Internasional
China Sebut Sistem Perdagangan Dunia Perlu Direformasi
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
14 September 2018 17:00

Beijing, CNBC Indonesia - Sistem perdagangan dunia saat ini tidak sempurna dan China mendukung upaya reformasi sistem itu, termasuk merombak Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), untuk membuatnya lebih adil dan lebih efektif, kata diplomat senior Beijing.
China sedang terbelit dalam perang dagang yang sengit dengan Amerika Serikat (AS) dan telah berulang kali berjanji untuk menegakkan sistem perdagangan multilateral dan perdagangan bebas, dengan berpusat pada WTO.
Namun pada Kamis malam (13/8/2018), setelah bertemu Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian, Penasihat Negara China Wang Yi mengatakan kepada wartawan bahwa beberapa reformasi mungkin adalah hal yang baik untuk dilakukan.
Meski menyatakan sedikit keraguannya pada sistem perdagangan internasional saat ini, China akan selalu mendukung perlindungan perdagangan bebas dan percaya bahwa multilateralisme dengan WTO pada intinya harus diperkuat, tambah Wang, melansir Reuters.
"Pada saat yang sama, kami tidak percaya bahwa sistem saat ini sempurna dan tanpa cacat," katanya.
"China mendukung reformasi yang diperlukan dan kesempurnaan sistem saat ini, termasuk ke WTO, untuk membuatnya lebih adil, lebih efektif, dan lebih rasional," Wang menambahkan.
Prinsip dasar WTO, dalam menentang proteksionisme dan mendukung perdagangan bebas tidak boleh berubah, tetapi hak-hak negara berkembang juga tidak boleh diabaikan, katanya.
"Tujuan reformasi seharusnya adalah untuk memungkinkan negara-negara menikmati hasil perkembangan globalisasi secara lebih adil, tidak untuk lebih memperlebar perbedaan antara selatan dan utara," kata Wang.
Reformasi WTO perlu disetujui oleh berbagai pihak dan setelah dilakukan konsultasi secara luas, dan utamanya harus mendengarkan dengan hormat pendapat negara berkembang, dan bukan hanya berdasarkan izin dari satu orang saja, tambahnya.
"Isu reformasi WTO sangat kompleks dan melibatkan banyak bidang. (China) berharap semua pihak tetap sabar dan maju selangkah demi selangkah."
Pernyataannya dibuat ketika China dan Amerika Serikat setuju untuk kembali ke meja perundingan pada saat ancaman tarif baru AS meningkat. Menteri Keuangan Steven Mnuchin telah mengajukan undangan untuk berbicara dengan rekan-rekannya di Beijing.
(prm) Next Article AS Kalahkan China di WTO
China sedang terbelit dalam perang dagang yang sengit dengan Amerika Serikat (AS) dan telah berulang kali berjanji untuk menegakkan sistem perdagangan multilateral dan perdagangan bebas, dengan berpusat pada WTO.
Namun pada Kamis malam (13/8/2018), setelah bertemu Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian, Penasihat Negara China Wang Yi mengatakan kepada wartawan bahwa beberapa reformasi mungkin adalah hal yang baik untuk dilakukan.
"Pada saat yang sama, kami tidak percaya bahwa sistem saat ini sempurna dan tanpa cacat," katanya.
"China mendukung reformasi yang diperlukan dan kesempurnaan sistem saat ini, termasuk ke WTO, untuk membuatnya lebih adil, lebih efektif, dan lebih rasional," Wang menambahkan.
Prinsip dasar WTO, dalam menentang proteksionisme dan mendukung perdagangan bebas tidak boleh berubah, tetapi hak-hak negara berkembang juga tidak boleh diabaikan, katanya.
"Tujuan reformasi seharusnya adalah untuk memungkinkan negara-negara menikmati hasil perkembangan globalisasi secara lebih adil, tidak untuk lebih memperlebar perbedaan antara selatan dan utara," kata Wang.
Reformasi WTO perlu disetujui oleh berbagai pihak dan setelah dilakukan konsultasi secara luas, dan utamanya harus mendengarkan dengan hormat pendapat negara berkembang, dan bukan hanya berdasarkan izin dari satu orang saja, tambahnya.
"Isu reformasi WTO sangat kompleks dan melibatkan banyak bidang. (China) berharap semua pihak tetap sabar dan maju selangkah demi selangkah."
Pernyataannya dibuat ketika China dan Amerika Serikat setuju untuk kembali ke meja perundingan pada saat ancaman tarif baru AS meningkat. Menteri Keuangan Steven Mnuchin telah mengajukan undangan untuk berbicara dengan rekan-rekannya di Beijing.
(prm) Next Article AS Kalahkan China di WTO
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular