Mau Bahas Perang Dagang, Trump: China Kepepet untuk Damai

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
14 September 2018 10:59
Alih-alih perang dagang, Presiden Trump justru meneken kesepakatan dagang dengan China
Foto: REUTERS/Jonathan Ernst
Jakarta, CNBC Indonesia- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada hari Kamis (13/9/2018) mengatakan dia tidak menghadapi desakan apapun untuk mencapai kesepakatan dagang dengan China pada saat Washington dan Beijing saling balas menerapkan tarif impor dalam perang dagang yang memanas.

Komentar itu dibuat setelah merebaknya kabar yang mengatakan AS telah menempuh tahap awal untuk mengajukan putaran pembicaraan baru dengan China. Kedua negara bertujuan untuk mencapai kesepakatan dan menghentikan perang dagang yang mengancam akan menghambat pertumbuhan dua ekonomi terbesar dunia itu.



Melalui postingan di twitter pada Kamis, Trump merendahkan kepentingan diskusi, mengatakan "Kami tidak terdesak untuk membuat kesepakatan dengan China, mereka yang terdesak untuk membuat kesepakatan dengan kami." Ia juga menulis bahwa AS "Akan segera memperoleh miliaran dari tarif impor dan memproduksi barang-barang di dalam negeri."

Berita dibukanya pembicaraan potensial itu muncul setelah dikabarkan bahwa perusahaan-perusahaan AS-lah, termasuk Apple, yang akan paling banyak dirugikan oleh perang tarif. AS dan China telah menerapkan tarif impor atas barang senilai US$50 miliar terhadap satu sama lainnya.

Dilansir dari CNBC International, Trump sedang mempertimbangkan apakah akan mengenakan bea masuk tambahan senilai US$200 miliar dalam produk-produk China. Dia baru-baru ini mengatakan siap mengenakan tarif tambahan pada US$267 miliar barang. China telah mengancam akan membalas dalam jumlah yang sama.

Trump berhasil menduduki Gedung Putih pada tahun 2016 sebagian karena janjinya untuk menindak praktik perdagangan yang kejam dan menegosiasikan kembali perjanjian untuk mengamankan pekerjaan Amerika dan meningkatkan upah.

Meski Partai Republik dan Demokrat sama-sama mendukung upaya Trump untuk membuat tindakan karena dugaan pencurian kekayaan intelektual oleh perusahaan China, namun anggota parlemen bipartisan telah  menghawatirkan tentang perang dagang yang akan merugikan ekonomi dan petani AS khususnya.

Pleaku bisnis yang prihatin tentang kebijakan perdagangan Trump juga telah meningkatkan perlawanan terhadap mereka.

Tarif juga menimbulkan risiko politik bagi Trump menjelang pemilihan tengah waktu November yang penting, karena Partai Republiknya berusaha untuk mempertahankan mayoritas di DPR dan Senat. Tarif tidak didukung di banyak negara bagian di mana pemilihan utama akan berlangsung pada bulan November.



(gus) Next Article Video: Trump Tuding FBI & DOJ 'Dikendarai' Demokrat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular