presiden Perancis Emmanuel Macron.
Dalam pemaparannya, Lemoyne juga mengatakan pemerintah Perancis paham betul bahwa tidak semua masyarakat mampu melakukan transisi untuk membeli kendaraan elektronik. Oleh karena itu ia mengatakan pemerintah Perancis akan menyediakan subsidi bagi warganya untuk mewujudkan perubahan tersebut.
"Jadi kami melakukan sejumlah hal, seperti agar masyarakat bisa memiliki 4.000 euro untuk mengganti mobil mereka dan saya tahu ini tidak mudah untuk beberapa orang yang biasa menggunakan mobil setiap harinya untuk melihat adanya peningkatan pajak untuk BBM. Tapi, kami berusaha untuk membantu mereka, untuk membantu mengganti mobil mereka." Jelasnya.
(gus) Next Article Protes Harga BBM di Perancis Makan Korban Jiwa
Salah satu langkah yang dilakukan adalah memberikan arahan kepada penduduk Perancis untuk meninggalkan kendaraan berbahan bakar bensin ke kendaraan listrik.
Seperti diketahui, pada hari Sabtu (17/11/2018), puluhan ribu orang di seluruh Perancis memprotes harga bahan bakar yang tinggi, dalam unjuk rasa massa. Situasi berubah menjadi kekerasan ketika bentrokan meletus di beberapa bagian negara dan seorang pengunjuk rasa secara tidak sengaja dilindas dan dibunuh oleh sebuah mobil.
![]() |
Diperkirakan hari itu 240.000 orang berkumpul di 2.000 lokasi, memblokir bundaran dan jalan keluar kendaraan bermotor sebagai bagian dari kegiatan yang dijuluki gerakan protes "rompi kuning".
Gerakan itu diberi nama untuk jaket visibilitas tinggi yang dikenakan oleh pengunjuk rasa, yang meletus di media sosial bulan lalu dengan seruan untuk mengadakan blokade massa di jalan raya dan tol.
Para demonstran menyalahkan kenaikan 20% harga solar pada tahun lalu yang dijuluki "pajak hijau" di bawah kepemimpinan Presiden Perancis Emmanuel Macron.
Dalam pemaparannya, Lemoyne juga mengatakan pemerintah Perancis paham betul bahwa tidak semua masyarakat mampu melakukan transisi untuk membeli kendaraan elektronik. Oleh karena itu ia mengatakan pemerintah Perancis akan menyediakan subsidi bagi warganya untuk mewujudkan perubahan tersebut.
"Jadi kami melakukan sejumlah hal, seperti agar masyarakat bisa memiliki 4.000 euro untuk mengganti mobil mereka dan saya tahu ini tidak mudah untuk beberapa orang yang biasa menggunakan mobil setiap harinya untuk melihat adanya peningkatan pajak untuk BBM. Tapi, kami berusaha untuk membantu mereka, untuk membantu mengganti mobil mereka." Jelasnya.
(gus) Next Article Protes Harga BBM di Perancis Makan Korban Jiwa
Most Popular