
Lira Turki Jatuh, Kemendag Pelajari Peluang Dagang
Samuel Pablo, CNBC Indonesia
13 August 2018 20:36

Jakarta, CNBC Indonesia- Kementerian Perdagangan mengaku tengah mempelajari peluang dagang yang hadir di saat mata uang Turki, lira jatuh hampir mencapai 10%.
Pada Senin pagi (13/8/2018), lira diperdagangkan anjlok sekitar 9% terhadap dolar AS di sekitar 6,99 lira/US$. Sebelumnya lira sempat terjun bebas ke level 7,24 sebelum kembali rebound setelah pemerintah Turki menenangkan pasar dengan mengumumkan beberapa aksi ekonomi.
Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Oke Nurwan mengatakan pihaknya masih mempelajari peluang-peluang yang mungkin hadir dari kondisi ini.
"Terkait lira, kami masih mempelajari. Yang harus kita lihat adalah opportunity bagi kita, sama seperti perang dagang AS-China. Kita sedang meneliti itu," ujar Oke di kantornya, Senin (13/8/2018).
Sebelumnya, Direktur Eksekutif INDEF Enny Sri Hartarti mengatakan pelemahan lira ini membuka peluang bagi ekspor dan impor Indonesia dengan Turki, misalnya impor gandum.
"Barang-barang dia tentu akan lebih kompetitif secara harga bagi Indonesia. Kita bisa saja mengalihkan impor, misalnya produk gandum dari AS ke Turki. Ini akan meningkatkan posisi tawar kita juga ke AS. Ekspor gandumnya Turki kan cukup besar, ini akan mengurangi ketergantungan kita terhadap produk gandum AS. Nah nanti kita bisa barter dengan produk-produk tekstil dan alas kaki," jelas Enny.
(gus) Next Article Partainya Telan Kekalahan, Erdogan Pilih Fokus ke Ekonomi
Pada Senin pagi (13/8/2018), lira diperdagangkan anjlok sekitar 9% terhadap dolar AS di sekitar 6,99 lira/US$. Sebelumnya lira sempat terjun bebas ke level 7,24 sebelum kembali rebound setelah pemerintah Turki menenangkan pasar dengan mengumumkan beberapa aksi ekonomi.
"Terkait lira, kami masih mempelajari. Yang harus kita lihat adalah opportunity bagi kita, sama seperti perang dagang AS-China. Kita sedang meneliti itu," ujar Oke di kantornya, Senin (13/8/2018).
Sebelumnya, Direktur Eksekutif INDEF Enny Sri Hartarti mengatakan pelemahan lira ini membuka peluang bagi ekspor dan impor Indonesia dengan Turki, misalnya impor gandum.
"Barang-barang dia tentu akan lebih kompetitif secara harga bagi Indonesia. Kita bisa saja mengalihkan impor, misalnya produk gandum dari AS ke Turki. Ini akan meningkatkan posisi tawar kita juga ke AS. Ekspor gandumnya Turki kan cukup besar, ini akan mengurangi ketergantungan kita terhadap produk gandum AS. Nah nanti kita bisa barter dengan produk-produk tekstil dan alas kaki," jelas Enny.
(gus) Next Article Partainya Telan Kekalahan, Erdogan Pilih Fokus ke Ekonomi
Most Popular