
Subsidi Listrik 2019 Naik Jadi Rp 57 T, Ini Alasannya
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
19 September 2018 14:23

Jakarta, CNBC Indonesia- Subsidi listrik di 2019 juga terkerek naik, dari alokasi Rp 47,7 triliun jadi Rp 57 triliun menyesuaikan kenaikan harga bahan bakar pembangkit baik migas maupun batu bara.
"Kita lihat dari sumber inputnya, BBM memang turun dari porsi 12,5% turun jadi 4,5% tapi yang bersumber dari batu bara meningkat," ujar Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Suahasil Nazara di Badan Anggaran DPR RI, Rabu (19/9/2018).
Alokasi subsidi ini dipatok dengan asumi kurs Rp 14.500 dan ICP (harga minyak Indonesia) US$ 70 per barel.
Suahasil menjelaskan akibat terus naiknya harga minyak dunia. perkiraaan subsidi listrik juga melewati alokasi dari Rp 47 triliun jadi Rp 60 triliun. Seperti diketahui, dalam APBN 2018 pemerintah mematok ICP US$ 48 per barel, sementara realisasinya sudah hampir menyentuh US$ 70 per barel.
Subsidi, kata dia, juga bertambah karena ada tambahan pelunasan utang subsidi negara kepada PT PLN (Persero) dari sekitar Rp 10 triliun dan tersisa Rp 2,9 triliun. "Elektrifikasi memang masih ada yang belum sempurna, meskipun 97,25% tapi ingin diperkuat jadi 100%."
Pemerintah dan Badan Anggaran DPR RI menyepakati subsidi energi di tahun 2019 menjadi Rp 157,7 triliun. Naik tipis dibanding usulan pemerintah sebelumnya Rp 156,5 triliun.
PT PLN (Persero) mencatat kenaikan penerimaan subsidi di semester I-2018 menjadi Rp 25 triliun. Angka ini menunjukkan perusahaan setrum negara telah menghabiskan 47% dari kuota subsidi listrik tahun ini yang dialokasikan Rp 52,66 triliun hingga akhir tahun. Realisasi ini sekaligus lebih besar dibanding subsidi di periode serupa tahun lalu yang sebesar Rp 23,2 triliun.
(gus) Next Article Subsidi BBM dan Listrik Sentuh Rp 20,1 T di Kuartal I-2019
"Kita lihat dari sumber inputnya, BBM memang turun dari porsi 12,5% turun jadi 4,5% tapi yang bersumber dari batu bara meningkat," ujar Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Suahasil Nazara di Badan Anggaran DPR RI, Rabu (19/9/2018).
Suahasil menjelaskan akibat terus naiknya harga minyak dunia. perkiraaan subsidi listrik juga melewati alokasi dari Rp 47 triliun jadi Rp 60 triliun. Seperti diketahui, dalam APBN 2018 pemerintah mematok ICP US$ 48 per barel, sementara realisasinya sudah hampir menyentuh US$ 70 per barel.
Subsidi, kata dia, juga bertambah karena ada tambahan pelunasan utang subsidi negara kepada PT PLN (Persero) dari sekitar Rp 10 triliun dan tersisa Rp 2,9 triliun. "Elektrifikasi memang masih ada yang belum sempurna, meskipun 97,25% tapi ingin diperkuat jadi 100%."
Pemerintah dan Badan Anggaran DPR RI menyepakati subsidi energi di tahun 2019 menjadi Rp 157,7 triliun. Naik tipis dibanding usulan pemerintah sebelumnya Rp 156,5 triliun.
PT PLN (Persero) mencatat kenaikan penerimaan subsidi di semester I-2018 menjadi Rp 25 triliun. Angka ini menunjukkan perusahaan setrum negara telah menghabiskan 47% dari kuota subsidi listrik tahun ini yang dialokasikan Rp 52,66 triliun hingga akhir tahun. Realisasi ini sekaligus lebih besar dibanding subsidi di periode serupa tahun lalu yang sebesar Rp 23,2 triliun.
(gus) Next Article Subsidi BBM dan Listrik Sentuh Rp 20,1 T di Kuartal I-2019
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular