Internasional
Sebut AS Serigala, Erdogan Tak Mau Bertransaksi Pakai Dolar
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
03 September 2018 06:31
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada hari Minggu (2/9/2018) berjanji Ankara akan berusaha bertransaksi dengan Rusia dan negara-negara lainnya tanpa menggunakan dolar Amerika Serikat (AS). Ia juga menuduh AS bersikap seperti "serigala liar".
Turki maupun Rusia sedang mendapatkan sanksi ekonomi dari Washington.
"Amerika bersikap seperti serigala liar. Jangan percaya pada mereka," kata Erdogan di sebuah forum bisnis dalam kunjungannya ke Kyrgyzstan, dikutip dari AFP.
Ia juga mengatakan negaranya sedang dalam perundingan dengan Rusia untuk melakukan transaksi tanpa dolar AS.
"Menggunakan dolar hanya akan merusak kami. Kami tidak akan menyerah. Kami akan menang," tambah Erdogan dalam pertemuan yang dihadiri pelaku bisnis dari Turki dan Kyrgyzstan serta pejabat pemerintah itu.
Hubungan antara Turki dan AS memanas bulan lalu ketika Presiden AS Donald Trump melipatgandakan tarif impor baja dan aluminium dari Turki menyusul penahanan seorang pendeta Amerika di Ankara.
Lira Turki telah kehilangan seperempat nilainya bulan lalu saja akibat ketegangan perdagangan tersebut.
Sementara itu, mata uang Rusia, rubel, juga anjlok ke posisi terendahnya dalam dua tahun terakhir di Agustus setelah AS mengumumkan sanksi baru berkaitan dengan upaya peracunan mantan agen mata-mata Rusia di Inggris.
(prm) Next Article Erdogan: Anjloknya Lira adalah Skenario Politik Melawan Turki
Turki maupun Rusia sedang mendapatkan sanksi ekonomi dari Washington.
"Amerika bersikap seperti serigala liar. Jangan percaya pada mereka," kata Erdogan di sebuah forum bisnis dalam kunjungannya ke Kyrgyzstan, dikutip dari AFP.
"Menggunakan dolar hanya akan merusak kami. Kami tidak akan menyerah. Kami akan menang," tambah Erdogan dalam pertemuan yang dihadiri pelaku bisnis dari Turki dan Kyrgyzstan serta pejabat pemerintah itu.
Hubungan antara Turki dan AS memanas bulan lalu ketika Presiden AS Donald Trump melipatgandakan tarif impor baja dan aluminium dari Turki menyusul penahanan seorang pendeta Amerika di Ankara.
Lira Turki telah kehilangan seperempat nilainya bulan lalu saja akibat ketegangan perdagangan tersebut.
Sementara itu, mata uang Rusia, rubel, juga anjlok ke posisi terendahnya dalam dua tahun terakhir di Agustus setelah AS mengumumkan sanksi baru berkaitan dengan upaya peracunan mantan agen mata-mata Rusia di Inggris.
(prm) Next Article Erdogan: Anjloknya Lira adalah Skenario Politik Melawan Turki
Tags
Related Articles
Recommendation
Most Popular