RI Tergantung Kepada Investasi Asing, Ini Dampaknya
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
14 August 2018 11:44

Jakarta, CNBC Indonesia - Realisasi investasi di Indonesia pada kuartal II-2018 menunjukkan perlambatan yang signifikan. Ketergantungan kepada investasi asing membuat Indonesia rentan terhadap gejolak eksternal yang membuat minat investasi menurun.
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat investasi pada kuartal II-2018 hanya tumbuh 3,1% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/YoY). Sebelumnya, pertumbuhan investasi mencapai belasan persen.
Menurut Thomas Lembong, Kepala BKPM, salah satu penyebab perlambatan investasi adalah pelemahan nilai tukar rupiah. Sejak awal tahun, rupiah sudah melemah 6,3% di hadapan dolar Amerika Serikat (AS).
Saat rupiah bergerak fluktuatif cenderung melemah, investor menjadi ragu untuk menanamkan modalnya. Sebab, fluktuasi rupiah membuat perencanaan investasi menjadi lebih sulit.
"itu yang membuat stabilitas rupiah begitu penting. Kalau investor belum yakin rupiah stabil, merekaakan tunggu terus sampai mereka yakin rupiah sudah mencapai ekuilibrium baru," tuturnya dalam jumpa pers di kantor BKPM, hari ini.
Rupiah, seperti halnya mata uang Asia lainnya, memang kurang beruntung tahun ini. Di antara mata uang utama Asia, hanya yen Jepang yang masih mampu menguat. Sisanya tidak berdaya di hadapan greenback.
Akibat fluktuasi rupiah, realisasi Penanaman Modal Asing alias Foreign Direct Investment terkontraksi alias minus 12,9% pada kuartal II-2018. Meskipun Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) tumbuh signifikan 32,1%, investasi secara total cuma tumbuh 3,1% karena besarnya peranan FDI.
Maklum, struktur investasi Indonesia memang masih didominasi FDI. Sepanjang kuartal II-2018, nilai investasi FDI adalah Rp 95,7 triliun atau 54,28% dari total investasi. Sementara selama semester I-2018, FDI berperan 56,58% dari keseluruhan penanaman modal.
Dampaknya sudah terlihat. Kontraksi FDI menarik realisasi investasi ke bawah, menjadi pemberat. Semua karena Indonesia terlalu tergantung terhadap investasi asing.
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat investasi pada kuartal II-2018 hanya tumbuh 3,1% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/YoY). Sebelumnya, pertumbuhan investasi mencapai belasan persen.
Saat rupiah bergerak fluktuatif cenderung melemah, investor menjadi ragu untuk menanamkan modalnya. Sebab, fluktuasi rupiah membuat perencanaan investasi menjadi lebih sulit.
"itu yang membuat stabilitas rupiah begitu penting. Kalau investor belum yakin rupiah stabil, merekaakan tunggu terus sampai mereka yakin rupiah sudah mencapai ekuilibrium baru," tuturnya dalam jumpa pers di kantor BKPM, hari ini.
Rupiah, seperti halnya mata uang Asia lainnya, memang kurang beruntung tahun ini. Di antara mata uang utama Asia, hanya yen Jepang yang masih mampu menguat. Sisanya tidak berdaya di hadapan greenback.
Akibat fluktuasi rupiah, realisasi Penanaman Modal Asing alias Foreign Direct Investment terkontraksi alias minus 12,9% pada kuartal II-2018. Meskipun Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) tumbuh signifikan 32,1%, investasi secara total cuma tumbuh 3,1% karena besarnya peranan FDI.
Maklum, struktur investasi Indonesia memang masih didominasi FDI. Sepanjang kuartal II-2018, nilai investasi FDI adalah Rp 95,7 triliun atau 54,28% dari total investasi. Sementara selama semester I-2018, FDI berperan 56,58% dari keseluruhan penanaman modal.
Dampaknya sudah terlihat. Kontraksi FDI menarik realisasi investasi ke bawah, menjadi pemberat. Semua karena Indonesia terlalu tergantung terhadap investasi asing.
Next Page
Investasi Asing Jadi Beban Buat Rupiah
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular