
Ini Volocopter, Kendaraan Listrik Terbang untuk Megapolitan
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
23 September 2018 19:26

Jakarta, CNBC Indonesia- Kendaraan listrik kecil yang bisa terbang dapat menjadi bentuk transportasi urban berikutnya untuk diadopsi oleh kota-kota di seluruh dunia di masa mendatang.
Produsen pesawat Jerman Volocopter telah mengembangkan Volocopter 2X, sebuah kendaraan listrik 18-rotor yang dapat dioperasikan dengan menggunakan joystick tunggal. Penciptaannya memiliki satu tujuan, yaitu mengurangi tingkat kemacetan saat ini.
Florian Reuter, CEO dan direktur pelaksana perusahaan, mengatakan kepada CNBC bahwa "Volocopter adalah tipe yang sepenuhnya baru dari pesawat yang dapat lepas landas dan mendarat vertikal."
"DNA-nya, adalah dari sebuah drone," tambahnya. "Jadi Anda bisa terbang dari jauh, bisa terbang sendiri atau bisa memasukkan pilot dan memungkinkan (pesawat) ... dioperasikan melalui joystick." Reuters mengatakan Volocopter 2X adalah tipe kendaraan "all in all" yang sangat aman, berkelanjutan dan "sangat tenang".
Visi perusahaan itu menarik. Hub atau pusat-nya akan menghubungkan beberapa tempat, termasuk bandara dan kawasan usaha dengan pusat kota, di mana Volocopters akan lepas landas setiap menit untuk bolak-balik mengangkut penumpang. Perusahaan mengatakan kendaraan ini akan membantu membebaskan "ketegangan" di daerah yang rawan kemacetan seperti jembatan, jalan lingkar, terowongan dan jalan pengumpan.
Pada 2017, Volocopter melakukan uji terbang di Dubai untuk menunjukkan kemampuannya. Ada rencana untuk melakukan lebih banyak tes, kata Reuter. "Kami berharap melihat sejumlah demonstrasi di lingkungan dan kota yang relevan pada 2019." Dia menambahkan bahwa operasi komersial pertama diharapkan akan berlangsung dalam tiga hingga lima tahun ke depan.
Malcolm McCulloch, profesor ilmu teknik di Universitas Oxford, mengatakan kepada CNBC bahwa kunci untuk memastikan sistem transportasi baru agar dapat dioperasikan adalah memudahkan orang untuk berpindah dari satu mode perjalanan ke yang lainnya. "Cara kami melakukannya adalah memastikan bahwa itu adalah co-located (saling terhubung)," katanya.
Ini berarti bahwa ketika seorang penumpang menurunkan pesawat, misalnya, Volocopter akan siap dan menunggu untuk membawa mereka ke tempat tujuan. "Dan jika kita benar-benar pintar, kita akan memiliki tiket yang sama untuk memungkinkan kita melakukan perjalanan dari satu tujuan ke tujuan lainnya."
"Di satu sisi, kita sudah banyak menggunakan udara, untuk perjalanan jarak jauh," kata McCulloch. "Jika kita melihat perjalanan dalam kota, maka saya pikir ada kemungkinan bahwa itu mungkin menjadi lebih layak, terutama karena kepadatan baterai meningkat dan kita memiliki motor bertenaga tinggi, ini memungkinkan teknologi ini menjadi lebih layak."
"Akan menjadi seperti apa titik harganya dan apakah kita bisa mendapatkan lingkungan peraturan, itu akan menjadi tantangan." Jelasnya.
(gus) Next Article Jam Malam Depok - Topan Maysak Landa Korea Selatan
Produsen pesawat Jerman Volocopter telah mengembangkan Volocopter 2X, sebuah kendaraan listrik 18-rotor yang dapat dioperasikan dengan menggunakan joystick tunggal. Penciptaannya memiliki satu tujuan, yaitu mengurangi tingkat kemacetan saat ini.
Florian Reuter, CEO dan direktur pelaksana perusahaan, mengatakan kepada CNBC bahwa "Volocopter adalah tipe yang sepenuhnya baru dari pesawat yang dapat lepas landas dan mendarat vertikal."
"DNA-nya, adalah dari sebuah drone," tambahnya. "Jadi Anda bisa terbang dari jauh, bisa terbang sendiri atau bisa memasukkan pilot dan memungkinkan (pesawat) ... dioperasikan melalui joystick." Reuters mengatakan Volocopter 2X adalah tipe kendaraan "all in all" yang sangat aman, berkelanjutan dan "sangat tenang".
Visi perusahaan itu menarik. Hub atau pusat-nya akan menghubungkan beberapa tempat, termasuk bandara dan kawasan usaha dengan pusat kota, di mana Volocopters akan lepas landas setiap menit untuk bolak-balik mengangkut penumpang. Perusahaan mengatakan kendaraan ini akan membantu membebaskan "ketegangan" di daerah yang rawan kemacetan seperti jembatan, jalan lingkar, terowongan dan jalan pengumpan.
Pada 2017, Volocopter melakukan uji terbang di Dubai untuk menunjukkan kemampuannya. Ada rencana untuk melakukan lebih banyak tes, kata Reuter. "Kami berharap melihat sejumlah demonstrasi di lingkungan dan kota yang relevan pada 2019." Dia menambahkan bahwa operasi komersial pertama diharapkan akan berlangsung dalam tiga hingga lima tahun ke depan.
Malcolm McCulloch, profesor ilmu teknik di Universitas Oxford, mengatakan kepada CNBC bahwa kunci untuk memastikan sistem transportasi baru agar dapat dioperasikan adalah memudahkan orang untuk berpindah dari satu mode perjalanan ke yang lainnya. "Cara kami melakukannya adalah memastikan bahwa itu adalah co-located (saling terhubung)," katanya.
Ini berarti bahwa ketika seorang penumpang menurunkan pesawat, misalnya, Volocopter akan siap dan menunggu untuk membawa mereka ke tempat tujuan. "Dan jika kita benar-benar pintar, kita akan memiliki tiket yang sama untuk memungkinkan kita melakukan perjalanan dari satu tujuan ke tujuan lainnya."
"Di satu sisi, kita sudah banyak menggunakan udara, untuk perjalanan jarak jauh," kata McCulloch. "Jika kita melihat perjalanan dalam kota, maka saya pikir ada kemungkinan bahwa itu mungkin menjadi lebih layak, terutama karena kepadatan baterai meningkat dan kita memiliki motor bertenaga tinggi, ini memungkinkan teknologi ini menjadi lebih layak."
"Akan menjadi seperti apa titik harganya dan apakah kita bisa mendapatkan lingkungan peraturan, itu akan menjadi tantangan." Jelasnya.
(gus) Next Article Jam Malam Depok - Topan Maysak Landa Korea Selatan
Most Popular