
Internasional
China Dikabarkan Curi Rahasia Perusahaan Australia
Bernhart Farras, CNBC Indonesia
21 November 2018 17:22

Jakarta, CNBC Indonesia - China diduga meningkatkan serangan siber pada perusahaan Australia tahun ini. Jika benar, maka China telah melanggar perjanjian bilateral antara kedua negara yang berjanji untuk tidak mencuri rahasia komersial milik satu sama lain, menurut laporan Sydney Morning Herald, Selasa (20/11/2018).
Penyelidikan oleh stasiun televisi Australia, Nine News dan Fairfax Media yang merupakan pemilik Sydney Morning Herald, menemukan bahwa Kementerian Keamanan Negara China bertanggung jawab atas apa yang disebut "Operation Cloud Hopper." Ini adalah gelombang serangan yang dideteksi oleh Australia dan para mitranya dalam aliansi berbagi intelijen "Five Eyes" yang terdiri dari Amerika Serikat (AS), Inggris, Selandia Baru, dan Kanada.
Sumber senior pemerintah Australia mengatakan kepada Sydney Morning Herald bahwa kegiatan China adalah "upaya yang konstan dan signifikan" untuk mencuri kekayaan intelektual. Sedangkan yang lain mengatakan perusahaan lokal dan universitas belum cukup memperkuat keamanan siber (cybersecurity) mereka terhadap serangan seperti itu, menurut surat kabar tersebut, dilansir dari CNBC International.
Para ahli keamanan siber juga mengatakan kepada surat kabar tersebut bahwa mereka telah memperhatikan "peningkatan serangan yang signifikan dalam enam bulan pertama tahun ini" dan kegiatan itu "sebagian besar dari China."
Kementerian Keamanan Negara China belum dapat dimintai komentar.
Juru bicara Departemen Luar Negeri China Geng Shuang menyampaikan laporan itu dalam konferensi pers regulernya pada Selasa. Ia mengatakan serangan dunia maya adalah tantangan umum yang dihadapi oleh semua negara.
"Laporan dan tuduhan itu dibuat tanpa fakta tetapi dengan motif tersembunyi," katanya. "Mereka tidak profesional dan tidak bertanggung jawab. Mereka hanya akan meningkatkan ketegangan dan persaingan, bukannya membantu melindungi keamanan umum dunia maya."
Laporan Sydney Morning Herald muncul setelah sambutan Wakil Presiden AS Mike Pence baru-baru ini di KTT Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik (APEC). Ia menuduh Beijing melakukan pencurian kekayaan intelektual.
Negara-negara Barat telah lama menuduh China mencuri kekayaan intelektual serta rahasia komersial dan militer, yang segera dibantah oleh Beijing. Dalam beberapa tahun terakhir, China telah meningkatkan upaya untuk menciptakan sendiri teknologi yang canggih untuk mengejar negara-negara berteknologi tinggi lainnya, seperti AS dan Jerman.
Pada 2015, Presiden China Xi Jinping membuat perjanjian dengan mantan Presiden AS Barack Obama untuk menghentikan spionase dunia maya. Setelah itu, para ahli keamanan siber mengatakan ada penurunan dalam peretasan China.
Namun, awal bulan ini seorang pejabat intelijen AS mengatakan China telah melanggar perjanjian tersebut.
(prm) Next Article Perang Dagang Makin Panas, China Setop Impor Daging Australia
Penyelidikan oleh stasiun televisi Australia, Nine News dan Fairfax Media yang merupakan pemilik Sydney Morning Herald, menemukan bahwa Kementerian Keamanan Negara China bertanggung jawab atas apa yang disebut "Operation Cloud Hopper." Ini adalah gelombang serangan yang dideteksi oleh Australia dan para mitranya dalam aliansi berbagi intelijen "Five Eyes" yang terdiri dari Amerika Serikat (AS), Inggris, Selandia Baru, dan Kanada.
Sumber senior pemerintah Australia mengatakan kepada Sydney Morning Herald bahwa kegiatan China adalah "upaya yang konstan dan signifikan" untuk mencuri kekayaan intelektual. Sedangkan yang lain mengatakan perusahaan lokal dan universitas belum cukup memperkuat keamanan siber (cybersecurity) mereka terhadap serangan seperti itu, menurut surat kabar tersebut, dilansir dari CNBC International.
Kementerian Keamanan Negara China belum dapat dimintai komentar.
![]() |
"Laporan dan tuduhan itu dibuat tanpa fakta tetapi dengan motif tersembunyi," katanya. "Mereka tidak profesional dan tidak bertanggung jawab. Mereka hanya akan meningkatkan ketegangan dan persaingan, bukannya membantu melindungi keamanan umum dunia maya."
Laporan Sydney Morning Herald muncul setelah sambutan Wakil Presiden AS Mike Pence baru-baru ini di KTT Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik (APEC). Ia menuduh Beijing melakukan pencurian kekayaan intelektual.
Negara-negara Barat telah lama menuduh China mencuri kekayaan intelektual serta rahasia komersial dan militer, yang segera dibantah oleh Beijing. Dalam beberapa tahun terakhir, China telah meningkatkan upaya untuk menciptakan sendiri teknologi yang canggih untuk mengejar negara-negara berteknologi tinggi lainnya, seperti AS dan Jerman.
Pada 2015, Presiden China Xi Jinping membuat perjanjian dengan mantan Presiden AS Barack Obama untuk menghentikan spionase dunia maya. Setelah itu, para ahli keamanan siber mengatakan ada penurunan dalam peretasan China.
Namun, awal bulan ini seorang pejabat intelijen AS mengatakan China telah melanggar perjanjian tersebut.
(prm) Next Article Perang Dagang Makin Panas, China Setop Impor Daging Australia
Most Popular