4 Tahun Pemerintahan Jokowi-JK

Di Balik 'Hantu' Inflasi Rendah Rezim Jokowi-JK

Muhammad Iqbal, CNBC Indonesia
22 October 2018 11:17
Inflasi Rendah, Bagaimana Kondisi Daya Beli Masyarakat?
Foto: Ilustrasi Pengisian BBM di SPBU Pertamina (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Pengamat ekonomi dari ADB Institute Eric Sugandhi menilai tren inflasi rendah dalam beberapa tahun terakhir disebabkan oleh kombinasi dari beberapa faktor.

Pertama, perubahan skema subsidi energi dan penetapan harga bahan bakar minyak (BBM). Menurut Eric, skema subsidi energi yang diperkenalkan sejak awal 2015 telah membuat tekanan inflasi dari kenaikan harga BBM tidak sebesar dengan mekanisme lama.

Maksudnya, mekanisme perubahan harga saat ini berkala, namun kenaikannya gradual/tidak langsung besar dari sisi jumlah. Sementara skmea lama yang one-off dengan jumlah yang relatif besar.

"Kenaikan yang gradual memberikan kesempatan bagi para pelaku usaha dan rumah tangga untuk menyesuaikan ekspektasi mereka terhadap kenaikan inflasi akibat kenaikan harga BBM, misalnya perusahaan-perusahaan tidak perlu menaikkan harga produk mereka mark up yang terlalu besar," kata Eric kepada CNBC Indonesia.

Kedua, pelemahan daya beli masyarakat dalam beberapa tahun terakhir. Hal itu, menurut Eric, disebabkan penurunan harga komoditas energi (sebelum berangsur naik mulai tahun lalu), kenaikan harga administered prices (tarif dasar listrik, BBM), dan melambatnya aktivitas ekonomi.

Kendati demikian, Eric menjelaskan daya beli masyarakat mulai membaik pada kuartal II 2018. Ini karena pemerintah memberikan bantuan sosial dan tunjangan hari raya serta tidak menaikkan harga BBM bersubsidi.

Ketiga, kebijakan pemerintah menahan harga BBM bersubsidi walau harga minyak naik. Kebijakan itu bukannya tanpa risiko.

"Walau ada trade off ke membesarnya defisit neraca transaksi berjalan (CAD) dan tekanan terhadap neraca keuangan Pertamina," ujar Eric.

Keempat, lanjut Eric, kebijakan pemerintah menjaga stabilitas harga pangan, di antaranya dengan impor beberapa komoditas pangan.

Lebih lanjut, dia mengatakan, dari sisi moneter, Bank Indonesia (BI) juga mendukung pencapaian tren inflasi rendah dengan kebijakan moneter yang baik disertai penjagaan terhadap volatilitas rupiah.

"Dengan volatilitas rupiah yang dijaga agar tidak terlalu besar, perusahaan-perusahaan yang menggunakan komponen impor relatif punya kesempatan untuk menyesuaikan budget produksi mereka walau rupiah melemah," kata Eric.

Di Balik Inflasi Rendah Rezim Jokowi-JKFoto: Infografis/Sabar, Wajar Jokowi Bimbang Naikkan Harga BBM/Arie Pratama
(miq/dru)

Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular