Internasional

Percepat Denuklirisasi, Kim Jong Un Ingin Bertemu Trump Lagi

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
21 September 2018 11:44
Pemimipin Korea Utara Kim Jong Un ingin menggelar pertemuan kedua dengan Presiden AS Donald Trump sesegera mungkin untuk mempercepat denuklirisasi.
Foto: Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un saat mengikuti konvoi mobil di Pyongyang. (Pyeongyang Press Corps/Pool via REUTERS)
Seoul, CNBC Indonesia - Pemimipin Korea Utara Kim Jong Un ingin menggelar pertemuan kedua dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sesegera mungkin untuk mempercepat denuklirisasi. Namun, tujuan utamanya adalah mengumumkan akhir dari Perang Korea 1950-1953 tahun ini, kata Presiden Korea Selatan Moon Jae-in, Kamis (20/9/2018).

Moon mengatakan dia dan Kim menghabiskan lebih banyak waktu selama pertemuan tiga hari mereka untuk mendiskusikan bagaimana cara memecahkan kebuntuan dan membuka kembali pembicaraan nuklir antara Pyongyang dan Washington sekaligus memutuskan mana yang lebih harus didahulukan, denuklirisasi atau mengakhiri perang.

Percepat Denuklirisasi, Kim Jong Un Ingin Bertemu Trump LagiFoto: Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in berjabat tangan dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un setelah menandatangani pernyataan bersama di Pyongyang, Korea Utara. (Pyeongyang Press Corps/Pool via REUTERS)
Kim mengatakan Korea Utara ingin secara permanen membongkar fasilitas rudal utamanya di hadapan para ahli dari luar negeri dan komplek nuklir utama Yongbyon, jika AS mengambil langkah yang sesuai. Pemimpin Korea Utara itu baru-baru ini mengusulkan pertemuan lain dengan Trump setelah mengadakan pembicaraan bersejarah mereka pada Juni lalu di Singapura

Pernyataan bersama dari pertemuan tersebut menegaskan komitmen Kim pada "pembongkaran [fasilitas nuklir] yang dapat dibuktikan dan tidak dapat dipulihkan" dan mengakhiri perang yang akan menjadi langkah timbal balik AS yang pertama, kata Moon.

"Pemimpin Kim menyatakan keinginannya untuk menyelesaikan denuklirisasi dengan cepat dan fokus pada pembangunan ekonomi," kata Moon pada konferensi pers di Seoul, tak lama setelah kembali dari pertemuan dengan Kim di Pyongyang.

"Dia berharap pertemuan kedua dengan Trump akan berlangsung dalam waktu dekat, untuk melakukan proses denuklirisasi dengan cepat."


Inspeksi Nuklir

Moon mengatakan Kim juga terbuka untuk inspeksi lokasi uji coba nuklir di kota barat laut Punggye-ri, yang disebutnya fasilitas satu-satunya milik Korea Utara untuk peledakan di bawah tanah.

Meski Pyongyang telah menghentikan uji coba nuklir dan rudal tahun ini, namun mereka gagal mempertahankan janjinya untuk mengizinkan inspeksi internasional mengenai pembongkarannya di situs Punggye-ri pada bulan Mei, sehingga menimbulkan kecaman bahwa langkah itu dapat dibatalkan.
Fasilitas Nuklir Korea Utara di Punggye-riFoto: News1/Pool via REUTERS
Fasilitas Nuklir Korea Utara di Punggye-ri
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan pada hari Rabu bahwa dia telah mengundang menteri luar negeri Korea Utara untuk bertemu di New York minggu depan dan pejabat Pyongyang lainnya ke Wina untuk berunding dengan utusan nuklir Stephen Biegun.

Ditanya pada hari Kamis apakah pertemuan itu akan dilangsungkan, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Heather Nauert mengatakan undangan telah dikirim dan menambahkan: "Kami tentu siap untuk bertemu jika mereka bersedia."

Nauert mengatakan Washington menantikan pengumuman resmi hasil pembicaraan dua negara Semenanjung Korea itu dalam pertemuan dengan Korea Selatan pekan depan, yang akan mencakup pertemuan Trump dan Moon pada Senin, di sela-sela sidang Majelis Umum PBB.

Duta besar Korea Utara untuk PBB, Kim Song, tidak menjawab ketika ditanya oleh wartawan pada hari Kamis apakah menteri luar negerinya akan bertemu dengan Pompeo di sela-sela Majelis Umum PBB pekan depan.
Mengakhiri Perang

Kim berjanji untuk mewujudkan "denuklirisasi penuh di Semenanjung Korea" dalam dua pertemuannya dengan Moon dan pembicaraannya dengan Trump. Namun, dalam negosiasi tidak dibahas mengenai penerapan komitmen, yang tidak jelas, sejak janji itu dikumandangkan.

Washington meminta tindakan nyata, seperti pembongkaran menyeluruh fasilitas nuklir dan rudal Korea Utara, sebelum memenuhi tuntutan utama Pyongyang, termasuk mengakhiri perang secara resmi dan mengurangi sanksi internasional.

Percepat Denuklirisasi, Kim Jong Un Ingin Bertemu Trump LagiFoto: Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan istrinya Ri Sol Ju memberi salam kepada Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dan Ibu Negara Kim Jung-sook di Bandara Internasional Pyongyang. Pyeongyang Press Corps/Pool via REUTERS
Perang Korea berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai, yang berarti pasukan PBB yang dipimpin AS, termasuk Korea Selatan, secara teknis masih berperang dengan Korea Utara.

Namun ada kekhawatiran di Korea Selatan dan Amerika Serikat bahwa mengakhiri perang pada akhirnya akan mendorong China dan Rusia, jika bukan Korea Utara, untuk menuntut agar Komando PBB (UNC), yang tumpang tindih dengan pasukan AS di Korea Selatan, dibubarkan dan meninggalkan negara itu.

Seoul dengan Amerika Serikat bermaksud bersama-sama mengumumkan akhir perang itu tahun ini. Tindakan itu mendorong Moon mengatakan dia akan berdiskusi dengan Trump ketika mereka bertemu pekan depan di Majelis Umum PBB di New York.



Deklarasi akhir perang tidak akan memengaruhi kehadiran pasukan AS dan UNC di Korea Selatan, kata Moon. Ia menambahkan bahwa Kim memiliki pandangan yang sama.

"Ini akan menjadi deklarasi politik yang akan menandai titik awal untuk negosiasi perdamaian," kata Moon.

"Perjanjian perdamaian, serta normalisasi hubungan Korea Utara-AS, akan terpenuhi setelah Korea Utara mencapai denuklirisasi lengkap."


(prm) Next Article Siap-siap, Trump & Kim Jong Un Akan Bersua Lagi di Februari

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular