
Bos IMF dan Annual Meetings yang Bagai Pesta Pernikahan
Prima Wirayani & Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
15 October 2018 09:06

Nusa Dua, CNBC Indonesia - Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde menyebut Pertemuan Tahunan IMF dan Bank Dunia atau IMF-WB Annual Meetings 2018 di Nusa Dua, Bali, 8-14 Oktober mengingatkannya pada sebuah pesta perkawinan.
Dalam konferens pers penutupan pertemuan akbar tersebut, Ahad (14/10/2018), Lagarde bercerita tentang kiprah panitia yang telah mulai bekerja keras mempersiapkan acara tersebut sejak tiga tahun lalu.
Ia pun meminta pihak-pihak dari IMF, Bank Dunia, pemerintah dan Bank Indonesia (BI) tersebut untuk berdiri dan menerima ucapan terima kasihnya.
Konferensi pers itu dihadiri juga oleh Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, dan Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo.
"Anda telah betul-betul melakukan pekerjaan yang baik di bawah kepemimpinan Pak Luhut, Sri Mulyani, Gubernur Perry, dan dengan dukungan Presiden Jokowi," ucapnya.
Ia mengatakan ketika acara tersebut selesai, ia jadi teringat pada ucapan mengenai upacara pernikahan.
"Kita mempersiapkannya cukup lama, lalu berlangsung dengan lancar, dan Anda berkenalan dengan banyak teman baru, keluarga baru, lalu tiba-tiba saja semuanya selesai dan Anda ingin melakukannya sekali lagi," kata mantan menteri keuangan Prancis itu yang sontak disambut tawa dan tepuk tangan para hadirin.
"Itulah yang saya rasakan saat ini. Saya ingin mengulanginya lagi tetapi saya merasa sedikit lelah," tambahnya.
Lagarde menyebut beberapa hal yang berkesan baginya selama perhelatan salah satu pertemuan ekonomi terbesar di dunia itu. Beberapa di antaranya adalah kunjungannya ke Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), mengunjungi korban gempa, menanam kembali koral di pantai Nusa Dua, serta pidato Presiden Joko Widodo saat plenary meeting hari Jumat lalu.
Jokowi dalam pidatonya menggunakan jalan cerita film seri Game of Thrones untuk menggambarkan situasi perekonomian global saat ini yang diwarnai ketegangan perdagangan di beberapa negara maju. Ia menyebut "Winter is coming" sebagai metafora meningkatnya risiko ekonomi global ke depannya.
Pidatonya itu mendapat pujian dari Jim maupun Lagarde yang menyebut Jokowi telah menaikkan standar penyampaian pidato di pertemuan tahunan IMF-WB.
"Saya ingin mengucapkan terima kasih dari lubuk hati yang paling dalam kepada Indonesia. IMF adalah teman Indonesia yang berdiri di sini saat senang dan susah," kata Lagarde mengakhiri keterangan persnya.
Ia langsung disambut oleh Luhut dengan jabat tangan dan rangkulan hangat yang disertai ciuman di pipi kiri dan kanan Lagarde.
Retorika Jokowi
Sebagaimana dijelaskan di awal, Jokowi menganalogikan kondisi perekonomian global saat ini layaknya serial televisi Game of Thrones (GoT). Setiap negara perlu bersiap karena akan dihadapkan pada musim salju berkepanjangan.
Frasa 'winter is coming' yang digunakan kepala negara, disampaikan di depan delegasi IMF-WB Annual Meetings di Nusa Dua, Bali. Tak sedikit, pemimpin negara yang mengapresiasi retorika pidato Presiden.
Dalam konferensi pers akhir pelaksanaan Annual Meetings IMF - World Bank, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, 'musim salju yang berkepanjangan' memang akan datang ke sejumlah negara maju.
"Musim dingin akan datang di AS, Cina, Jepang, dan Eropa. Musim dingin akan datang ke sana," kata Sri Mulyani.
Namun, Sri Mulyani menambahkan, "Kami ingin memberi Anda dan memberikan Anda cinta yang hangat dan semangat dari Bali untuk menciptakan perlindungan terhadap musim dingin Anda di sana," ujarnya.
Sri Mulyani mengatakan, pelaksanaan IMF-WB Annual Meetings di Bali ingin memberikan pesan kepada seluruh dunia, bahwa koordinasi dan kerja sama antar negara menjadi sangat penting agar tetap bertahan di tengah musim salju berkepanjangan.
"Tolong pertahankan semangat koordinasi dari Bali agar kita bisa bertahan di musim dingin," tegas mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu.
(miq/miq) Next Article Gempa-Tsunami di Sulawesi Tengah tidak Ganggu IMF-WB Meeting
Dalam konferens pers penutupan pertemuan akbar tersebut, Ahad (14/10/2018), Lagarde bercerita tentang kiprah panitia yang telah mulai bekerja keras mempersiapkan acara tersebut sejak tiga tahun lalu.
Ia pun meminta pihak-pihak dari IMF, Bank Dunia, pemerintah dan Bank Indonesia (BI) tersebut untuk berdiri dan menerima ucapan terima kasihnya.
![]() |
"Anda telah betul-betul melakukan pekerjaan yang baik di bawah kepemimpinan Pak Luhut, Sri Mulyani, Gubernur Perry, dan dengan dukungan Presiden Jokowi," ucapnya.
Ia mengatakan ketika acara tersebut selesai, ia jadi teringat pada ucapan mengenai upacara pernikahan.
"Kita mempersiapkannya cukup lama, lalu berlangsung dengan lancar, dan Anda berkenalan dengan banyak teman baru, keluarga baru, lalu tiba-tiba saja semuanya selesai dan Anda ingin melakukannya sekali lagi," kata mantan menteri keuangan Prancis itu yang sontak disambut tawa dan tepuk tangan para hadirin.
"Itulah yang saya rasakan saat ini. Saya ingin mengulanginya lagi tetapi saya merasa sedikit lelah," tambahnya.
Lagarde menyebut beberapa hal yang berkesan baginya selama perhelatan salah satu pertemuan ekonomi terbesar di dunia itu. Beberapa di antaranya adalah kunjungannya ke Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), mengunjungi korban gempa, menanam kembali koral di pantai Nusa Dua, serta pidato Presiden Joko Widodo saat plenary meeting hari Jumat lalu.
Jokowi dalam pidatonya menggunakan jalan cerita film seri Game of Thrones untuk menggambarkan situasi perekonomian global saat ini yang diwarnai ketegangan perdagangan di beberapa negara maju. Ia menyebut "Winter is coming" sebagai metafora meningkatnya risiko ekonomi global ke depannya.
Pidatonya itu mendapat pujian dari Jim maupun Lagarde yang menyebut Jokowi telah menaikkan standar penyampaian pidato di pertemuan tahunan IMF-WB.
"Saya ingin mengucapkan terima kasih dari lubuk hati yang paling dalam kepada Indonesia. IMF adalah teman Indonesia yang berdiri di sini saat senang dan susah," kata Lagarde mengakhiri keterangan persnya.
Ia langsung disambut oleh Luhut dengan jabat tangan dan rangkulan hangat yang disertai ciuman di pipi kiri dan kanan Lagarde.
Retorika Jokowi
Sebagaimana dijelaskan di awal, Jokowi menganalogikan kondisi perekonomian global saat ini layaknya serial televisi Game of Thrones (GoT). Setiap negara perlu bersiap karena akan dihadapkan pada musim salju berkepanjangan.
Frasa 'winter is coming' yang digunakan kepala negara, disampaikan di depan delegasi IMF-WB Annual Meetings di Nusa Dua, Bali. Tak sedikit, pemimpin negara yang mengapresiasi retorika pidato Presiden.
Dalam konferensi pers akhir pelaksanaan Annual Meetings IMF - World Bank, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, 'musim salju yang berkepanjangan' memang akan datang ke sejumlah negara maju.
"Musim dingin akan datang di AS, Cina, Jepang, dan Eropa. Musim dingin akan datang ke sana," kata Sri Mulyani.
Namun, Sri Mulyani menambahkan, "Kami ingin memberi Anda dan memberikan Anda cinta yang hangat dan semangat dari Bali untuk menciptakan perlindungan terhadap musim dingin Anda di sana," ujarnya.
Sri Mulyani mengatakan, pelaksanaan IMF-WB Annual Meetings di Bali ingin memberikan pesan kepada seluruh dunia, bahwa koordinasi dan kerja sama antar negara menjadi sangat penting agar tetap bertahan di tengah musim salju berkepanjangan.
"Tolong pertahankan semangat koordinasi dari Bali agar kita bisa bertahan di musim dingin," tegas mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu.
(miq/miq) Next Article Gempa-Tsunami di Sulawesi Tengah tidak Ganggu IMF-WB Meeting
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular