
Ternyata, Pertalite dan RON 92 Lebih Laris Dibanding Premium
Gustidha Budiartie, CNBC Indonesia
04 September 2018 13:20

Jakarta, CNBC Indonesia- Pemerintah berupaya melindungi daya beli masyarakat dengan tidak menaikkan harga bensin premium, yang sekarang bertenggar pada harga Rp 6.500 per liter. Kebijakan ini juga disebut-sebut sebagai kebijakan politik, karena harga ditahan hingga 2019.
Bensin premium seakan keramat di negeri ini, jika ada teriakan langka pemerintahan bisa langsung digoyang. Tapi benarkah bensin ini sebegini larisnya di masyarakat?
Sebelum Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerapkan kebijakan tahan harga dan mewajibkan kembali Premium di Jawa-Bali, sebenarnya konsumsi bensin RON rendah ini sudah turun 50% dibanding tahun lalu.
Baca: Konsumsi Premium Turun 50%
Berdasar data Badan Pengatur Hilir Migas (BPH Migas), penyaluran bensin jenis premium selama Januari-Maret 2018 turun hingga 50% dibanding periode yang sama tahun lalu.
Data mencatat konsumsi premium untuk wilayah Jawa, Madura, dan Bali (Jamali) hanya sebenyak 774 ribu KL, jauh dibanding Januari-Maret 2017 yang menyentuh 1,54 juta KL.
Masih dari data BPH Migas yang dipaparkan di Komisi VII DPR RI, 28 Agustus 2018 kemarin. Realisasi penyaluran jenis BBM umum untuk Premium (bensin RON 88) tercatat 1,39 juta KL.
Konsumsi itu jauh lebih rendah ketimbang konsumsi RON 90, seperti Pertalite, dan RON 92.
Data BPH Migas menunjukkan konsumsi RON 92 mencapai 3,05 juta KL hingga Juni 2018. Sementara RON 90 yang seharga Rp 7.800 per liter konsumsi atau penyalurannya mencapai 8,7 juta KL. Jadi bagaimana, masih mau menahan harga bensin premium?
(gus/miq) Next Article Pertamina Berencana Ajukan Kenaikan Harga Pertalite Cs
Bensin premium seakan keramat di negeri ini, jika ada teriakan langka pemerintahan bisa langsung digoyang. Tapi benarkah bensin ini sebegini larisnya di masyarakat?
Sebelum Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerapkan kebijakan tahan harga dan mewajibkan kembali Premium di Jawa-Bali, sebenarnya konsumsi bensin RON rendah ini sudah turun 50% dibanding tahun lalu.
Berdasar data Badan Pengatur Hilir Migas (BPH Migas), penyaluran bensin jenis premium selama Januari-Maret 2018 turun hingga 50% dibanding periode yang sama tahun lalu.
Data mencatat konsumsi premium untuk wilayah Jawa, Madura, dan Bali (Jamali) hanya sebenyak 774 ribu KL, jauh dibanding Januari-Maret 2017 yang menyentuh 1,54 juta KL.
Masih dari data BPH Migas yang dipaparkan di Komisi VII DPR RI, 28 Agustus 2018 kemarin. Realisasi penyaluran jenis BBM umum untuk Premium (bensin RON 88) tercatat 1,39 juta KL.
Konsumsi itu jauh lebih rendah ketimbang konsumsi RON 90, seperti Pertalite, dan RON 92.
Data BPH Migas menunjukkan konsumsi RON 92 mencapai 3,05 juta KL hingga Juni 2018. Sementara RON 90 yang seharga Rp 7.800 per liter konsumsi atau penyalurannya mencapai 8,7 juta KL. Jadi bagaimana, masih mau menahan harga bensin premium?
(gus/miq) Next Article Pertamina Berencana Ajukan Kenaikan Harga Pertalite Cs
Most Popular