
Biaya Blok Masela Tak Wajar, ESDM Siap Pangkas Lagi
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
12 October 2018 17:17

Jakarta, CNBC Indonesia- Pemerintah memastikan untuk tidak segan memangkas biaya proyek Lapangan Abadi blok Masela, apabila biaya yang diajukan proyek tersebut melewati batas toleransi pemerintah.
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar mengatakan, pemerintah memiliki batas toleransi biaya tersebut, namun ia enggan menuturkan berapa besarannya. "Ada, batasnya pemerintah, ada. Kalau tidak benar cost-nya yang harus dipangkas," ujar Arcandra kepada media saat dijumpai di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (12/10/2018).
Lebih lanjut, Arcandra mengatakan, saat ini proyek Lapangan Abadi di blok Masela sedang dalam tahap pembahasan di tim Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).
"Nanti kalau sudah selesai akan dilaporkan ke saya," tambahnya.
Sebelumnya, Arcandra menuturkan, kajian awal atau Pre-FEED Blok Masela yang ditargetkan selesai pada September ini, akhirnya sudah selesai. Tetapi belum juga diserahkan ke pemerintah.
"Blok Masela sudah selesai kajian awalnya, cuma memang akan dirapatkan lagi dengan SKK Migas. Saya belum tahu detilnya seperti apa," ujar Arcandra kepada media ketika dijumpai di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (8/10/2018).
Lebih lanjut, ia pun mengatakan, setelah kajian awal ini selesai, maka tahapan selanjutnya adalan pengajuan proposal Plan of Development (POD) dari proyek Lapangan Abadi ini.
"Setelahnya baru FEED, dan kemudian ke tahap EPCI (Engineering, Procurement, Construction. Terkadang, Installation)," pungkas Arcandra.
Adapun, ketika dihubungi secara terpisah, Senior Manager Communication & Relations INPEX Masela Mohammad Berly mengatakan kajian awal saat ini tengah dalam tahap kajian.
"Hasil pre-FEED sedang dalam kajian," ujar Berly saat dihubungi CNBC Indonesia, Selasa (9/10/2018).
Seperti diketahui, pengembangan Lapangan Abadi di Blok Masela telah diputuskan sebagai salah satu dari 37 Prioritas dalam Proyek Strategis Nasional (PSN), sebagaimana yang diatur dalam Perpres Nomor 58 Tahun 2017. Adapun, dari Lapangan Abadi, tercatat potensi cadangan gas hingga 6,97 triliun kaki kubik (TCF) dan kapasitas kilang hingga 9,5 juta ton per tahun (MTPA)
(gus) Next Article Pertamina & Petronas Masuk, Blok Masela Nyembur Gas 2029!
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar mengatakan, pemerintah memiliki batas toleransi biaya tersebut, namun ia enggan menuturkan berapa besarannya. "Ada, batasnya pemerintah, ada. Kalau tidak benar cost-nya yang harus dipangkas," ujar Arcandra kepada media saat dijumpai di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (12/10/2018).
"Nanti kalau sudah selesai akan dilaporkan ke saya," tambahnya.
Sebelumnya, Arcandra menuturkan, kajian awal atau Pre-FEED Blok Masela yang ditargetkan selesai pada September ini, akhirnya sudah selesai. Tetapi belum juga diserahkan ke pemerintah.
"Blok Masela sudah selesai kajian awalnya, cuma memang akan dirapatkan lagi dengan SKK Migas. Saya belum tahu detilnya seperti apa," ujar Arcandra kepada media ketika dijumpai di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (8/10/2018).
Lebih lanjut, ia pun mengatakan, setelah kajian awal ini selesai, maka tahapan selanjutnya adalan pengajuan proposal Plan of Development (POD) dari proyek Lapangan Abadi ini.
"Setelahnya baru FEED, dan kemudian ke tahap EPCI (Engineering, Procurement, Construction. Terkadang, Installation)," pungkas Arcandra.
Adapun, ketika dihubungi secara terpisah, Senior Manager Communication & Relations INPEX Masela Mohammad Berly mengatakan kajian awal saat ini tengah dalam tahap kajian.
"Hasil pre-FEED sedang dalam kajian," ujar Berly saat dihubungi CNBC Indonesia, Selasa (9/10/2018).
Seperti diketahui, pengembangan Lapangan Abadi di Blok Masela telah diputuskan sebagai salah satu dari 37 Prioritas dalam Proyek Strategis Nasional (PSN), sebagaimana yang diatur dalam Perpres Nomor 58 Tahun 2017. Adapun, dari Lapangan Abadi, tercatat potensi cadangan gas hingga 6,97 triliun kaki kubik (TCF) dan kapasitas kilang hingga 9,5 juta ton per tahun (MTPA)
(gus) Next Article Pertamina & Petronas Masuk, Blok Masela Nyembur Gas 2029!
Most Popular