
Gempa Donggala Bikin Pelabuhan Rusak dan Kapal Terdampar
Exist in Exist & Raydion Subiantoro, CNBC Indonesia
29 September 2018 15:30

Jakarta, CNBC Indonesia - Gempa berkekuatan 7,4 SR yang mengguncang Donggala, Sulawesi Tengah, turut berdampak kepada sektor transportasi laut.
Berdasarkan laporan Kementerian Perhubungan (Kemenhub), sejumlah fasilitas pelabuhan di Sulteng rusak akibat gempa tersebut.
Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub Agus Purnomo menjelaskan Pelabuhan Pantoloan yang berada di kota Palu mengalami kerusakan yang paling parah dibandingkan pelabuhan lainnya.
"Laporan sementara, Quay Crane di Pelabuhan Pantoloan rubuh dan dengan kondisi ini layanan kepelabuhanan dihentikan menunggu hasil pengecekan lebih lanjut di lapangan," kata Agus seperti dikutip dari siaran pers, Sabtu (30/9/2018).
Sementara itu, laporan dari Pelabuhan Wani menyebutkan ada beberapa bangunan dan dermaga mengalami kerusakan. Kapal KM Sabuk Nusantara 39 yang sedang bersandar di Pelabuhan Wani terlempar dan terbawa arus sejauh 70 meter dari dermaga akibat gelombang tsunami.
"Kapal KM. Sabuk Nusantara 39 dalam kondisi tidak ada penumpang. Total Anak Buah Kapal (ABK) ada 20 orang. Saat kejadian, ada tiga orang ABK yang sedang turun ke darat untuk bertemu keluarganya sedangkan 17 ABK lainnya ada di atas kapal," kata Agus.
Penjelasan PELNI
Direktur Armada PT PELNI (Persero) Tukul Harsono menyebutkan ABK Kapal KM Sabuk Nusantara 39 ABK dalam keadaan aman dan masih berada di kapal dengan penerangan Motor Bantu Emergency.
Kapal itu adalah kapal perintis tipe 2.000 GT yang sebelumnya beroperasi di Tanjung Pinang, Kepulauan Riau. Kapal di Pantoloan karena dalam proses serah terima pengelolaan dari PELNI kepada operator swasta.
"Dermaga hancur dan kapal terseret gelombang ke daratan saat gempa yang baru saja terjadi di Donggala. Posisi kapal saat ini di samping kantor KSOP Wani," ujar Tukul.
Ia juga menambahkan bahwa untuk persiapan bantuan, disiapkan kapal-kapal PELNI terdekat, yaitu KM. Egon yang saat ini menuju Bontang dan kapal-kapal Sabuk Nusantara di Makasar dan Tahuna.
(miq/miq) Next Article Kata Manajemen Soal Ancaman Mogok Nasional Karyawan Pelni
Berdasarkan laporan Kementerian Perhubungan (Kemenhub), sejumlah fasilitas pelabuhan di Sulteng rusak akibat gempa tersebut.
Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub Agus Purnomo menjelaskan Pelabuhan Pantoloan yang berada di kota Palu mengalami kerusakan yang paling parah dibandingkan pelabuhan lainnya.
"Laporan sementara, Quay Crane di Pelabuhan Pantoloan rubuh dan dengan kondisi ini layanan kepelabuhanan dihentikan menunggu hasil pengecekan lebih lanjut di lapangan," kata Agus seperti dikutip dari siaran pers, Sabtu (30/9/2018).
"Kapal KM. Sabuk Nusantara 39 dalam kondisi tidak ada penumpang. Total Anak Buah Kapal (ABK) ada 20 orang. Saat kejadian, ada tiga orang ABK yang sedang turun ke darat untuk bertemu keluarganya sedangkan 17 ABK lainnya ada di atas kapal," kata Agus.
![]() |
Penjelasan PELNI
Direktur Armada PT PELNI (Persero) Tukul Harsono menyebutkan ABK Kapal KM Sabuk Nusantara 39 ABK dalam keadaan aman dan masih berada di kapal dengan penerangan Motor Bantu Emergency.
Kapal itu adalah kapal perintis tipe 2.000 GT yang sebelumnya beroperasi di Tanjung Pinang, Kepulauan Riau. Kapal di Pantoloan karena dalam proses serah terima pengelolaan dari PELNI kepada operator swasta.
"Dermaga hancur dan kapal terseret gelombang ke daratan saat gempa yang baru saja terjadi di Donggala. Posisi kapal saat ini di samping kantor KSOP Wani," ujar Tukul.
Ia juga menambahkan bahwa untuk persiapan bantuan, disiapkan kapal-kapal PELNI terdekat, yaitu KM. Egon yang saat ini menuju Bontang dan kapal-kapal Sabuk Nusantara di Makasar dan Tahuna.
(miq/miq) Next Article Kata Manajemen Soal Ancaman Mogok Nasional Karyawan Pelni
Most Popular