Internasional
Kim Jong Un Janjikan Denuklirisasi sebelum 2021
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
06 September 2018 13:51

Seoul, CNBC Indonesia - Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengatakan ingin melakukan denuklirisasi semenanjung Korea selama masa jabatan pertama Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Ia setuju untuk mengadakan pertemuan ketiga dengan Korea Selatan bulan ini di Pyongyang, kata pejabat Seoul pada hari Kamis (6/9/2018).
Kim dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in akan bertemu di ibu kota Korea Utara pada 18-20 September, di mana mereka akan membahas "langkah-langkah praktis" menuju denuklirisasi, kata penasihat keamanan nasional Korea Selatan, Chung Eui-yong, kepada wartawan sehari setelah bertemu Kim di Pyongyang.
Kim mengatakan kepada pejabat Korea Selatan bahwa kepercayaannya pada Trump tetap "tidak berubah" dan dia ingin melakukan denuklirisasi dan mengakhiri pertikaian panjang antara Korea Utara dan Amerika Serikat selama masa pemerintahan periode pertama Trump yang berakhir awal 2021, kata Chung, dilansir dari Reuters.
Pernyataan Kim kepada para pejabat Korea Selatan itu merupakan yang pertama kalinya bagi pemimpin Korea Utara untuk menawarkan kerangka waktu yang potensial untuk membongkar program senjata nuklir negaranya.
Kim "menegaskan kembali tekadnya untuk sepenuhnya melakukan denuklirisasi" semenanjung itu, dan menyatakan kesediaannya untuk membangun kerja sama yang erat dengan Korea Selatan dan Amerika Serikat dalam hal itu," kata Chung.
"Pemimpin Kim ... menyatakan frustrasi atas keraguan yang ditunjukkan oleh beberapa bagian masyarakat internasional tentang kehendaknya," kata Chung.
"Korea Utara secara preemptif telah melakukan langkah-langkah yang diperlukan untuk denuklirisasi, dan Kim mengatakan dia akan menghargai bahwa itikad baik tersebut diterima dengan baik."
Presiden Korea Selatan Moon Jae In mengirim Chung dan utusan lainnya ke ibukota Korea Utara pada hari Rabu (5/9/2018) untuk mengatur waktu dan agenda pertemuan puncak antar-Korea ketiga tahun ini, dan untuk memecahkan kebuntuan dalam pembicaraan antara Washington dan Pyongyang mengenai pembongkaran program nuklir Korea Utara.
Kim dan Trump mengadakan pertemuan tingkat tinggi pada Juni di Singapura, di mana mereka mengatakan akan bekerja menuju denuklirisasi lengkap, membangun hubungan "baru", dan membangun "rezim perdamaian yang abadi dan stabil" di semenanjung Korea.
Namun negosiasi telah terhenti karena perbedaan tentang bagaimana menerapkan perjanjian, dan adanya tanda-tanda Korea Utara melanjutkan program senjatanya.
(prm) Next Article Trump Siap Terima "Kado Natal" dari Korea Utara, Apaan tuh?
Kim dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in akan bertemu di ibu kota Korea Utara pada 18-20 September, di mana mereka akan membahas "langkah-langkah praktis" menuju denuklirisasi, kata penasihat keamanan nasional Korea Selatan, Chung Eui-yong, kepada wartawan sehari setelah bertemu Kim di Pyongyang.
Kim mengatakan kepada pejabat Korea Selatan bahwa kepercayaannya pada Trump tetap "tidak berubah" dan dia ingin melakukan denuklirisasi dan mengakhiri pertikaian panjang antara Korea Utara dan Amerika Serikat selama masa pemerintahan periode pertama Trump yang berakhir awal 2021, kata Chung, dilansir dari Reuters.
Kim "menegaskan kembali tekadnya untuk sepenuhnya melakukan denuklirisasi" semenanjung itu, dan menyatakan kesediaannya untuk membangun kerja sama yang erat dengan Korea Selatan dan Amerika Serikat dalam hal itu," kata Chung.
"Pemimpin Kim ... menyatakan frustrasi atas keraguan yang ditunjukkan oleh beberapa bagian masyarakat internasional tentang kehendaknya," kata Chung.
"Korea Utara secara preemptif telah melakukan langkah-langkah yang diperlukan untuk denuklirisasi, dan Kim mengatakan dia akan menghargai bahwa itikad baik tersebut diterima dengan baik."
Presiden Korea Selatan Moon Jae In mengirim Chung dan utusan lainnya ke ibukota Korea Utara pada hari Rabu (5/9/2018) untuk mengatur waktu dan agenda pertemuan puncak antar-Korea ketiga tahun ini, dan untuk memecahkan kebuntuan dalam pembicaraan antara Washington dan Pyongyang mengenai pembongkaran program nuklir Korea Utara.
Kim dan Trump mengadakan pertemuan tingkat tinggi pada Juni di Singapura, di mana mereka mengatakan akan bekerja menuju denuklirisasi lengkap, membangun hubungan "baru", dan membangun "rezim perdamaian yang abadi dan stabil" di semenanjung Korea.
Namun negosiasi telah terhenti karena perbedaan tentang bagaimana menerapkan perjanjian, dan adanya tanda-tanda Korea Utara melanjutkan program senjatanya.
(prm) Next Article Trump Siap Terima "Kado Natal" dari Korea Utara, Apaan tuh?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular