Kuasai Proyek Pipa Gas Rp 165 T, Rusia Bantah Monopoli Eropa

Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
03 October 2018 19:58
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sebelumnya menunjukkan ketidaksetujuannya pada Nord Stream 2.
Foto: Logo proyek pipa gas Nord Stream-2 terlihat di papan di Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg 2017. (REUTERS/Sergei Karpukhin/File Photo)
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Rusia memastikan tidak akan melakukan monopoli terhadap pasokan gas di Eropa. Penegasan itu disampaikan Menteri Energi Rusia Alexander Novak kepada CNBC International di Moscow, Rabu (3/10/2018).

"Kami tidak ingin memonopoli pasar Eropa," ujarnya.

Pernyataan Novak muncul ketika proyek saluran Nord Stream 2 dilanjutkan. Proyek tersebut adalah salah satu proyek energi paling diperdebatkan di Eropa.

Nord Stream 2 merupakan proyek senilai US$11 miliar (Rp 165,8 triliun) yang langsung menghubungkan Jerman dengan Rusia. Para kritikus menilai saluran, yang akan dibangun di dasar Laut Baltik, bisa meningkatkan ketergantungan Eropa terhadap pasokan gas Rusia.

Pembangunan yang dipimpin Gazprom itu akan memungkinkan Moscow melewati Ukraina untuk mengirim gas ke Eropa. Penyaluran gas, menurut rencana, akan dimulai pada akhir 2010.

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sebelumnya menunjukkan ketidaksetujuannya pada Nord Stream 2. Dia memperingatkan perusahaan-perusahaan Barat yang berinvestasi di saluran itu berisiko terkena sanksi dari AS.

"Konsumen harus punya hak untuk memilih, untuk memilih negara yang memasok gas dan rute pasokan dan mereka harus kompetitif," kata Novak.

Kemudian dia menambahkan Eropa sangat ingin membeli lebih banyak gas dari Rusia, meski ada tekanan berat dari pemerintah Trump.

Kemampuan Moscow menghentikan pasokan gas alam, yang sudah dilakukan sebelumnya saat sengketa harga, adalah kekhawatiran yang sudah lama menghantui beberapa negara Eropa.
(miq/miq) Next Article Abaikan AS, Dua Hal Ini Bukti China dan Rusia Makin Mesra

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular