
Internasional
Putin Sebut Trump Biang Kerok Tingginya Harga Minyak
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
04 October 2018 11:51

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump benar karena memprotes harga minyak global yang terlalu tinggi. Namun, ia juga menambahkan bahwa Trump yang harus disalahkan atas tingginya harga minyak tersebut.
"Presiden Trump telah mengatakan ia berpendapat bahwa harga minyak terlalu tinggi, Mungkin ia benar dalam beberapa hal, namun kami merasa baik-baik saja dengan harga minyak di US$65 hingga US$75 per barel untuk memastikan operasi yang efisien dari perusahaan-perusahaan minyak dan memastikan investasi," kata Putin hari Rabu (3/10/2018) dalam forum Russia Energy Week di Moskow, Rusia, dikutip dari CNBC International.
"Namun marilah bersikap jujur, [kenaikan] harga minyak tersebut hingga beberapa titik merupakan akibat dari [perbuatan] pemerintahan AS sendiri. Saya berbicara mengenai sanksi terhadap Iran, mengenai masalah politik di Venezuela, dan lihatlah apa yang terjadi di Libya."
Putin menambahkan: "Jika kita menyentuh topik yang sedang kita bicarakan dengannya [Trump], saya akan mengatakan, jika Anda ingin menemukan pelaku yang bersalah atas kenaikan harga tersebut, maka Anda harus bercermin."
Pernyataan Putin itu muncul setelah Trump mengritik Rusia dan Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) atas kesepakatan tahun 2016. Dalam kesepakatan itu, mereka setuju untuk membatasi produksi minyak demi mendorong harga yang anjlok pada pertengahan 2014 akibat membanjirnya suplai minyak global.
Kesepakatan itu membuahkan hasil dan harga minyak perlahan menguat. Namun, fakta itu membuat Trump kesal dan ia mengatakan OPEC, Arab Saudi, dan Rusia menahan harga agar terus tinggi. Ia juga meminta mereka untuk menaikkan produksi yang akan menurunkan harga.
Kritik Trump terhadap produsen minyak besar dunia itu mengesampingkan fakta bahwa keputusannya sendiri yang mengenakan sanksi terhadap anggota OPEC, Iran dan Venezuela, telah menekan harga minyak karena pasar cemas akan terbatasnya suplai global.
Arab Saudi dan Rusia telah mengatakan mereka dapat mengisi kekurangan pasokan akibat sanksi terhadap Iran yang mulai berlaku 4 November mendatang. Kelompok OPEC dan non-OPEC telah kembali sepakat di bulan Juni untuk melonggarkan pembatasan produksi demi mengurangi tekanan harga.
Putin membela keputusan OPEC dan mengatakan kesepakatan itu bertujuan untuk menyeimbangkan pasar.
"Pengurangan produksi dan menahannya tetap rendah hanyalah sebuah alat, bukan tujuan kami. Tujuan kami adalah menyeimbangkan pasar, ketika kami bersama kolega kami di OPEC setuju untuk memangkas produksi, inilah yang kami bicarakan, memangkas pasokan berlebih... Ini bukan mengenai pendapatan perusahaan-perusahaan minyak," ujarnya.
"Bila pasar tidak diseimbangkan, ada situasi yang akan mengarah pada pelemahan investasi dan pada akhirnya akan menyebabkan defisit di pasar dan harga akan melonjak."
(gus) Next Article Trump Telepon Putin Picu Harga Minyak Melesat, Bahas Apa Sih?
"Presiden Trump telah mengatakan ia berpendapat bahwa harga minyak terlalu tinggi, Mungkin ia benar dalam beberapa hal, namun kami merasa baik-baik saja dengan harga minyak di US$65 hingga US$75 per barel untuk memastikan operasi yang efisien dari perusahaan-perusahaan minyak dan memastikan investasi," kata Putin hari Rabu (3/10/2018) dalam forum Russia Energy Week di Moskow, Rusia, dikutip dari CNBC International.
"Namun marilah bersikap jujur, [kenaikan] harga minyak tersebut hingga beberapa titik merupakan akibat dari [perbuatan] pemerintahan AS sendiri. Saya berbicara mengenai sanksi terhadap Iran, mengenai masalah politik di Venezuela, dan lihatlah apa yang terjadi di Libya."
Pernyataan Putin itu muncul setelah Trump mengritik Rusia dan Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) atas kesepakatan tahun 2016. Dalam kesepakatan itu, mereka setuju untuk membatasi produksi minyak demi mendorong harga yang anjlok pada pertengahan 2014 akibat membanjirnya suplai minyak global.
Kesepakatan itu membuahkan hasil dan harga minyak perlahan menguat. Namun, fakta itu membuat Trump kesal dan ia mengatakan OPEC, Arab Saudi, dan Rusia menahan harga agar terus tinggi. Ia juga meminta mereka untuk menaikkan produksi yang akan menurunkan harga.
Kritik Trump terhadap produsen minyak besar dunia itu mengesampingkan fakta bahwa keputusannya sendiri yang mengenakan sanksi terhadap anggota OPEC, Iran dan Venezuela, telah menekan harga minyak karena pasar cemas akan terbatasnya suplai global.
Arab Saudi dan Rusia telah mengatakan mereka dapat mengisi kekurangan pasokan akibat sanksi terhadap Iran yang mulai berlaku 4 November mendatang. Kelompok OPEC dan non-OPEC telah kembali sepakat di bulan Juni untuk melonggarkan pembatasan produksi demi mengurangi tekanan harga.
Putin membela keputusan OPEC dan mengatakan kesepakatan itu bertujuan untuk menyeimbangkan pasar.
"Pengurangan produksi dan menahannya tetap rendah hanyalah sebuah alat, bukan tujuan kami. Tujuan kami adalah menyeimbangkan pasar, ketika kami bersama kolega kami di OPEC setuju untuk memangkas produksi, inilah yang kami bicarakan, memangkas pasokan berlebih... Ini bukan mengenai pendapatan perusahaan-perusahaan minyak," ujarnya.
"Bila pasar tidak diseimbangkan, ada situasi yang akan mengarah pada pelemahan investasi dan pada akhirnya akan menyebabkan defisit di pasar dan harga akan melonjak."
(gus) Next Article Trump Telepon Putin Picu Harga Minyak Melesat, Bahas Apa Sih?
Most Popular