Duh! IMF Minta Iuran Naik, Kenapa?
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
13 October 2018 15:55

Nusa Dua, CNBC Indonesia - Dana Moneter Internasional (International Monetery Fund/IMF) mendorong kepada sejumlah negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, untuk meningkatkan pembayaran iuran wajib.
Hal tersebut dikemukakan Executive Director IMF Juda Agung dalam konferensi pers di sela-sela rangkaian Annual Meetings IMF - World Bank 2018 di Nusa Dua, Bali, Sabtu (13/10/2018).
"IMF harus memperkuat resources dalam bentuk penambahan kuota atau iuran tambahan. Ini sudah menjadi agenda general review of quota," kata Juda.
"[...] IMF perlu perkuat resources-nya, in case terjadi sebuah krisis global lagi. Karena pasti banyak yang meminta bantuan kepaada IMF," jelasnya
Berdasarkan catatan IMF, ada beberapa negara yang jumlah iuran-nya masih lebih rendah dari yang seharusnya seperti China, India, Brasil, termasuk Indonesia. Diharapkan, jumlah tersebut dapat ditingkatkan.
"Kami dorong agar bisa disesuaikan kepemilikan atau saham kuotanya dinaikkan. Di Annual Meeting belum ada deal, tapi ini target spring tahun depan, April paling lambat," kata Juda.
"Paling lambat, di Annual Meeting tahun depan karena waktunya sudah mendesak. Saya mewakili 13 negara Southest Asia yang masih under representative, supaya kuota kita meningkat," jelasnya.
Sebagai informasi, 189 negara anggota IMF memang harus membayarkan iuran wajib yang nantinya akan menentukan kuota dan hak suara anggota di lembaga donor tersebut.
Indonesia resmi menjadi anggota IMF pada 1963, dan disahkan melalui Undang-Undang (UU)) 5/1954 tentang Keanggotaan Indonesia dari IMF dan International Bank for Reconstruction and Development (IBRD).
Setiap negara anggota memiliki kuota yang menggambarkan posisi relatif terhadap negara lainnya. Kuota ini membentuk dana cadangan yang dapat dipinjam oleh negara anggota yang sedang mengalami kesulitan dalam neraca pembayaran.
"Manfaat kuota ini menentukan keputusan yang harus diambil. Kemudian, akses kepada pendanaan akses keuangannya. Misalnya, skema pembiayaan dari IMF berapa persen yang bisa dimaksimumkan," jelasnya.
"Jadi ada exceptional. Itu akan menentukan seberapa besar sebuah negara bisa pinjam dari IMF," tambah Juda Agung.
(hps/hps) Next Article Gempa-Tsunami di Sulawesi Tengah tidak Ganggu IMF-WB Meeting
Hal tersebut dikemukakan Executive Director IMF Juda Agung dalam konferensi pers di sela-sela rangkaian Annual Meetings IMF - World Bank 2018 di Nusa Dua, Bali, Sabtu (13/10/2018).
"IMF harus memperkuat resources dalam bentuk penambahan kuota atau iuran tambahan. Ini sudah menjadi agenda general review of quota," kata Juda.
Berdasarkan catatan IMF, ada beberapa negara yang jumlah iuran-nya masih lebih rendah dari yang seharusnya seperti China, India, Brasil, termasuk Indonesia. Diharapkan, jumlah tersebut dapat ditingkatkan.
"Kami dorong agar bisa disesuaikan kepemilikan atau saham kuotanya dinaikkan. Di Annual Meeting belum ada deal, tapi ini target spring tahun depan, April paling lambat," kata Juda.
"Paling lambat, di Annual Meeting tahun depan karena waktunya sudah mendesak. Saya mewakili 13 negara Southest Asia yang masih under representative, supaya kuota kita meningkat," jelasnya.
Sebagai informasi, 189 negara anggota IMF memang harus membayarkan iuran wajib yang nantinya akan menentukan kuota dan hak suara anggota di lembaga donor tersebut.
Indonesia resmi menjadi anggota IMF pada 1963, dan disahkan melalui Undang-Undang (UU)) 5/1954 tentang Keanggotaan Indonesia dari IMF dan International Bank for Reconstruction and Development (IBRD).
Setiap negara anggota memiliki kuota yang menggambarkan posisi relatif terhadap negara lainnya. Kuota ini membentuk dana cadangan yang dapat dipinjam oleh negara anggota yang sedang mengalami kesulitan dalam neraca pembayaran.
"Manfaat kuota ini menentukan keputusan yang harus diambil. Kemudian, akses kepada pendanaan akses keuangannya. Misalnya, skema pembiayaan dari IMF berapa persen yang bisa dimaksimumkan," jelasnya.
"Jadi ada exceptional. Itu akan menentukan seberapa besar sebuah negara bisa pinjam dari IMF," tambah Juda Agung.
(hps/hps) Next Article Gempa-Tsunami di Sulawesi Tengah tidak Ganggu IMF-WB Meeting
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular