AS-China Perang Dagang, BKPM: RI Potensi Dapat Untung
Arys Aditya, CNBC Indonesia
18 September 2018 12:24

Jakarta, CNBC Indonesia- Indonesia diyakini bisa mendapat keuntungan dari gejolak perekonomian global yang diakibatkan oleh eskalasi perang dagang Amerika Serikat-China dan fluktuasi nilai tukar.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trikasih Lembong optimis investor jangka panjang tidak bakal lari dari Indonesia. Ia mengemukakan investor jangka panjang berpegang pada fundamental Indonesia yang masih kokoh.
"Bagi investor jangka panjang guncangan pasar nggak masalah, yang menjadi masalah memang untuk investor jangka pendek terutama di pasar modal," kata Thomas usai rapat di kantor Kementerian Koordinator Kemaritiman, Selasa (18/9/2018).
"Kita memang harus perhatikan juga sentimen pasar modal, investor jangka pendek supaya nggak terganggu."
Dia menerangkan, berbagai lembaga dan konsultan ekonomi internasional menilai bahwa Indonesia tergolong negara yang reformis dan progresif sehinnga menghindarkan Indonesia dari krisis mata yang terjadi di beberapa negara berkembang lainnya.
Indonesia, lanjutnya, juga dinilai cukup konservatif dalam mengelola anggaran dan neraca eksternal sehingga menebalkan kepercayaan investor untuk tidak lari dari Indonesia, khususnya investor jangka panjang.
"Kita perlu bicara strategi komunikasi, bagaimana menerangkan kepada investor terhadap langkah-langkah yang diambil dan terobosan besar yang bisa di antisipasi dalam 6-9 bulan ke depan."
(gus/gus) Next Article Era Biden-Harris, Perang Dagang AS-China Berlanjut?
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trikasih Lembong optimis investor jangka panjang tidak bakal lari dari Indonesia. Ia mengemukakan investor jangka panjang berpegang pada fundamental Indonesia yang masih kokoh.
"Kita memang harus perhatikan juga sentimen pasar modal, investor jangka pendek supaya nggak terganggu."
Dia menerangkan, berbagai lembaga dan konsultan ekonomi internasional menilai bahwa Indonesia tergolong negara yang reformis dan progresif sehinnga menghindarkan Indonesia dari krisis mata yang terjadi di beberapa negara berkembang lainnya.
Indonesia, lanjutnya, juga dinilai cukup konservatif dalam mengelola anggaran dan neraca eksternal sehingga menebalkan kepercayaan investor untuk tidak lari dari Indonesia, khususnya investor jangka panjang.
"Kita perlu bicara strategi komunikasi, bagaimana menerangkan kepada investor terhadap langkah-langkah yang diambil dan terobosan besar yang bisa di antisipasi dalam 6-9 bulan ke depan."
(gus/gus) Next Article Era Biden-Harris, Perang Dagang AS-China Berlanjut?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular