
Baja Lokal Dipakai Proyek Migas, Kepala SKK: Jangan Bocor!
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
09 November 2018 15:05

Jakarta, CNBC Indonesia- Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) baru saja menandatangani nota kesepahaman dengan Indonesian Iron & Steel Association (IISIA).
Kerja sama ini menekankan agar proyek-proyek di hulu migas meningkatkan kandungan dalam negeri dengan menggunakan bahan baku besi dan baja yang berasal dari produsen lokal. Tentu harganya bisa bersaing.
Meski demikian, Kepala SKK Migas menegaskan, agar bahan yang diproduksi oleh produsen lokal tersebut harus mengutamakan kualitas, tidak asal-asalan dibuat.
"Kualitas itu tidak boleh kompromi, misalnya pipa itu kan 50 meter di bawah laut, kualitasnya dikurangi, lalu kemudian bocor kan tekor kita, betulinnya itu mahal, dan masuk ke air," ujar Amien kepada media saat dijumpai di Jakarta, Jumat (9/11/2018).
Lebih lanjut, Amien mengatakan, ada sanksi yang akan diberikan jika produsen besi dan baja tidak mematuhi aturan yang disepakati. Tentu degan tidak dibeli hasil produksinya.
Adapun, Amien mengatakan, pihaknya akan melakukan sosialisasi kepada para Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) untuk menggunakan bahan baku di dalam negeri.
"Nanti dari tim SKK akan sosialisasi, terutama kepada KKKS yang akan punya proyek, yang penting bagi mereka diyakinkan kalau ini barang kualitasnya sudah memenuhi standard, harganya wajar, pengirimannya tepat waktu, yang utama kan itu. Setelah KKKS-nya dijelaskan gitu, terus ke vendornya," terang Amien.
Sebelumnya, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) bersama dengan Indonesian Iron and Steel Association (IISIA) menandatangani Nota Kesepahaman yang di dalamnya terdapat beberapa poin penting yakni terkait mekanisme penetapan harga wajar produksi dalam negeri serta adanya technical assistance dari IISIA kepada SKK Migas.
"Satu lagi langkah SKK Migas melakukan sinergi dengan para pelaku bisnis. Technical assistance ini penting mengingat saat ini SKK Migas sedang menghadapi proyek-proyek hulu migas kedepan agar penggunaan produk dalam negeri lebih optimal" ujar Kepala Divisi Pengelolaan Pengadaan Barang dan Jasa SKK Migas Erwin saat dijumpai di Jakarta, Jumat (9/10/2018).
Di sisi lain, Deputi Pengendalian Pengadaan SKK Migas Tunggal menyampaikan, SKK Migas sudah mulai meninggalkan cara tradisional dalam memperoleh sumber-sumber pengadaan, sampai saat ini telah banyak sinergi yang dilakukan dengan pelaku bisnis khususnya untuk komoditas-komoditas terbesar dalam pengeluaran biaya pada kegiatan usaha hulu migas.
"Dengan adanya kekompakan dari para pengusaha besi/baja dalam wadah lISIA, kami optimistis sinergi yang dilandasi trust dan win-win solution ini membuat industri migas dan industri besi/baja di Indonesia dapat maju bersama" pungkas Tunggal.
(gus) Next Article Efisiensi Hulu Migas, SKK Teken MoU dengan Asosiasi Baja
Kerja sama ini menekankan agar proyek-proyek di hulu migas meningkatkan kandungan dalam negeri dengan menggunakan bahan baku besi dan baja yang berasal dari produsen lokal. Tentu harganya bisa bersaing.
"Kualitas itu tidak boleh kompromi, misalnya pipa itu kan 50 meter di bawah laut, kualitasnya dikurangi, lalu kemudian bocor kan tekor kita, betulinnya itu mahal, dan masuk ke air," ujar Amien kepada media saat dijumpai di Jakarta, Jumat (9/11/2018).
Lebih lanjut, Amien mengatakan, ada sanksi yang akan diberikan jika produsen besi dan baja tidak mematuhi aturan yang disepakati. Tentu degan tidak dibeli hasil produksinya.
Adapun, Amien mengatakan, pihaknya akan melakukan sosialisasi kepada para Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) untuk menggunakan bahan baku di dalam negeri.
"Nanti dari tim SKK akan sosialisasi, terutama kepada KKKS yang akan punya proyek, yang penting bagi mereka diyakinkan kalau ini barang kualitasnya sudah memenuhi standard, harganya wajar, pengirimannya tepat waktu, yang utama kan itu. Setelah KKKS-nya dijelaskan gitu, terus ke vendornya," terang Amien.
Sebelumnya, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) bersama dengan Indonesian Iron and Steel Association (IISIA) menandatangani Nota Kesepahaman yang di dalamnya terdapat beberapa poin penting yakni terkait mekanisme penetapan harga wajar produksi dalam negeri serta adanya technical assistance dari IISIA kepada SKK Migas.
"Satu lagi langkah SKK Migas melakukan sinergi dengan para pelaku bisnis. Technical assistance ini penting mengingat saat ini SKK Migas sedang menghadapi proyek-proyek hulu migas kedepan agar penggunaan produk dalam negeri lebih optimal" ujar Kepala Divisi Pengelolaan Pengadaan Barang dan Jasa SKK Migas Erwin saat dijumpai di Jakarta, Jumat (9/10/2018).
Di sisi lain, Deputi Pengendalian Pengadaan SKK Migas Tunggal menyampaikan, SKK Migas sudah mulai meninggalkan cara tradisional dalam memperoleh sumber-sumber pengadaan, sampai saat ini telah banyak sinergi yang dilakukan dengan pelaku bisnis khususnya untuk komoditas-komoditas terbesar dalam pengeluaran biaya pada kegiatan usaha hulu migas.
"Dengan adanya kekompakan dari para pengusaha besi/baja dalam wadah lISIA, kami optimistis sinergi yang dilandasi trust dan win-win solution ini membuat industri migas dan industri besi/baja di Indonesia dapat maju bersama" pungkas Tunggal.
(gus) Next Article Efisiensi Hulu Migas, SKK Teken MoU dengan Asosiasi Baja
Most Popular