Tak Hanya China, Ini Negara yang Perang Dagang dengan AS

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
18 September 2018 20:13
China
Foto: Aristya Rahadian Krisabella
Setelah berbulan-bulan saling mengancam tarif, Trump menjatuhkan tarif impor tambahan sebesar 10% pada US$200 miliar barang China, yang akan mulai berlaku sejak 24 September. Jumlah itu jauh lebih besar dari tarif masuk 25% yang sudah diberlakukan atas US$50 miliar barang China.

Putaran tarif impor terakhir sebesar 10% akan diterapkan pada akhir tahun dan kemudian tingkatnya akan bertambah menjadi 25%, memberi waktu bagi perusahaan-perusahaan untuk mencari pemasok baru, kata para pejabat.

Bea masuk baru itu akan mencakup berbagai produk, termasuk miliaran dalam perangkat penerima data suara yang dibuat China, modul memori komputer dan prosesor data otomatis.

Namun, dari daftar awal yang diumumkan pada bulan Juli ada sekitar 300 lini produk yang dihapuskan dari daftar baru, termasuk barang elektronik konsumen seperti jam tangan cerdas (smart watches) dan perangkat bluetooth, dan produk keselamatan anak-anak seperti kursi tinggi, kursi mobil dan pulpen mainan.

China telah menggugat AS karena telah memulai perang dagang terbesar dalam sejarah ekonomi, dan telah kembali berjanji untuk membalas dengan menerapkan tarif impor pada US$60 miliar barang AS. Sayangnya karena China hanya mengimpor sejumlah US$130 miliar barang dari AS, maka kemampuannya untuk membalas dengan jumlah yang sama sangat terbatas.

Trump telah mengancam akan menerapkan tarif tambahan senilai US$267 miliar pada barang impor dari China.

Beijing telah mengajukan komplain atas tindakan AS kepada Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

China juga telah mengancam akan membalas tarif impor baru Trump yang ditetapkan pada hari Senin itu. (hps)
Next Page
Uni Eropa
Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular