
AS Tuduh Rusia Retas Perusahaan Nuklir & Badan Senjata Kimia
Bernhart Farras, CNBC Indonesia
05 October 2018 12:43

Washington, CNBC Indonesia - Amerika Serikat (AS) pada Kamis (4/10/2018) menuduh tujuh perwira intelijen Rusia, bersekongkol meretas komputer dan mencuri data dari perusahaan energi nuklir Westinghouse Electric Co serta pengawas anti-doping, federasi olahraga, dan lembaga internasional yang menyelidiki penggunaan senjata berbahan kimia.
Tuduhan konspirasi penipuan, penyalahgunaan komputer, peretasan jaringan, dan pencucian uang itu terjadi beberapa jam setelah otoritas Belanda mengatakan mereka telah menghentikan upaya agen-agen intelijen Rusia untuk meretas organisasi Pelarangan Senjata Kimia yang berbasis di Den Haag pada April.
Organisasi itu bertugas menyelidiki penggunaan senjata kimia di Suriah dan kasus Maret 2018 tentang racun yang membunuh mantan perwira intelijen militer Rusia di Inggris, Reuters melaporkan.
Departemen Kehakiman AS mengatakan salah satu pejabat Rusia meneliti Westinghouse dan karyawannya secara online serta mencuri data log-in pekerja yang mengurus server di AS. Termasuk staf yang bekerja pada pengembangan reaktor nuklir canggih dan unit teknologi reaktor baru.
Westinghouse yang terletak di luar Pittsburgh adalah perusahaan menyediakan bahan bakar, layanan, dan desain pembangkit listrik tenaga nuklir kepada pelanggan, salah satunya Ukraina.
"Kami tidak menemukan bukti bahwa kampanye phising terhadap karyawan untuk menembus sistem Westinghouse telah berhasil," kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan.
Ia menambahkan bahwa mereka telah bekerja sama dengan Departemen Kehakiman AS, tetapi tidak bisa masuk ke hal spesifik karena penyelidikan sedang berlangsung.
Tiga dari tujuh perwira militer Rusia yang didakwa pada Kamis juga dituduh dalam kasus terpisah yang diajukan kantor Penasihat Khusus Robert Mueller karena peran mereka dalam kegiatan peretasan yang dirancang untuk memengaruhi pemilihan presiden 2016.
John Demers, kepala Divisi Keamanan Nasional Departemen Kehakiman (Justice Department's National Security Division), mengatakan tumpang tindihnya para terdakwa, membuat kasus yang diajukan pada Kamis tidak melibatkan kantor Mueller.
Dalam dakwaan, jaksa menuduh bahwa salah satu perwira Rusia, Ivan Sergeyevich Yermakov, yang juga dituduh oleh Mueller dalam peretasan terkait pemilu, telah melakukan "pengintaian teknis" di Westinghouse untuk mendapatkan akses ke alamat IP, domain, dan port jaringan mulai dari November 2014.
Pada bulan Desember 2014, peretas mendaftarkan domain dan merancang situs web palsu yang meniru situs web perusahaan dan mengirim email phising kepada setidaknya lima karyawan. Setelah orang mengklik domain palsu dan memberikan data log-in, mereka dialihkan kembali ke jaringan asli.
Pada kesempatan lain, menurut surat dakwaan, para konspirator juga mengirimkan email spear-phishing ke email pribadi karyawan di Westinghouse. Dua pengguna akun mengklik tautan berbahaya.
Spear-phishing adalah usaha mengirim email yang seolah-olah dari pengirim terpercaya untuk membujuk individu dan ditargetkan untuk mengungkapkan informasi rahasia.
Dakwaan itu menuduh tujuh terdakwa, semuanya adalah anggota badan intelijen militer Rusia berusaha untuk menyebarkan disinformasi dan menciptakan kampanye pengaruh sebagai pembalasan atas pemaparan program doping atlet yang disponsori negara Rusia.
Badan Anti-Doping AS dan Badan Anti-Doping Dunia berada di antara target peretasan mereka. Termasuk juga organisasi olahraga termasuk Federasi Asosiasi Sepak Bola Internasional (FIFA) dan atlet yang catatan medisnya dicuri, kemudian dipublikasikan.
Rusia membantah ikut campur dalam pemilihan presiden AS 2016, bertentangan dengan kesimpulan anonim oleh badan-badan intelijen AS.
Ketujuh terdakwa tersebut diduga berada di Rusia, yang tidak memiliki perjanjian ekstradisi dengan AS. Dakwaan tersebut bisa menyulitkan mereka untuk melakukan perjalanan ke negara lain.
Jaksa menuduh bahwa para peretas melakukan perjalanan ke negara lain untuk melakukan kegiatan peretasan. Terkadang dengan menggunakan paspor diplomatik.
Upaya tersebut, yang dikenal sebagai operasi peretasan "di tempat" atau "akses dekat", dilakukan dalam kasus di mana peretasan jarak jauh dari Rusia tidak memberikan "akses yang cukup" ke jaringan.
Beberapa data yang dicuri kemudian diterbitkan di bawah naungan palsu oleh kelompok hacktivist yang dikenal sebagai "Fancy Bears Hack Team."
Pejabat Departemen Kehakiman menolak memberikan rincian tambahan tentang tujuan serangan terhadap Westighousen.
Ini bukan pertama kalinya Westinghouse menjadi korban peretasan yang disponsori negara.
Pada Mei 2014, Departemen Kehakiman mendakwa lima peretas militer China yang menargetkan tenaga nuklir, logam, dan sektor tenaga surya AS.
Menurut dakwaan itu, Westinghouse telah mengadakan perjanjian dengan perusahaan nuklir China untuk membangun dan menjalankan empat pembangkit listrik tenaga nuklir di China.
Namun selama pembicaraan, jaksa mengatakan salah satu terdakwa mencuri desain teknis eksklusif, rahasia, dan data lainnya dari Westinghouse.
(prm) Next Article Hati-Hati, Gadget Penonton Piala Dunia Bisa Diretas Rusia!
Tuduhan konspirasi penipuan, penyalahgunaan komputer, peretasan jaringan, dan pencucian uang itu terjadi beberapa jam setelah otoritas Belanda mengatakan mereka telah menghentikan upaya agen-agen intelijen Rusia untuk meretas organisasi Pelarangan Senjata Kimia yang berbasis di Den Haag pada April.
Organisasi itu bertugas menyelidiki penggunaan senjata kimia di Suriah dan kasus Maret 2018 tentang racun yang membunuh mantan perwira intelijen militer Rusia di Inggris, Reuters melaporkan.
Westinghouse yang terletak di luar Pittsburgh adalah perusahaan menyediakan bahan bakar, layanan, dan desain pembangkit listrik tenaga nuklir kepada pelanggan, salah satunya Ukraina.
"Kami tidak menemukan bukti bahwa kampanye phising terhadap karyawan untuk menembus sistem Westinghouse telah berhasil," kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan.
Ia menambahkan bahwa mereka telah bekerja sama dengan Departemen Kehakiman AS, tetapi tidak bisa masuk ke hal spesifik karena penyelidikan sedang berlangsung.
Tiga dari tujuh perwira militer Rusia yang didakwa pada Kamis juga dituduh dalam kasus terpisah yang diajukan kantor Penasihat Khusus Robert Mueller karena peran mereka dalam kegiatan peretasan yang dirancang untuk memengaruhi pemilihan presiden 2016.
John Demers, kepala Divisi Keamanan Nasional Departemen Kehakiman (Justice Department's National Security Division), mengatakan tumpang tindihnya para terdakwa, membuat kasus yang diajukan pada Kamis tidak melibatkan kantor Mueller.
![]() |
Pada bulan Desember 2014, peretas mendaftarkan domain dan merancang situs web palsu yang meniru situs web perusahaan dan mengirim email phising kepada setidaknya lima karyawan. Setelah orang mengklik domain palsu dan memberikan data log-in, mereka dialihkan kembali ke jaringan asli.
Pada kesempatan lain, menurut surat dakwaan, para konspirator juga mengirimkan email spear-phishing ke email pribadi karyawan di Westinghouse. Dua pengguna akun mengklik tautan berbahaya.
Spear-phishing adalah usaha mengirim email yang seolah-olah dari pengirim terpercaya untuk membujuk individu dan ditargetkan untuk mengungkapkan informasi rahasia.
Dakwaan itu menuduh tujuh terdakwa, semuanya adalah anggota badan intelijen militer Rusia berusaha untuk menyebarkan disinformasi dan menciptakan kampanye pengaruh sebagai pembalasan atas pemaparan program doping atlet yang disponsori negara Rusia.
Badan Anti-Doping AS dan Badan Anti-Doping Dunia berada di antara target peretasan mereka. Termasuk juga organisasi olahraga termasuk Federasi Asosiasi Sepak Bola Internasional (FIFA) dan atlet yang catatan medisnya dicuri, kemudian dipublikasikan.
Rusia membantah ikut campur dalam pemilihan presiden AS 2016, bertentangan dengan kesimpulan anonim oleh badan-badan intelijen AS.
Ketujuh terdakwa tersebut diduga berada di Rusia, yang tidak memiliki perjanjian ekstradisi dengan AS. Dakwaan tersebut bisa menyulitkan mereka untuk melakukan perjalanan ke negara lain.
Jaksa menuduh bahwa para peretas melakukan perjalanan ke negara lain untuk melakukan kegiatan peretasan. Terkadang dengan menggunakan paspor diplomatik.
Upaya tersebut, yang dikenal sebagai operasi peretasan "di tempat" atau "akses dekat", dilakukan dalam kasus di mana peretasan jarak jauh dari Rusia tidak memberikan "akses yang cukup" ke jaringan.
Beberapa data yang dicuri kemudian diterbitkan di bawah naungan palsu oleh kelompok hacktivist yang dikenal sebagai "Fancy Bears Hack Team."
Pejabat Departemen Kehakiman menolak memberikan rincian tambahan tentang tujuan serangan terhadap Westighousen.
Ini bukan pertama kalinya Westinghouse menjadi korban peretasan yang disponsori negara.
Pada Mei 2014, Departemen Kehakiman mendakwa lima peretas militer China yang menargetkan tenaga nuklir, logam, dan sektor tenaga surya AS.
Menurut dakwaan itu, Westinghouse telah mengadakan perjanjian dengan perusahaan nuklir China untuk membangun dan menjalankan empat pembangkit listrik tenaga nuklir di China.
Namun selama pembicaraan, jaksa mengatakan salah satu terdakwa mencuri desain teknis eksklusif, rahasia, dan data lainnya dari Westinghouse.
(prm) Next Article Hati-Hati, Gadget Penonton Piala Dunia Bisa Diretas Rusia!
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular