
Prabowo: Sumber Daya Manusia RI Kurang Gizi
Ranny Virginia Utami, CNBC Indonesia
22 November 2018 07:58

Jakarta, CNBC Indonesia - Calon Presiden Republik Indonesia nomor urut 2, Prabowo Subianto, menilai fenomena stunting yang melanda Indonesia sudah masuk ke dalam skala darurat nasional.
Ia mengatakan 36,47% anak di Indonesia mengalami stunting. Angka ini sudah melewati batasan yang ditetapkan WHO (Organisasi Kesehatan Dunia/World Health Organization) di mana jika masalah kesehatan masyarakat sudah melebihi 20%, maka dapat diartikan kondisi tersebut sudah sangat buruk.
"Ini indikator bahwa sumber daya manusia kita kurang gizi. Tak cukup protein dan lain-lain. Saya sebagai orang Indonesia tak senang dengan hal ini, saya sangat sedih," kata Prabowo saat memberikan pidato di acara Indonesia Economy Forum di Hotel Shangri-la, Jakarta, Rabu (21/11/2018).
Stunting merupakan kondisi gagal pertumbuhan pada anak, baik tubuh maupun otak, akibat kekurangan gizi dalam waktu yang cukup lama. Anak stunting akan terlihat lebih pendek dari anak normal seusianya dan memiliki keterlambatan dalam berpikir.
Menurut data Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), situasi stunting berdampak pada kerugianĀ ekonomi negara sebesar 2%-3% dari produk domestik bruto (PDB) per tahun. Jika PDB Indonesia saat ini Rp 13.000 triliun, maka potensi kerugian yang dicapai sekitar Rp 300 triliun per tahun.
Melihat data ini, Prabowo menilai bahwa negara telah gagal dalam mengelola ketahanan pangan serta akses air bersih dalam negeri, terbukti dengan angka penderita stunting Indonesia yang diperkirakan kurang lebih 9 juta anak.
"Buat generasi muda Indonesia, kalau ini terus berlanjut tentu akan sangat menyedihkan," kata Prabowo.
Ketua Umum Partai Gerindra ini pun berpendapat, seharusnya Indonesia dapat belajar dari negara lain yang mampu mengatasi masalah serupa dengan lebih efektif. Ia memberi contoh, misalnya di India.
"Mereka sukses di kebijakan pertanian, program kecukupan makanan. Ada profesor cerdas di India yang memulai dengan 'susu kooperatif', atau dikenal dengan 'White Revolution' yaitu Dr. Verghese Kurien," kata Prabowo.
Menurutnya, Kurien sukses membawa India bangkit dari kemiskinan dengan menjadikan India sebagai produsen susu terbesar di dunia, dari yang sebelumnya termasuk negara kekurangan susu. Hal ini, kata Prabowo, berdampak pada pengembangan sumber daya manusia India sendiri yang kemudian dapat menciptkan banyak orang pintar untuk membangun negeri.
"Abad 21 ini mereka bangkit. Mereka investasi di banyak hal seperti edukasi, sains, teknologi, keinsinyuran," kata Prabowo.
Sebagai calon pemimpin negeri yang akan bersaing dalamĀ Pemilihan Presiden 2019 mendatang, Prabowo mengaku akan mencoba mengaplikasikan program ini jika terpilih nanti sehingga Indonesia diharapkan akan memiliki sumber daya manusia yang sehat dan berintegritas.
"Kita tak bisa bergantung pada sumber makanan, energi, dan air bersih dari luar negeri. Buat saya, ini soal bertahan hidup, kita harus menyediakan makanan, energi, dan air bersih untuk warga kita sendiri," kata Prabowo.
"Kita harus belajar dari orang yang lebih pintar dari kita. Jika India bisa melakukan, kenapa kita tidak bisa?" imbuhnya.
(prm) Next Article Eksklusif: Prabowo Akan Turunkan PPh Badan dari 25% ke 17%
Ia mengatakan 36,47% anak di Indonesia mengalami stunting. Angka ini sudah melewati batasan yang ditetapkan WHO (Organisasi Kesehatan Dunia/World Health Organization) di mana jika masalah kesehatan masyarakat sudah melebihi 20%, maka dapat diartikan kondisi tersebut sudah sangat buruk.
"Ini indikator bahwa sumber daya manusia kita kurang gizi. Tak cukup protein dan lain-lain. Saya sebagai orang Indonesia tak senang dengan hal ini, saya sangat sedih," kata Prabowo saat memberikan pidato di acara Indonesia Economy Forum di Hotel Shangri-la, Jakarta, Rabu (21/11/2018).
Menurut data Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), situasi stunting berdampak pada kerugianĀ ekonomi negara sebesar 2%-3% dari produk domestik bruto (PDB) per tahun. Jika PDB Indonesia saat ini Rp 13.000 triliun, maka potensi kerugian yang dicapai sekitar Rp 300 triliun per tahun.
Melihat data ini, Prabowo menilai bahwa negara telah gagal dalam mengelola ketahanan pangan serta akses air bersih dalam negeri, terbukti dengan angka penderita stunting Indonesia yang diperkirakan kurang lebih 9 juta anak.
"Buat generasi muda Indonesia, kalau ini terus berlanjut tentu akan sangat menyedihkan," kata Prabowo.
![]() |
"Mereka sukses di kebijakan pertanian, program kecukupan makanan. Ada profesor cerdas di India yang memulai dengan 'susu kooperatif', atau dikenal dengan 'White Revolution' yaitu Dr. Verghese Kurien," kata Prabowo.
Menurutnya, Kurien sukses membawa India bangkit dari kemiskinan dengan menjadikan India sebagai produsen susu terbesar di dunia, dari yang sebelumnya termasuk negara kekurangan susu. Hal ini, kata Prabowo, berdampak pada pengembangan sumber daya manusia India sendiri yang kemudian dapat menciptkan banyak orang pintar untuk membangun negeri.
"Abad 21 ini mereka bangkit. Mereka investasi di banyak hal seperti edukasi, sains, teknologi, keinsinyuran," kata Prabowo.
Sebagai calon pemimpin negeri yang akan bersaing dalamĀ Pemilihan Presiden 2019 mendatang, Prabowo mengaku akan mencoba mengaplikasikan program ini jika terpilih nanti sehingga Indonesia diharapkan akan memiliki sumber daya manusia yang sehat dan berintegritas.
"Kita tak bisa bergantung pada sumber makanan, energi, dan air bersih dari luar negeri. Buat saya, ini soal bertahan hidup, kita harus menyediakan makanan, energi, dan air bersih untuk warga kita sendiri," kata Prabowo.
"Kita harus belajar dari orang yang lebih pintar dari kita. Jika India bisa melakukan, kenapa kita tidak bisa?" imbuhnya.
(prm) Next Article Eksklusif: Prabowo Akan Turunkan PPh Badan dari 25% ke 17%
Most Popular