
Ini Produk Makanan dan Minuman yang Paling Banyak Diimpor RI
Exist In Exist, CNBC Indonesia
27 August 2018 12:21

Jakarta, CNBC Indonesia - Impor makanan dan minuman olahan merupakan yang terbesar di antara impor barang konsumsi lainnya.
Sepanjang Januari-Juni 2018, berdasarkan data Kementerian Perdagangan, impor makanan dan minuman olahan untuk rumah tangga (food and beverages mainly for household) yakni mencapai US$ 1,95 miliar atau naik 47,22%.
Adapun menurut data Badan Pusat Statistik, impor terbesar makanan dan minuman adalah:
1. Sweet biscuits, not containing cocoa (HS 19053110)
Berat: 3.420.522 Kg
Nilai: US$ 9.368.274
2. Fruit And Vegetable Juices (SITC 059)
Berat: 55.202 Kg
Nilai: US$ 106.613
3. Coffee And Coffee Substitutes
Berat:76.564.252 Kg
Nilai: US$ 196.706.944
4. Oath, Instant noodles, stuffed, whether or not cooked or othwise prepared (HS 19023040)
Berat: 2.705.954 Kg
Nilai: US$ 9.729.693
Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (GAPMMI), Adhi S Lukman, mengatakan beberapa produk pangan olahan impor harusnya bisa dikendalikan karena sudah tersedia barang substitusi yang diproduksi di Tanah Air.
"Saya kira produk pangan olahan banyak yang sudah diproduksi di Indonesia, seperti candy (permen), snack biskuit, minuman jus, nata de coco, kopi, mie, dan lain lain," paparnya kepada CNBC Indonesia, Senin (27/8/2018).
(ray/ray) Next Article Virus Corona Bikin Impor dari China Anjlok di Februari 2020
Sepanjang Januari-Juni 2018, berdasarkan data Kementerian Perdagangan, impor makanan dan minuman olahan untuk rumah tangga (food and beverages mainly for household) yakni mencapai US$ 1,95 miliar atau naik 47,22%.
Adapun menurut data Badan Pusat Statistik, impor terbesar makanan dan minuman adalah:
Berat: 3.420.522 Kg
Nilai: US$ 9.368.274
2. Fruit And Vegetable Juices (SITC 059)
Berat: 55.202 Kg
Nilai: US$ 106.613
3. Coffee And Coffee Substitutes
Berat:76.564.252 Kg
Nilai: US$ 196.706.944
4. Oath, Instant noodles, stuffed, whether or not cooked or othwise prepared (HS 19023040)
Berat: 2.705.954 Kg
Nilai: US$ 9.729.693
Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (GAPMMI), Adhi S Lukman, mengatakan beberapa produk pangan olahan impor harusnya bisa dikendalikan karena sudah tersedia barang substitusi yang diproduksi di Tanah Air.
"Saya kira produk pangan olahan banyak yang sudah diproduksi di Indonesia, seperti candy (permen), snack biskuit, minuman jus, nata de coco, kopi, mie, dan lain lain," paparnya kepada CNBC Indonesia, Senin (27/8/2018).
(ray/ray) Next Article Virus Corona Bikin Impor dari China Anjlok di Februari 2020
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular