Internasional
Mendag: Negosiasi Dagang AS-China Dihentikan Sementara
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
18 October 2018 15:17

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Perdagangan Amerika Serikat (AS) Wilbur Ross pada hari Rabu (18/10/2018) mengatakan pembicaraan perdagangan Amerika Serikat (AS)-China sedang hiatus atau dihentikan sementara.
"Saya tidak tahu bahwa saya akan menyebutnya kebuntuan berkelanjutan. Kami ada di mana kami berada. Dan dalam negosiasi, ada pasang surut," kata Ross. "Ada hiatus dan ada lebih banyak periode aktif. Jadi, sepertinya kita sedang dalam keadaan hiatus sekarang."
Presiden Donald Trump, dalam sebuah wawancara di Fox Business Network tidak lama setelah itu, mengatakan dia tidak yakin kedua negara siap untuk mulai berbicara lagi.
"Mereka ingin membuat kesepakatan. Saya katakan kalian belum siap," kata Trump. "Anda belum siap karena lihat, mereka telah mengambil US$500 miliar per tahun dari negara kami. Sudah saatnya kita berhenti."
AS dan China, dua ekonomi terbesar dunia, telah terlibat dalam perang dagang selama berbulan-bulan. Pada hari Minggu, penasihat ekonomi utama presiden Larry Kudlow mengatakan hubungan antara kedua negara "belum positif akhir-akhir ini."
Pada bulan Agustus, seorang pejabat senior pemerintah mengatakan kepada CNBC bahwa ada "nol" keterlibatan dengan China meskipun ada laporan bahwa kedua negara meningkatkan pembicaraan.
Pejabat Amerika dan China telah menyarankan agar para pemimpin kedua negara dapat mempercepat pembicaraan pada KTT G-20 mendatang di Argentina. Ditanya tentang kemungkinan itu, Ross menyarankan bahwa tidak mungkin banyak yang akan dicapai di sana.
"Pertemuan para pemimpin dunia di G-20 tidak pernah mencapai detail yang sangat besar," kata Ross.
"Anda tidak dapat membuat perjanjian perdagangan ribuan halaman dalam satu jam," tambahnya.
Komentar Ross muncul ketika pemerintah Trump mengumumkan bahwa pihaknya bermaksud untuk menarik AS keluar dari perjanjian pos Perserikatan Bangsa-Bangsa yang berusia 144 tahun karena pemerintah mengatakan perjanjian itu memberi negara, termasuk China, keuntungan yang tidak adil bagi para pengirim domestik termasuk Layanan Pos AS.
Selama wawancara, Ross juga mengatakan bahwa China mungkin memiliki motivasi politik untuk membatalkan kesepakatan senilai US$44 miliar antara pembuat chip Amerika, Qualcomm dan NXP selama musim panas. Qualcomm berencana untuk mengakuisisi NPX, tetapi mengakhiri kesepakatan setelah regulator China tidak memberikan persetujuan.
"Orang China mengatakan itu tidak terkait dengan sengketa perdagangan, tetapi Anda tidak pernah tahu," kata Ross, melansir CNBC International. "Yang saya tahu adalah semua orang menyetujui, tapi mereka menolaknya."
Para pejabat China mengatakan keputusan untuk tidak menandatangani kesepakatan itu terbatas pada penegakan hukum antimonopoli, dan tidak ada hubungannya dengan Amerika Serikat.
(prm) Next Article Buka Jalan Damai Dagang, Wakil Menteri China Kunjungi AS
"Saya tidak tahu bahwa saya akan menyebutnya kebuntuan berkelanjutan. Kami ada di mana kami berada. Dan dalam negosiasi, ada pasang surut," kata Ross. "Ada hiatus dan ada lebih banyak periode aktif. Jadi, sepertinya kita sedang dalam keadaan hiatus sekarang."
Presiden Donald Trump, dalam sebuah wawancara di Fox Business Network tidak lama setelah itu, mengatakan dia tidak yakin kedua negara siap untuk mulai berbicara lagi.
AS dan China, dua ekonomi terbesar dunia, telah terlibat dalam perang dagang selama berbulan-bulan. Pada hari Minggu, penasihat ekonomi utama presiden Larry Kudlow mengatakan hubungan antara kedua negara "belum positif akhir-akhir ini."
Pada bulan Agustus, seorang pejabat senior pemerintah mengatakan kepada CNBC bahwa ada "nol" keterlibatan dengan China meskipun ada laporan bahwa kedua negara meningkatkan pembicaraan.
![]() |
"Pertemuan para pemimpin dunia di G-20 tidak pernah mencapai detail yang sangat besar," kata Ross.
"Anda tidak dapat membuat perjanjian perdagangan ribuan halaman dalam satu jam," tambahnya.
Komentar Ross muncul ketika pemerintah Trump mengumumkan bahwa pihaknya bermaksud untuk menarik AS keluar dari perjanjian pos Perserikatan Bangsa-Bangsa yang berusia 144 tahun karena pemerintah mengatakan perjanjian itu memberi negara, termasuk China, keuntungan yang tidak adil bagi para pengirim domestik termasuk Layanan Pos AS.
Selama wawancara, Ross juga mengatakan bahwa China mungkin memiliki motivasi politik untuk membatalkan kesepakatan senilai US$44 miliar antara pembuat chip Amerika, Qualcomm dan NXP selama musim panas. Qualcomm berencana untuk mengakuisisi NPX, tetapi mengakhiri kesepakatan setelah regulator China tidak memberikan persetujuan.
"Orang China mengatakan itu tidak terkait dengan sengketa perdagangan, tetapi Anda tidak pernah tahu," kata Ross, melansir CNBC International. "Yang saya tahu adalah semua orang menyetujui, tapi mereka menolaknya."
Para pejabat China mengatakan keputusan untuk tidak menandatangani kesepakatan itu terbatas pada penegakan hukum antimonopoli, dan tidak ada hubungannya dengan Amerika Serikat.
(prm) Next Article Buka Jalan Damai Dagang, Wakil Menteri China Kunjungi AS
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular