Global Bond Cair, Aset Inalum Menggelembung Jadi Rp 160 T

Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
16 November 2018 14:19
Dana obligasi global Inalum telah cair, aset Inalum menggelembung jadi Rp 160 T
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia- Setelah menerbitkan obligasi global sebesar US$ 4 miliar, kini aset PT Inalum (Persero) menjadi sebesar Rp 160 triliun.

"Aset kami awalnya Rp 100 triliun, tapi kemarin malam bertambah jadi Rp 160 triliun, karena utangnya dihitung masuk. Kami terima cash US$ 4 miliar (setara dengan Rp 60 triliun, kurs Rp 15.000/US$), tadi malam," ujar Direktur Utama PT Inalum (Persero) Budi Gunadi Sadikin saat dijumpai dalam sebuah diskusi di Jakarta, Jumat (16/11/2018).



Seperti diketahui sebelumnya, induk holding industri pertambangan ini memang telah menerbitkan obligasi global sebesar US$ 4 miliar yang akan dijadikan sumber pendanaan untuk merealisasikan pembayaran pengambilalihan saham PT Freeport Indonesia menjadi 51% milik negara. 

Budi menjelaskan, perusahaan tidak jadi meminjam perbankan untuk membayar akuisisi tersebut. Hal ini disebabkan, keuntungan dari menerbitkan obligasi adalah bunganya yang tetap.

"Bagusnya bonds itu kan bunganya fix, kalau perbankan bunganya tergantung LIBOR. Nah, sekarang tren bunga itu kan naik, jadi kami ingin dibikin tetap saja," tutur Budi.

Alasan kedua, lanjutnya, jika pinjam dari bank ada ada cicilan pokoknya, setiap 6 bulan atau setahun. Sedangkan kalau dalam bentuk obligasi kan pokoknya bayarnya di ujung, sehingga secara cashflow lebih bagus. 

"Awalnya kenapa kami mau pinjam sindikasi karena lebih gampang, obligasi itu susah sekali, apalagi ini besar. Eh, ternyata dapat semua obligasinya, malah permintaan oversubscribe," pungkas Budi.

Adapun, Berdasarkan data yang diperoleh CNBC Indonesia, Kamis (8/11/2018) obligasi tersebut memiliki empat tenor, yakni tiga tahun dengan nilai emisi US$ 1 miliar dengan kupon 5,5%, tenor lima tahun senilai US$ 1,25 miliar dengan kupon 6%, tenor 10 tahun senilai US$ 1 miliar dengan kupon 6,875%, dan tenor 30 tahun senilai US$ 750 juta dengan tingkat kupon 7,375%.

Pada saat penawaran obligasi global mengalami oversubscribe (kelebihan permintaan). Untuk obligasi dengan tenor tiga tahun, kelebihan permintaannya mencapai US$ 4,1 miliar, untuk tenor lima tahun oversubscribe mencapai US$ 5,5 miliar, untuk tenor 10 tahun, mengalami oversubcribe mencapai US$ 7,1 miliar, dan untuk tenor 30 tahun kelebihan permintaan mencapai US$ 3,7 miliar.

Adapun, untuk bank Joint Global Coordinators (JGC) dalam obligasi ini adalah BNP Paribas, Citi, dan MUFG, sedangkan perbankan yang bertindak sebagai Joint Book Runner (JBR) adalah BNP Paribas, CIMB, Citi, Maybank, MUFG, SMBC Nikko, dan Standard Chartered.

Selain itu, obligasi ini sudah mendapatkan rating Baa2 dari lembaga pemeringkat Moody's dan BBB- dari lembaga Fitch Ratings.
(gus) Next Article Smelter Freeport Tertunda Corona, Ini Kata Bos Inalum

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular