Investor Energi Pakai Produk Lokal, Rupiah Bisa Selamat

Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
07 September 2018 08:18
Penggunaan produk lokal bisa juga meningatkan lapangan kerja.
Foto: Ignasius Jonan (CNBC Indonesia/Anastasia Arvirianty)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan kembali menegaskan soal kewajiban penggunaan komponen dalam negeri di proyek energi, kali ini di hadapan investor energi baru dan terbarukan.


"Kurs rupiah perlahan melemah dari dolar Amerika Serikat, saya sarankan, wajib, penggunaan produksi dalam negeri lokal harus diutamakan. Saya mohon badan usaha, selama bisa produksi di dalam negeri gunakan," kata Jonan dalam sambutannya di acara Indonesia-International Geothermal Convention and Exhibition di JCC, Kamis (6/9/2018).

Jonan menegaskan penggunaan produk dalam negeri ini wajib selama tersedia, karena tak hanya bisa selamatkan rupiah tapi juga menciptakan efek berkesinambungan seperti penciptaan lapangan kerja. 


Adapun, sebelumnya Kementerian ESDM pun telah menerbitkan Keputusan Menteri ESDM (Kepmen) nomor 1953 K/06/MEM/2018, ditandatangani oleh Menteri ESDM Ignasius Jonan dan mulai berlaku sejak 5 September 2018.


Penegasan penggunaan barang dalam negeri ini, selain untuk meningkatkan TKDN, utamanya juga untuk mengurangi impor, yang pada akhirnya dinilai mampu memperkuat Rupiah. Untuk itu, Presiden Joko Widodo pun memutuskan untuk menunda sebanyak 15.200 MW proyek listrik. 
Namun dipastikan untuk proyek berbasis energi baru dan terbarukan tetap berjalan. 


"Untuk EBT (Energi Baru dan Terbarukan) tidak boleh mundur, berarti tidak boleh," ujar Direktur Perencanaan Korporat PT PLN (Persero) Syofvi Felianty Roekman, Kamis (6/9/2018).


Syofvi menegaskan tetap dipertahankannya proyek pembangkit EBT terkait dengan target pemerintah untuk mencapai porsi 23% energi baru di bauran energi tahun 2025. Yang diturunkan, kata dia, untuk pembangkit batu bara dan gas. 


Soal apakah akan ada perubahan RUPTL dengan penundaan belasan ribu proyek ini, Syofvi belum bisa menjawab pasti. "Kami lihat dulu," katanya. 


Untuk 15.200 MW proyek yang ditunda dipastikan olehnya adalah proyek yang belum masuk tahap finansial close. "Dan itu masih harus kami cek, kalau dimundurkan dua tahun reverse margin cukup atau tidak, ada yang bisa ada yang tidak," kata dia. 



(roy) Next Article Marah-Marah Jokowi Sukses, Produk Lokal Rp 200 T Dibeli

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular