Bayar Utang Akuisisi Freeport, Inalum Terbitkan Global Bond

Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
06 September 2018 19:26
Inalum berencana terbitkan global bond untuk membayar pinjaman bank demi akusisi PT Freeport Indonesia
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia- PT Inalum (Persero) berencana untuk menerbitkan global bond atau obligasi global untuk membayar utangnya pada pinjaman bank dalam mengakuisisi 51% saham PT Freeport Indonesia.

Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin menuturkan, rencananya, penerbitan obligasi akan dilakukan di Bursa Saham Singapura agar dapat menarik lebih banyak investor asing."Roadshow-nya sebentar lagi," ungkap Budi kepada media saat dijumpai di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Kamis (6/9/2018).



Kendati demikian, Budi belum mau membeberkan lebih detil terkait rencana penerbitan obligasi ini. Namun, ia memastikan, obligasi akan diterbitkan di waktu yang tepat, ketika bunga yang ditawarkan paling murah, dan direncanakan pada tahun ini.

Adapun, lanjut Budi, penerbitan obligasi ini dilakukan agar mengurangi beban arus kas perusahaan. Pasalnya, jika menggunakan pinjaman bank, dan akan menjadi beban jika sepenuhnya dibayar melalui kas perusahaan.

Sedangkan, skema utang dengan obligasi hanya mengharuskan perusahaan membayarkan bunga, sedangkan pokok utang dibayar saat jatuh tempo.

"Kalau obligasi, bayar pokok di belakang. Kami hanya membayar bunga," terang Budi.

Selain itu, Budi memperkirakan total pokok dan bunga pinjaman yang harus dibayarkan perusahaan berkisar US$4 miliar. Meski nominal penerbitan obligasi cukup besar, ia menyebut Freeport Indonesia nantinya mampu mencetak laba bersih US$2 miliar per tahun usai tambang bawah tanahnya (underground) beroperasi. 

Selain itu, pinjaman pokok yang bakal ditarik pihaknya dari perbankan guna mengakuisisi PTFI mencapai sekitar US$3,8 miliar dengan bunga berkisar 6% per tahun. Namun, pinjaman tersebut rencananya dilunasi dalam tempo satu hingga dua bulan menggunakan dana hasil penerbitan global bond tersebut.

Kendati menerbitkan obligasi global ini, Budi menegaskan, bukan berarti keuangan Inalum dalam kesulitan. Sampai pada Juli 2018, total kas perusahaan tercatat Rp 19,8 triliun, naik dari Desember 2017 yang sebesar Rp 16,1 triliun, dan total pendapatan bersih perusahaan mencapai Rp 6 triliun atau naik dari posisi yang sama tahun lalu, Rp 2,3 triliun. 

Sedangkan, untuk rasio utang terhadap modal/debt to equity ratio tercatat sebesar 22,2%, atau naik dari posisi Desember 2017 yang tercatat 21,2%.
(gus) Next Article Saksikan! Buka-bukaan Bos Inalum Soal Akuisisi Freeport

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular