
Internasional
Lagi, Trump Marah-marah ke Bos The Fed Jerome Powell
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
24 October 2018 11:40

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump secara langsung menuduh Gubernur Federal Reserve Jerome Powell bertindak membahayakan ekonomi negara itu karena menaikkan suku bunga acuan, The Wall Street Journal melaporkan, yang dikutip CNBC International.
"Saya katakan: Saya sangat tidak senang pada the Fed karena [mantan Presiden Barack] Obama bisa memiliki tingkat suku bunga nol," kata Trump kepada Journal, Selasa (23/10/2018). "Setiap kali kami melakukan hal hebat, dia menaikkan suku bunga."
Presiden mengatakan Powell "hampir terlihat seperti senang menaikkan tingkat suku bunga," namun, menurut Journal, Trump menolak memaparkan maksud perkataannya.
Trump mengakui bahwa The Fed secara tradisional tidak bisa dipengaruhi oleh politik, namun dia tetap saja melayangkan kritiknya dan membandingkan kinerja ekonomi AS saat ini sebagai sebuah kompetisi antara dirinya dan mantan Presiden Barack Obama, menurut Journal.
Sebagai bank sentral AS, misi Federal Reserve adalah untuk menyelaraskan tingkat suku bunga acuan dengan tujuan akhir untuk memaksimalkan lapangan pekerjaan dan menekan inflasi. The Fed secara tradisional diberikan kebebasan dari pengaruh presiden sehingga bank sentral dapat menjalankan 'dua mandatnya' itu tanpa dipengaruhi oleh kekuatan politik.
The Fed telah menaikkan suku bunga tiga kali tahun ini karena ekonomi AS telah tumbuh kuat, dan diperkirakan akan menaikkan tingkat suku bunga satu kali lagi sebelum akhir tahun.
"Bagaimana kalian bisa bersaing dengan itu? Dan Obama, ingat ini, ini sangat penting, (di masa pemerintahan) Obama memiliki suku bunga nol," kata Trump pada Journal, hari Selasa.
Obama menjabat setelah terjadinya masa Great Recession atau Resesi Besar-besaran terjadi di Desember 2007. Bank sentral AS pada masa itu menekan tingkat suku bunga ke rekor terendah dalam sejarah, dan mengambil beberapa langkah tambahan, berupaya menyuntikkan uang ke dalam perekonomian yang kacau.
The Fed menolak berkomentar ketika dihubungi CNBC sementara Gedung Putih tidak merespons CNBC.
Trump: 'Mungkin' saya menyesal menominasikan Powell
Saat ditanya apakah Trump menyesal menominasikan Powell menjadi pemimpin Fed, dia mengatakan kepada Journal: "Terlalu dini untuk mengatakan sesuatu, tapi mungkin iya."
Sementara itu, Powell telah mengatakan bahwa baik dia maupun bank sentral tidak akan membiarkan komentar tajam Trump memengaruhi mereka.
"Fokus saya pada dasarnya adalah mengendalikan apa yang tidak bisa dikendalikan. Kami mengendalikan apa yang perlu," kata Powell dalam sesi tanya jawab dengan Judy Woodruff dari PBS bulan ini.
Bulan ini juga Trump melayangkan komplainnya dan mengatakan Fed "mulai gila" karena mengetatkan kebijakan ekonominya. Pernyataannya mendesak Managing Director Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde dan pejabat lainnya untuk membela Powell dan pengambilan keputusan oleh The Fed.
"Saya tidak akan menyamakan Jay Powell dengan kegilaan. Tidak, tidak, dia datang, dan anggota dewannya, karena sangat serius, solid, dan pasti ingin mendasarkan keputusan mereka pada informasi aktual," kata Lagarde, berbicara kepada CNBC di Bali, Indonesia.
(prm) Next Article Kerut Kening Bos The Fed Saat Uraikan Kondisi Ekonomi AS
"Saya katakan: Saya sangat tidak senang pada the Fed karena [mantan Presiden Barack] Obama bisa memiliki tingkat suku bunga nol," kata Trump kepada Journal, Selasa (23/10/2018). "Setiap kali kami melakukan hal hebat, dia menaikkan suku bunga."
Presiden mengatakan Powell "hampir terlihat seperti senang menaikkan tingkat suku bunga," namun, menurut Journal, Trump menolak memaparkan maksud perkataannya.
Sebagai bank sentral AS, misi Federal Reserve adalah untuk menyelaraskan tingkat suku bunga acuan dengan tujuan akhir untuk memaksimalkan lapangan pekerjaan dan menekan inflasi. The Fed secara tradisional diberikan kebebasan dari pengaruh presiden sehingga bank sentral dapat menjalankan 'dua mandatnya' itu tanpa dipengaruhi oleh kekuatan politik.
The Fed telah menaikkan suku bunga tiga kali tahun ini karena ekonomi AS telah tumbuh kuat, dan diperkirakan akan menaikkan tingkat suku bunga satu kali lagi sebelum akhir tahun.
![]() |
Obama menjabat setelah terjadinya masa Great Recession atau Resesi Besar-besaran terjadi di Desember 2007. Bank sentral AS pada masa itu menekan tingkat suku bunga ke rekor terendah dalam sejarah, dan mengambil beberapa langkah tambahan, berupaya menyuntikkan uang ke dalam perekonomian yang kacau.
The Fed menolak berkomentar ketika dihubungi CNBC sementara Gedung Putih tidak merespons CNBC.
Trump: 'Mungkin' saya menyesal menominasikan Powell
Saat ditanya apakah Trump menyesal menominasikan Powell menjadi pemimpin Fed, dia mengatakan kepada Journal: "Terlalu dini untuk mengatakan sesuatu, tapi mungkin iya."
Sementara itu, Powell telah mengatakan bahwa baik dia maupun bank sentral tidak akan membiarkan komentar tajam Trump memengaruhi mereka.
"Fokus saya pada dasarnya adalah mengendalikan apa yang tidak bisa dikendalikan. Kami mengendalikan apa yang perlu," kata Powell dalam sesi tanya jawab dengan Judy Woodruff dari PBS bulan ini.
Bulan ini juga Trump melayangkan komplainnya dan mengatakan Fed "mulai gila" karena mengetatkan kebijakan ekonominya. Pernyataannya mendesak Managing Director Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde dan pejabat lainnya untuk membela Powell dan pengambilan keputusan oleh The Fed.
"Saya tidak akan menyamakan Jay Powell dengan kegilaan. Tidak, tidak, dia datang, dan anggota dewannya, karena sangat serius, solid, dan pasti ingin mendasarkan keputusan mereka pada informasi aktual," kata Lagarde, berbicara kepada CNBC di Bali, Indonesia.
(prm) Next Article Kerut Kening Bos The Fed Saat Uraikan Kondisi Ekonomi AS
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular