
Drone Ini Bisa Terbang Jauh dan Secepat Mobil Formula 1
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
27 May 2018 20:11

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan startup Volans-i, membuat drone yang dapat mengirimkan benda berat dengan jarak tempuh yang jauh. Bahkan bisa menyusul kapal yang sedang berlayar di laut.
Teknologi semacam ini bisa menyelamatkan Titanic, kata CEO dan co-founder Volans-i Hannan Parvizian.
Perusahaan membagikan rekaman uji penerbangan yang baru-baru ini dilakukan di atas Lake Pleasant di Arizona kepada CNBC, di mana drone-nya lepas landas dan mendarat di platform yang terhubung dengan kapal yang bergerak.
Drone Volans-i mampu melakukan penerbangan hingga 500 mil atau 804 kilometer dengan membawa kargo seberat 20 pon atau 9,07 kilogram pada saat itu, dengan kecepatan tertinggi 200 mil/jam atau 321 km/jam. Pengiriman dari Los Angeles ke San Francisco umumnya memakan waktu tiga hingga empat jam.
Drone tersebut dapat melakukan penerbangan itu dengan menggunakan sayap tetap, bersamaan dengan penggunaan sistem vertikal-take-off-and-landing, dan kedua baterai serta bahan bakar untuk propulsi.
Karena drone Volans-i dapat lepas landas atau mendarat di atas platform datar 15x15 kaki (4,5x4,5 meter), perusahaan dan pelanggannya tidak perlu membangun infrastruktur khusus untuk membuat atau menerima pengiriman.
Dilansir dari CNBC International, regulator masih mencari tahu apakah drone tersebut akan diizinkan untuk beroperasi di wilayah udara yang lebih rendah di atas AS. Volans-i adalah salah satu beberapa perusahaan yang ingin membuat drone generasi selanjutnya yang bisa digunakan untuk pengiriman barang seperti layanan UPS, Maersk, atau FedEx.
Saingan Volans-i adalah beberapa gabungan start-up dan perusahaan raksasa dalam bidang logistic, diantaranya adalah Zipline, Flirtey, Matternet dan Impossible Aerospace; dan Amazon dan DHL.
Meski banyak bisnis pengiriman drone yang berfokus pada pasokan makanan dan obat-obatan, namun Volans-i justru bertujuan untuk mengirimkan suku cadang dan peralatan berat ke pabrik, rumah sakit, situs konstruksi dan melakukan pengiriman ke laut.
CEO Volans-i, Hannan Parvizian, dulunya adalah analis operasional di Tesla. Pernah hekerja untuk perusahaan pembuat kendaraan listrik milik Elon Musk, yang mengilhami idenya untuk membangun perusahaan sendiri.
"Ketika saya dulu bekerja di Tesla, kami memiliki masalah ini setiap hari, yaitu mencoba untuk mengirimkan bagian-bagian tertentu ke pusat layanan kami dengan cepat atau mendapatkan suku cadang kembali ke gudang utama kami... Melihat jumlahnya, saya pikir jika seseorang bisa menggabungkan penggunaan drone dengan komponen B2B (business to business) untuk pengiriman, ini akan sangat membantu bagi kami dan perusahaan seperti kami." Katanya.
Salah seorang pendiri Volans-I, Wesley Guangyuan Zheng, yang seorang ahli penyimpanan energi, juga bekerja untuk perusahaan kendaraan listrik, Lucid Motors. Keduanya memiliki gelar sarjana dari Stanford, di mana mereka bertemu. Perusahaan mereka adalah lulusan dari akselatorator Y Combinator. Start-up tersebut sejauh ini telah mengumpulkan dana dari Y Combinator dan Lightspeed Ventures.
(hps/hps) Next Article Selain Buat Perang, Drone Bisa Digunakan Untuk 6 Hal Ini
Teknologi semacam ini bisa menyelamatkan Titanic, kata CEO dan co-founder Volans-i Hannan Parvizian.
Perusahaan membagikan rekaman uji penerbangan yang baru-baru ini dilakukan di atas Lake Pleasant di Arizona kepada CNBC, di mana drone-nya lepas landas dan mendarat di platform yang terhubung dengan kapal yang bergerak.
Drone tersebut dapat melakukan penerbangan itu dengan menggunakan sayap tetap, bersamaan dengan penggunaan sistem vertikal-take-off-and-landing, dan kedua baterai serta bahan bakar untuk propulsi.
Karena drone Volans-i dapat lepas landas atau mendarat di atas platform datar 15x15 kaki (4,5x4,5 meter), perusahaan dan pelanggannya tidak perlu membangun infrastruktur khusus untuk membuat atau menerima pengiriman.
Dilansir dari CNBC International, regulator masih mencari tahu apakah drone tersebut akan diizinkan untuk beroperasi di wilayah udara yang lebih rendah di atas AS. Volans-i adalah salah satu beberapa perusahaan yang ingin membuat drone generasi selanjutnya yang bisa digunakan untuk pengiriman barang seperti layanan UPS, Maersk, atau FedEx.
Saingan Volans-i adalah beberapa gabungan start-up dan perusahaan raksasa dalam bidang logistic, diantaranya adalah Zipline, Flirtey, Matternet dan Impossible Aerospace; dan Amazon dan DHL.
Meski banyak bisnis pengiriman drone yang berfokus pada pasokan makanan dan obat-obatan, namun Volans-i justru bertujuan untuk mengirimkan suku cadang dan peralatan berat ke pabrik, rumah sakit, situs konstruksi dan melakukan pengiriman ke laut.
CEO Volans-i, Hannan Parvizian, dulunya adalah analis operasional di Tesla. Pernah hekerja untuk perusahaan pembuat kendaraan listrik milik Elon Musk, yang mengilhami idenya untuk membangun perusahaan sendiri.
"Ketika saya dulu bekerja di Tesla, kami memiliki masalah ini setiap hari, yaitu mencoba untuk mengirimkan bagian-bagian tertentu ke pusat layanan kami dengan cepat atau mendapatkan suku cadang kembali ke gudang utama kami... Melihat jumlahnya, saya pikir jika seseorang bisa menggabungkan penggunaan drone dengan komponen B2B (business to business) untuk pengiriman, ini akan sangat membantu bagi kami dan perusahaan seperti kami." Katanya.
Salah seorang pendiri Volans-I, Wesley Guangyuan Zheng, yang seorang ahli penyimpanan energi, juga bekerja untuk perusahaan kendaraan listrik, Lucid Motors. Keduanya memiliki gelar sarjana dari Stanford, di mana mereka bertemu. Perusahaan mereka adalah lulusan dari akselatorator Y Combinator. Start-up tersebut sejauh ini telah mengumpulkan dana dari Y Combinator dan Lightspeed Ventures.
(hps/hps) Next Article Selain Buat Perang, Drone Bisa Digunakan Untuk 6 Hal Ini
Most Popular