
Target Lifting Minyak RI Terus Turun, ke Bawah 600 Ribu Barel
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
20 August 2018 11:04

Jakarta, CNBC Indonesia- Pemerintah mematok lifting minyak di angka 750 ribu barel per hari (bph) pada RAPBN 2019. Namun, dalam jangka menengah, lifting minyak diprediksi akan mengalami penurunan.
Angka ini juga turun 50 ribu barel dibanding APBN 2018 yang menargetkan lifting 800 ribu barel per hari. Penurunan ini dinilai sebagai faktor alamiah, yang utamanya disebabkan oleh kapasitas sumur yang semakin menua dan belum optimalnya upaya eksplorasi lapangan minyak baru.
Dikutip dari Nota Keuangan RAPBN 2019, pemerintah memperkirakan, lifting minyak bumi dalam jangka menengah diperkirakan berada pada kisaran 589-840 ribu bph akibat adanya beberapa hambatan dari sisi eksplorasi dan teknis.
Adapun, untuk mengatasi hal ini, Dirjen Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM Djoko Siswanto mengatakan, caranya adalah dengan melakukan eksplorasi baru. "Makanya kemarin itu sudah dibuka lelang tiga Wilayah Kerja (WK) eksplorasi baru kan," ujar Djoko ketika dijumpai pekan lalu.
Selain itu, Pemerintah juga akan berupaya menahan penurunan alamiah (natural declining) dengan upaya teknis antara lain, mempertahankan program kerja utama hulu minyak (pengeboran, kerja ulang dan perawatan sumur), mempertahankan kegiatan eksplorasi (studi, survei, dan pengeboran), dan mendorong komersialisasi teknologi produksi yang tepat guna, misalnya, mengefisienkan kegiatan EOR.
Pemerintah pun akan memperkuat skema kontrak bagi hasil Gross Split dan dukungan insentif fiskal serta dukungan lainnya dalam bentuk regulasi, sebagai upaya untuk menarik dan meningkatkan investasi di sektor migas.
Andalkan Gas
Dalam jangka menengah, lifting gas bumi diperkirakan relatif stabil dan masih berpotensi untuk ditingkatkan di kisaran 1,19-1,30 juta BOEPD (barel oil equivalent per day atau barel setara minyak per hari).
Beberapa proyek strategis telah disiapkan oleh pemerintah untuk mencapai potensi peningkatkan lifting gas tersebut, yakni proyek Lapangan Jangkrik, Blok Muara Bakau, dan proyek IDD, atau lapangan laut dalam di Selat Makassar yang terdiri atas lima lapangan, yaitu Lapangan Bangka, Gehem, Gendalo, Maha, dan Gadang, serta Lapangan Jambaran Tiung Biru.
Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk menjadi kompensasi turunnya lifting minyak, antara lain melalui upaya optimalisasi, pengembangan lapangan baru, intensifikasi, dan ekstensifikasi kegiatan eksplorasi, serta mendorong investasi di sektor gas.
Adapun, pada RAPBN 2019, pemerintah mematok target lifting gas di angka 1,25 juta barel setara minyak per hari.
(gus) Next Article Kementerian ESDM Targetkan Lifting Minyak pada 2024
Angka ini juga turun 50 ribu barel dibanding APBN 2018 yang menargetkan lifting 800 ribu barel per hari. Penurunan ini dinilai sebagai faktor alamiah, yang utamanya disebabkan oleh kapasitas sumur yang semakin menua dan belum optimalnya upaya eksplorasi lapangan minyak baru.
Selain itu, Pemerintah juga akan berupaya menahan penurunan alamiah (natural declining) dengan upaya teknis antara lain, mempertahankan program kerja utama hulu minyak (pengeboran, kerja ulang dan perawatan sumur), mempertahankan kegiatan eksplorasi (studi, survei, dan pengeboran), dan mendorong komersialisasi teknologi produksi yang tepat guna, misalnya, mengefisienkan kegiatan EOR.
Pemerintah pun akan memperkuat skema kontrak bagi hasil Gross Split dan dukungan insentif fiskal serta dukungan lainnya dalam bentuk regulasi, sebagai upaya untuk menarik dan meningkatkan investasi di sektor migas.
Andalkan Gas
Dalam jangka menengah, lifting gas bumi diperkirakan relatif stabil dan masih berpotensi untuk ditingkatkan di kisaran 1,19-1,30 juta BOEPD (barel oil equivalent per day atau barel setara minyak per hari).
Beberapa proyek strategis telah disiapkan oleh pemerintah untuk mencapai potensi peningkatkan lifting gas tersebut, yakni proyek Lapangan Jangkrik, Blok Muara Bakau, dan proyek IDD, atau lapangan laut dalam di Selat Makassar yang terdiri atas lima lapangan, yaitu Lapangan Bangka, Gehem, Gendalo, Maha, dan Gadang, serta Lapangan Jambaran Tiung Biru.
Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk menjadi kompensasi turunnya lifting minyak, antara lain melalui upaya optimalisasi, pengembangan lapangan baru, intensifikasi, dan ekstensifikasi kegiatan eksplorasi, serta mendorong investasi di sektor gas.
Adapun, pada RAPBN 2019, pemerintah mematok target lifting gas di angka 1,25 juta barel setara minyak per hari.
(gus) Next Article Kementerian ESDM Targetkan Lifting Minyak pada 2024
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular