AS-China Berperang Dagang, Ada Peluang Apa buat RI?

Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
28 November 2018 17:48
Perang dagang AS-China membawa beberapa peluang sekaligus tantangan bagi Indonesia.
Ilustrasi Perang Dagang AS-China (Foto: REUTERS/Damir Sagolj/File Photo)
Jakarta, CNBC Indonesia - Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China menjadi topik bahasan sejumlah pembicara dalam forum bertajuk "Winning in a Turbulent Economy" di The Ballroom, Djakarta Theater XXI, Rabu (28/11/2018).

Destry Damayanti, anggota Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), mengatakan situasi tersebut masih membuka peluang bagi Indonesia untuk memanfaatkan momentum.


"Peluang Indonesia, AS pasti membatasi barang-barang dari China. Kita bisa menjalin hubungan bilateral, membuka market di sana agar membantu industri kita mengembangkan ekspor," ungkapnya.

Di sisi lain, dia tidak lupa mengingatkan pemerintah dan pelaku bisnis agar tetap waspada.

"Pada saat menghadapi trade war, produknya [China] di-ban, dia akan cari pasar baru. Barang akan banjir ke mana-mana. Kalau kita tidak siap, akan diserbu. Kalau kita tidak waspada, bisa diserang serbuan itu," imbuhnya.

Mantan Wakil Presiden RI Budiono juga sempat menyinggung fenomena perang dagang AS vs China yang telah memanas sejak awal tahun ini. Dikatakan bahwa kondisi demikian akan berdampak negatif pada perekonomian dunia.

AS-China Berperang Dagang, Ada Peluang Apa buat RI?Foto: Aristya Rahadian Krisabella
Menurut mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) ini, ekspor Indonesia secara umum bisa terus terancam menurun.

"Tapi juga ada kemungkinan, karena negara penghasil komoditas yang dulu bisa masuk ke AS, mereka cari pasar baru. Jadi harus siap serangan pemasaran ke kita," dia mengingatkan.

Di sisi lain, dia menilai ada sisi positif. Dalam hal ini, dia mengambil contoh ketika China tidak bisa lagi memproduksi barang untuk ekspor ke sejumlah negara karena sanksi AS.

"Investasi bisa beralih ke negara yang tidak disanksi AS, termasuk Indonesia," imbuhnya.


Sementara itu, mantan Menteri Pertambangan dan Energi di era Orde Baru, Subroto, juga menyampaikan peringatan terkait dampak perang dagang.

"Akibatnya Indonesia sebagai eksportir barang komoditas sangat tergantung harganya yang fluktuatif. Dengan adanya perang dagang antara China dan AS, akibatnya China mengurangi impor barang dari Indonesia. Dengan sendirinya memengaruhi balance of payment," tandasnya.


(prm) Next Article Koper sampai Lampu, Ini 9 Produk China Korban Perang Dagang

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular