Internasional

Pasok Barang ke Korut, Perusahaan China & Rusia Dihukum AS

Prima Wirayani, CNBC Indonesia
16 August 2018 07:26
Langkah itu diambil menyusul upaya AS yang terus mendorong Korea Utara agar melakukan denuklirisasi dan juga terkait perang dagangnya dengan China.
Foto: REUTERS/Edgar Su
Jakarta, CNBC Indonesia - Departemen Keuangan Amerika Serikat (AS) pada hari Rabu (15/8/2018) mengumumkan sanksi baru yang ditujukan kepada beberapa perusahaan China dan Rusia yang disebut telah memfasilitasi pengiriman barang ilegal untuk Korea Utara.

Departemen ini mengumumkan pemblokiran terhadap satu individu dan tiga perusahaan. Perusahaan itu termasuk perusahaan logistik asal China dan afiliasinya di Singapura, serta perusahaan asal Rusia, Profinet, dan direktur jenderalnya.

Langkah itu diambil menyusul upaya AS yang terus mendorong Korea Utara agar melakukan denuklirisasi dan juga terkait perang dagangnya dengan China.

Sanksi itu juga terjadi setelah kritik terhadap Presiden Donald Trump yang disebut melunak terhadap Rusia saat penyelidikan terkait campur tangan Moskow dalam pilpres AS 2016 masih berlanjut.


"Departemen Keuangan akan terus melaksanakan sanksi terhadap Korea Utara, dan akan mengambil tindakan untuk memblokir dan membekukan perusahaan, pelabuhan, dan kapal yang memfasilitasi pengiriman ilegal dan menyediakan aliran pendapatan bagi DPRK [Korea Utara]," kata Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dalam sebuah pernyataan, dikutip dari CNBC International.

Departemen itu menyatakan pada hari Rabu bahwa perusahaan logistik China, Dalian Sun Moon Star, menggunakan dokumen pengiriman palsu untuk mengirim alkohol, tembakau, dan barang-barang terkait rokok ke Korea Utara yang melanggar sanksi AS dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Korea Utara mengambil untung besar dari perdagangan ilegal rokoknya hingga lebih dari US$1 miliar (Rp 14,4 triliun) per tahunnya, menurut Departemen Keuangan AS.

Departemen itu juga menuduh perusahaan Rusia, Profinet, menyediakan layanan pelabuhan, termasuk memasok bahan bakar, bagi kapal-kapal Korea Utara paling tidak sebanyak enam kali. Perusahaan ini disebut terus menyediakan layanan bagi kapal-kapal Korea Utara meskipun pegawainya telah mengetahui pengenaan sanksi bagi negara itu.

Membatas impor minyak Korea Utara adalah prioritas tertinggi AS meskipun beberapa perusahaan China dan Rusia telah menghalangi upaya itu, kata beberapa ahli.

"Minyak adalah darah bagi upaya Korea Utara membangun dan mendanai senjata nuklirnya," kata duta besar AS untuk PBB, Nikki Haley, pada September 2017 setelah PBB meloloskan sanksi yang membatasi impor minyak negara di Semenanjung Korea itu.

Departemen Keuangan juga menuduh Direktur Jenderal Profinet Vasili Aleksandrovich Kolchanov, seorang warga negara Rusia, secara personal terlibat dalam kesepakatan dengan Korea Utara di Rusia.
(prm) Next Article Beli Alutsista dari Rusia, China Dijatuhi Sanksi oleh AS

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular