
Temui Jokowi, Bos ExxonMobil Puji Skema Gross Split
Arys Aditya, CNBC Indonesia
08 November 2018 12:42

Jakarta, CNBC Indonesia - CEO ExxonMobil Darren Woods menemuiĀ Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (8/11/2018). Jokowi didampingi Menko Kemaritiman Luhut Pandjaitan dan Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arcandra Tahar.
Dalam kesempatan itu, Jokowi berharap ExxonMobil meningkatkan investasi di Indonesia. Sebagai tindak lanjut, ExxonMobil bersiap masuk ke industri hilir dengan produk berupa pelumas. "Sekarang masih ngurus izin-izin," ujar Arcandra.
Ia mengungkapkan ExxonMobil memberikan banyak masukan mengenai proses perizinan dan birokrasi di Indonesia. ExxonMobil, kata Arcandra, mengapresiasi reformasi yang dilakukan oleh Indonesia.
Secara spesifik, Arcandra menyebut CEO ExxonMobil sangat mengapresiasi skema kontrak migas gross split. Sebuah skema yang banyak menuai kritikan dari pelaku industri.
"Mereka sangat appreciate bahwa dari sisi regulasi kita yang sudah berdasarkan pada simplicity, efficiency, dan certainty. Gross split yang basisnya adalah tiga hal itu dan Pak Darren bilang itu sejalan dengan culture di AS yang sangat mengapresiasi certainty, efficiency, dan simplicity."
Lebih lanjut, Arcandra menjelaskan poduksi minyak ExxonMobil saat ini sudah jauh dari target. Semua ditargetkan produksi 180 ribu barel per hari, sekarang meningkat menjadi 270 ribu barel per hari.
"Kemudian juga ada potensi yang Insya Allah akan mereka laporkan November ini. Ada potensi penambahan cadangan yang mungkin ini jadi berita baik buat kita juga," kata Arcandra yang juga mantan menteri ESDM tersebut.
(miq/miq) Next Article ESDM Antisipasi Kenaikan Harga Minyak
Dalam kesempatan itu, Jokowi berharap ExxonMobil meningkatkan investasi di Indonesia. Sebagai tindak lanjut, ExxonMobil bersiap masuk ke industri hilir dengan produk berupa pelumas. "Sekarang masih ngurus izin-izin," ujar Arcandra.
Secara spesifik, Arcandra menyebut CEO ExxonMobil sangat mengapresiasi skema kontrak migas gross split. Sebuah skema yang banyak menuai kritikan dari pelaku industri.
"Mereka sangat appreciate bahwa dari sisi regulasi kita yang sudah berdasarkan pada simplicity, efficiency, dan certainty. Gross split yang basisnya adalah tiga hal itu dan Pak Darren bilang itu sejalan dengan culture di AS yang sangat mengapresiasi certainty, efficiency, dan simplicity."
Lebih lanjut, Arcandra menjelaskan poduksi minyak ExxonMobil saat ini sudah jauh dari target. Semua ditargetkan produksi 180 ribu barel per hari, sekarang meningkat menjadi 270 ribu barel per hari.
"Kemudian juga ada potensi yang Insya Allah akan mereka laporkan November ini. Ada potensi penambahan cadangan yang mungkin ini jadi berita baik buat kita juga," kata Arcandra yang juga mantan menteri ESDM tersebut.
(miq/miq) Next Article ESDM Antisipasi Kenaikan Harga Minyak
Most Popular