Internasional

Legalkan Ganja, Ekonomi Kanada Raup Rp 16 T

Bernhart Farras, CNBC Indonesia
17 October 2018 16:30
Kanada melegalkan penjualan dan penggunaan ganja untuk kesehatan.
Foto: REUTERS/Chris Wattie
Ottawa, CNBC Indonesia - Hampir satu abad setelah larangan pemakaian ganja diterapkan Kanada menjadi negara besar di Barat yang pertama melegalkan dan mengatur penjualan dan penggunaan ganja untuk kesehatan, Rabu (17/10/2018).

Perubahan itu dipuji oleh penggemar ganja atau biasa disebut dengan kanabis atau mariyuana. Saham-saham industri terkait melambung di bursa saham Toronto dan New York. Namun, penggunaan mariyuana untuk kesehatan masih dipertanyakan oleh beberapa profesional di bidang kesehatan dan politisi oposisi.



"Kami tidak mengesahkan ganja karena kami pikir itu baik untuk kesehatan kami. Kami melakukannya karena kami tahu itu tidak baik untuk anak-anak kita," kata Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau pada malam menjelang reformasi itu.

"Kami tahu, kami harus melakukan pekerjaan yang lebih baik untuk melindungi anak-anak kami dan untuk menghilangkan atau secara besar-besaran mengurangi keuntungan yang masuk kepada kejahatan terorganisir."

The Cannabis Act memenuhi janji Trudeau yang dibuat dalam kampanye pemilu 2015 di mana Kanada menjadi negara kedua setelah Uruguay yang melegalkan bahan tersebut.

Pelaksanaannya akan diteliti dan dibedah oleh Kanada menjelang pemilihan berikutnya pada 2019, serta negara-negara lain yang telah dikatakan perdana menteri mungkin akan mengikutinya jika langkah itu terbukti berhasil.

Pada tahun 2013, Trudeau sendiri mengakui bahwa ia pernah mengisap ganja lima atau enam kali dalam hidupnya, termasuk di pesta makan malam dengan teman-teman setelah terpilih menjadi anggota parlemen.

Ia juga mengatakan almarhum saudaranya Michel menghadapi tuduhan kepemilikan ganja dalam "jumlah kecil" sebelum kematiannya dalam longsoran salju pada tahun 1998. Ini juga memengaruhi keputusannya dalam mengusulkan legalisasi kanabis.

Namun, kantor Trudeau mengatakan kepada AFP bahwa dia "tidak berencana untuk membeli atau mengonsumsi ganja setelah dilegalkan."

Secara total, Statistik di Kanada mengatakan 5,4 juta orang atau sekitar 15% dari populasi Kanada akan membeli ganja dari apotek legal pada 2018. Sekitar 4,9 juta sudah mengisapnya.

Legalkan Ganja, Ekonomi Kanada Untung Rp 16 TFoto: Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau. (REUTERS/Amr Alfiky)
Toko-toko di St. John's di provinsi pulau Atlantik di Newfoundland akan membuka pintu mereka untuk penggemar ganja pada 12:01 waktu setempat (09:31 WIB) pada Rabu.

"Saya akan mendapatkan variasi [produk] lebih banyak dibandingkan pedagang pasar gelap, jadi Anda akan memiliki lebih banyak pilihan di toko kami. Harga kami sangat sebanding," kata Thomas Clarke, pemilik toko THC Distribution, dilansir dari AFP.

Industri baru muncul

Berdasarkan peraturan baru, warga Kanada yang berusia 18 atau 19 tahun (segera berusia 21 tahun di Quebec) akan diizinkan untuk membeli hingga 30 gram ganja, dan menanam hingga empat tanaman di rumah.

Toko-toko eceran ganja milik swasta dan pemeirntah serta penjualan online telah didirikan di 13 provinsi dan teritori. Pertumbuhannya akan meningkat hingga 300 etalase pada akhir tahun, demikian prediksi pemerintah.

Penjualan derivatif seperti ganja yang dapat dimakan akan dilegalisasi pada tahun depan.

Untuk memenuhi permintaan, ratusan petani telah mendapatkan lisensi, beberapa di antaranya mengambil alih rumah kaca hortikultura dan florikultur.

Industri baru ini telah menarik miliaran pendanaan, minat dari pembuat minuman beralkohol serta minuman ringan seperti Constellation Brands dan Coca-Cola, yang telah menyatakan minatnya untuk mengembangkan minuman berganja.

Penjualan ganja diperkirakan akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi hingga US$1,1 miliar (Rp 16,7 triliun) dan menyediakan penerimaan pajak penghasilan sebesar US$400 juta bagi pemerintah, menurut Statistik Kanada.

Ilustrasi GanjaFoto: REUTERS/Chris Wattie
Ilustrasi Ganja
Pejabat kesehatan masyarakat berpendapat bahwa merokok ganja sama berbahayanya dengan tembakau, tetapi menyambut apa yang mereka sebut peluang legal untuk dialog terbuka.

Namun beberapa dokter tetap waspada. Diane Kelsall, editor kepala Canadian Medical Association Journal, menyebut legalisasi tersebut adalah "sebuah eksperimen nasional yang tidak terkendali di mana keuntungan produsen ganja dan pendapatan pajak benar-benar diadu dengan kesehatan warga Kanada."

Sementara itu, polisi, berebut untuk bersiap-siap dalam memperkirakan peningkatan pesat pada pengemudi yang berkendara di bawah pengaruh narkoba.

Belum jelas apakah kerangka kerja baru ini akan berhasil mengecilkan pasar gelap, karena harga untuk ganja ilegal telah jatuh pada tahun lalu ke rata-rata US$6,79 per gram. Sebagian besar penjual telah merencanakan untuk membebankan biaya lebih banyak.

Bill Blair, mantan kepala polisi di Toronto yang merupakan ujung tombak Trudeau untuk legalisasi ganja, tetap optimistis.



"Selama hampir satu abad, perusahaan kriminal memiliki kendali penuh atas pasar ini, 100% dari produksi dan distribusinya. Mereka mendapat untung dalam miliaran dolar setiap tahunnya," katanya kepada AFP.

"Tetapi fakta bahwa beberapa individu ingin berpegang teguh pada model pelarangan yang telah menyebabkan tingkat penggunaan ganja tertinggi di negara manapun di dunia sedikit mengejutkan saya," katanya.

Menurut survei terbaru Abacus Data yang dipublikasikan hari Senin, 70% warga Kanada menerima atau mendukung legalisasi ganja.
(prm) Next Article Ganja Legal di Kanada, Warga Antre Beli Sambil Menyanyi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular