
Pengusaha Angkutan Bus Minta Jaminan B20 Aman untuk Mesin
Exist In Exist, CNBC Indonesia
30 August 2018 12:10

Jakarta, CNBC Indonesia - Aturan penggunaan wajib bahan bakar biodiesel dengan campuran 20% minyak sawit (B20) akan mulai berlaku pada 1 September 2018.
Sebelum aturan ini benar-benar diterapkan, Ketua Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI) Kurnia Lesani Adnan meminta jaminan dari agen pemegang merek (APM) bus yang menyatakan bahwa kandungan B20 aman untuk mesin kendaraan.
"Sering kali kalau ada permasalahan teknis pada sistem kompresi, oleh APM [disebut] kerusakan karena kualitas BBM [Bahan Bakar Minyak] yang tidak sesuai/jelek," tuturnya kepada CNBC Indonesia.
"Selain itu, pada sistem penyaringan/filter BBM sampai saat ini sering terjadi blocking [penyumbatan] karena gel dan kadang seperti berlumpur. Yang mana kami ketahui selama ini kualitas solar masih dengan B10, apa kabarnya kalau menjadi B20?," tambahnya.
Terlebih, lanjutnya, untuk mesin kendaraan berteknologi Euro 3 ke atas yang membutuhkan kualitas BBM yang sempurna.
"Hal yang terjadi sampai saat ini kami boros akan filter solar. Penggantian filter tidak sesuai rekomendasi perawatan APM [setiap 15.000 km]. Ini yang kami minta jaminan dari APM untuk memastikan partsnya sudah sesuai untuk penggunaan solar B20 dan sebaliknya," tegasnya.
Dia mengatakan hal ini menyebabkan adanya biaya tambahan yang membebani perusahaan.
Selain jaminan dari APM, pihaknya juga meminta Pertamina selaku penyalur dapat menjamin konsistensi spesifikasi dan supply B20.
"Prinsipnya begini, kami tidak menentang dan menolak. Kami minta dipertimbangkan dan dipikirkan," pungkasnya.
(ray/ray) Next Article Jokowi Gelar Sidang Kabinet Bahas Penggunaan B20 Hari Ini
Sebelum aturan ini benar-benar diterapkan, Ketua Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI) Kurnia Lesani Adnan meminta jaminan dari agen pemegang merek (APM) bus yang menyatakan bahwa kandungan B20 aman untuk mesin kendaraan.
"Sering kali kalau ada permasalahan teknis pada sistem kompresi, oleh APM [disebut] kerusakan karena kualitas BBM [Bahan Bakar Minyak] yang tidak sesuai/jelek," tuturnya kepada CNBC Indonesia.
Terlebih, lanjutnya, untuk mesin kendaraan berteknologi Euro 3 ke atas yang membutuhkan kualitas BBM yang sempurna.
"Hal yang terjadi sampai saat ini kami boros akan filter solar. Penggantian filter tidak sesuai rekomendasi perawatan APM [setiap 15.000 km]. Ini yang kami minta jaminan dari APM untuk memastikan partsnya sudah sesuai untuk penggunaan solar B20 dan sebaliknya," tegasnya.
Dia mengatakan hal ini menyebabkan adanya biaya tambahan yang membebani perusahaan.
Selain jaminan dari APM, pihaknya juga meminta Pertamina selaku penyalur dapat menjamin konsistensi spesifikasi dan supply B20.
"Prinsipnya begini, kami tidak menentang dan menolak. Kami minta dipertimbangkan dan dipikirkan," pungkasnya.
(ray/ray) Next Article Jokowi Gelar Sidang Kabinet Bahas Penggunaan B20 Hari Ini
Most Popular