Dua Cara Pemerintah Agar B20 100% Efektif di Tahun Depan
Samuel Pablo, CNBC Indonesia
19 November 2018 20:03

Jakarta, CNBC Indonesia- Pemerintah optimis implementasi program mandatori B20 akan efektif 100% di tahun depan.
Untuk itu, pemerintah melalui rapat koordinasi di kantor Kemenko Perekonomian telah sepakat untuk menyederhanakan jumlah titik penyaluran FAME kepada Pertamina menjadi hanya 25 titik.
Selain itu, Pertamina juga akan menyiapkan 2 floating storage di Balikpapan untuk mengatasi kendala logistik yang selama ini terjadi, terutama untuk distribusi ke Indonesia Timur.
Kedua hal ini akan berlaku efektif per 1 Januari 2019.
"25 titik membuat efektivitas dua kali lipat serta efisiensi, terdiri dari 3 atau 4 refinery unit dan sisanya Terminal BBM. Ini berlaku 1 Januari," ujar Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Rida Mulyana usai rapat di Kemenko Perekonomian, Senin (19/11/2018).
"Ke depannya kita ingin hanya 10 titik, tapi ini tergantung ketersediaan storage Pertamina kan," imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Harian Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) Paulus Tjakrawan mengaku progress pelaksanaan program B20 saat ini sudah bagus mencapai 90%, meskipun belum sempurna.
Paulus menambahkan, kebutuhan FAME untuk refinery unit Balikpapan, termasuk distribusi ke Indonesia Timur mencapai 120.000 kL per bulannya.
"Jadi dengan kapasitas kapal 35.000 kL, maka pengiriman [untuk 2 floating storage] sekitar dua minggu sekali," kata Paulus.
Menko Perekonomian Darmin Nasution menjelaskan, penyewaan floating storage membutuhkan waktu sehingga untuk berjalan optimal 100% kemungkinan baru akan terlihat di Januari.
"Itu kan tidak sekedar mengirim kapal ke floating storage, harus ada izinnya, macam-macam," kata Darmin.
Dia pun memastikan bahwa BU BBN selaku pemilik FAME yang akan menyewa floating storage milik Pertamina.
"Pemilik FAME yang menyewa, dan kita putuskan storage milik Pertamina karena dia sudah punya koordinat, sehingga bisa lebih pendek waktunya," jelas Menko.
(gus) Next Article B20 Tidak Efektif karena Spekulan, Benarkah?
Untuk itu, pemerintah melalui rapat koordinasi di kantor Kemenko Perekonomian telah sepakat untuk menyederhanakan jumlah titik penyaluran FAME kepada Pertamina menjadi hanya 25 titik.
Selain itu, Pertamina juga akan menyiapkan 2 floating storage di Balikpapan untuk mengatasi kendala logistik yang selama ini terjadi, terutama untuk distribusi ke Indonesia Timur.
"25 titik membuat efektivitas dua kali lipat serta efisiensi, terdiri dari 3 atau 4 refinery unit dan sisanya Terminal BBM. Ini berlaku 1 Januari," ujar Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Rida Mulyana usai rapat di Kemenko Perekonomian, Senin (19/11/2018).
"Ke depannya kita ingin hanya 10 titik, tapi ini tergantung ketersediaan storage Pertamina kan," imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Harian Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) Paulus Tjakrawan mengaku progress pelaksanaan program B20 saat ini sudah bagus mencapai 90%, meskipun belum sempurna.
Paulus menambahkan, kebutuhan FAME untuk refinery unit Balikpapan, termasuk distribusi ke Indonesia Timur mencapai 120.000 kL per bulannya.
"Jadi dengan kapasitas kapal 35.000 kL, maka pengiriman [untuk 2 floating storage] sekitar dua minggu sekali," kata Paulus.
Menko Perekonomian Darmin Nasution menjelaskan, penyewaan floating storage membutuhkan waktu sehingga untuk berjalan optimal 100% kemungkinan baru akan terlihat di Januari.
"Itu kan tidak sekedar mengirim kapal ke floating storage, harus ada izinnya, macam-macam," kata Darmin.
Dia pun memastikan bahwa BU BBN selaku pemilik FAME yang akan menyewa floating storage milik Pertamina.
"Pemilik FAME yang menyewa, dan kita putuskan storage milik Pertamina karena dia sudah punya koordinat, sehingga bisa lebih pendek waktunya," jelas Menko.
(gus) Next Article B20 Tidak Efektif karena Spekulan, Benarkah?
Most Popular