
Realistiskah Target Lifting Minyak RI di 2019?
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
19 September 2018 09:11

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah menargetkan angka lifting minyak di 2019 mencapai 775 ribu barel per hari.
Terkait asumsi lifting minyak, yang disepakati kali ini mengalami kenaikan dari yang sebelumnya diasumsikan dalam pembacaan RAPBN 2019 oleh Presiden Joko Widodo, yakni dari 750 ribu barel per hari kini menjadi 775 ribu barel per hari.
Lifting 775 ribu barel per hari untuk 2019 sama dengan proyeksi lifting minyak di tahun ini. Namun, mengalami penurunan dibandingkan dengan realisasi lifting minyak tahun lalu yang mencapai 804 ribu barel per hari.
"Targetnya cukup realistis walaupun kemungkinan 775 ribu barel per hari memiliki risiko tercapai, melihat realisasi investasi untuk eksplorasi dan sumur produksi yang belum meningkat. Belum lagi sumur-sumur tua seperti Rokan yang mengalami penurunan produksi alami," ujar pengamat energi Fabby Tumiwa kepada CNBC Indonesia ketika dihubungi Selasa (18/9/2018).
Lebih lanjut, ia mengatakan, angka 775 ribu barel per hari tersebut patut diapresiasi sebab menunjukkan optimisme dari pemerintah untuk berupaya meningkatkan produksi siap jual minyak dalam negeri.
Kendati demikian, menurutnya, dengan melihat kondisi terkini, target lifting idealnya ada di 730-750 ribu barel per hari.
"Saya kira 775 ribu barel per hari itu untuk menunjukan optimisme, tapi kalau menurut saya idealnya ada di 730-750 barel per hari," ujar Fabby.
Berbeda dengan Fabby, menurut Kepala Studi Energi Universitas Indonesia Iwa Garniwa, proyeksi angka lifting tersebut sudah tepat walau semestinya bisa lebih besar lagi. Sebab, ia menilai kemampuan lifting Indonesia masih lebih dari sebesar itu.
"Namun, mengingat pertumbuhan kebutuhan pun tidak sebesar yang diharapkan, belum lagi tahun politik bisa mendistorsi kebutuhan, maka jadi sebesar itu saja," ujarnya kepada CNBC Indonesia ketika dihubungi Rabu (19/9/2018).
Sedangkan, untuk asumsi harga minyak mentah Indonesia (ICP) ditetapkan sebesar US$ 70 per barel. Angka ini mengalami kenaikan dibandingkan ICP APBN 2018 yang hanya dipatok US$ 48, menyusul dinamika harga minyak dunia yang turut mengalami kenaikan.
Fabby menilai, angka ini merupakan angka yang cukup konservatif dan sesuai dengan aspirasi OPEC. "Walaupun ada kemungkinan harga minyak rata2 bisa bergerak di kisaran $70-80/barrel," pungkasnya.
Sebelumnya, Komisi VII DPR sepakat dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tentang asumsi dasar makro sektor ESDM dalam RAPBN 2019.
Adapun, berikut rincian asumsi dasar makro di sektor ESDM:
1. Harga minyak mentah Indonesia (ICP): US$ 70
2. Lifting migas: 2,02 juta BOEPD, dengan rincian:
-Lifting minyak: 775 ribu barel per hari (BOPD)
-Lifting gas: 1,25 juta BOEPD
3. Cost recovery: US$ 8-10 miliar
4. Volume BBM dan LPG bersubsidi: 15,11 juta KL, dengan rincian:
-minyak tanah: 0,61 juta kl
-minyak Solar: 14,50 jt kl
-LPG 3 kg: 6.987 juta mt
5. Subsidi tetap Solar: Rp 2000 per liter
6. Subsidi listrik: Rp 57,67 triliun, dengan rincian:
-Subsidi tarif Rp 56,46 triliun
-Subsidi pasang baru 450 vA: Rp 1,21 triliun
Menteri ESDM Ignasius Jonan mengatakan, mengenai penetapan asumsi dasar makro sebagaimana yang sudah disampaikan, bisa diterima dengan baik oleh pihaknya.
"Kami terima dengan baik dan kami anjurkan sekiranya pimpinan berkenan untuk dapat melanjutkannya ke Badan Anggaran," tutur Jonan dalam rapat kerja bersama Komisi VII, di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Senin (17/9).
(roy) Next Article Target Lifting 2,02 Juta Barel, Ini 3 Jurus ESDM
Terkait asumsi lifting minyak, yang disepakati kali ini mengalami kenaikan dari yang sebelumnya diasumsikan dalam pembacaan RAPBN 2019 oleh Presiden Joko Widodo, yakni dari 750 ribu barel per hari kini menjadi 775 ribu barel per hari.
Lifting 775 ribu barel per hari untuk 2019 sama dengan proyeksi lifting minyak di tahun ini. Namun, mengalami penurunan dibandingkan dengan realisasi lifting minyak tahun lalu yang mencapai 804 ribu barel per hari.
Kendati demikian, menurutnya, dengan melihat kondisi terkini, target lifting idealnya ada di 730-750 ribu barel per hari.
"Saya kira 775 ribu barel per hari itu untuk menunjukan optimisme, tapi kalau menurut saya idealnya ada di 730-750 barel per hari," ujar Fabby.
Berbeda dengan Fabby, menurut Kepala Studi Energi Universitas Indonesia Iwa Garniwa, proyeksi angka lifting tersebut sudah tepat walau semestinya bisa lebih besar lagi. Sebab, ia menilai kemampuan lifting Indonesia masih lebih dari sebesar itu.
"Namun, mengingat pertumbuhan kebutuhan pun tidak sebesar yang diharapkan, belum lagi tahun politik bisa mendistorsi kebutuhan, maka jadi sebesar itu saja," ujarnya kepada CNBC Indonesia ketika dihubungi Rabu (19/9/2018).
Sedangkan, untuk asumsi harga minyak mentah Indonesia (ICP) ditetapkan sebesar US$ 70 per barel. Angka ini mengalami kenaikan dibandingkan ICP APBN 2018 yang hanya dipatok US$ 48, menyusul dinamika harga minyak dunia yang turut mengalami kenaikan.
Fabby menilai, angka ini merupakan angka yang cukup konservatif dan sesuai dengan aspirasi OPEC. "Walaupun ada kemungkinan harga minyak rata2 bisa bergerak di kisaran $70-80/barrel," pungkasnya.
Sebelumnya, Komisi VII DPR sepakat dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tentang asumsi dasar makro sektor ESDM dalam RAPBN 2019.
Adapun, berikut rincian asumsi dasar makro di sektor ESDM:
1. Harga minyak mentah Indonesia (ICP): US$ 70
2. Lifting migas: 2,02 juta BOEPD, dengan rincian:
-Lifting minyak: 775 ribu barel per hari (BOPD)
-Lifting gas: 1,25 juta BOEPD
3. Cost recovery: US$ 8-10 miliar
4. Volume BBM dan LPG bersubsidi: 15,11 juta KL, dengan rincian:
-minyak tanah: 0,61 juta kl
-minyak Solar: 14,50 jt kl
-LPG 3 kg: 6.987 juta mt
5. Subsidi tetap Solar: Rp 2000 per liter
6. Subsidi listrik: Rp 57,67 triliun, dengan rincian:
-Subsidi tarif Rp 56,46 triliun
-Subsidi pasang baru 450 vA: Rp 1,21 triliun
Menteri ESDM Ignasius Jonan mengatakan, mengenai penetapan asumsi dasar makro sebagaimana yang sudah disampaikan, bisa diterima dengan baik oleh pihaknya.
"Kami terima dengan baik dan kami anjurkan sekiranya pimpinan berkenan untuk dapat melanjutkannya ke Badan Anggaran," tutur Jonan dalam rapat kerja bersama Komisi VII, di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Senin (17/9).
(roy) Next Article Target Lifting 2,02 Juta Barel, Ini 3 Jurus ESDM
Most Popular