
Ada Krisis Turki & Rupiah Melemah, Jaga-jaga IHSG Sepekan Ini
Monica Wareza, CNBC Indonesia
13 August 2018 18:00

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini ditutup melemah sangat dalam sampai dengan 3,55% ke level 5.861,24 poin. Mayoritas sentimen pelemahan ini terjadi karena sentimen negatif dari krisis mata uang Turki dan pelemahan nilai tukar rupiah yang menyebabkan pelaku pasar lebih memilih untuk menyelamatkan aset-asetnya dari pasar saham di seluruh negara.
Analis Panin Sekuritas William Hartanto menilai aksi keluar dari pasar saham hari ini merupakan panik sesaat saja. Pasalnya, aksi jual bersih (net sell) yang dilakukan asing tak terlalu besar dengan penurunan yang lebih dari 3% ini.
"Sedangkan biasanya jika dalam keadaan darurat investor asing akan nett sell di atas 1 milyar. Hal ini berarti investor asing tidak menganggap krisis Turki akan membawa dampak serius bagi IHSG," kata William kepada CNBC Indonesia, Senin (13/8).
Selain itu, dia menilai pelemahan yang terjadi pada mata uang Lira merupakan keberlanjutan yang sudah terjadi sejak 24 Juli 2018 dan justru tak memberikan dampak negatif terhadap IHSG yang justru mengalami breakout dan dan memasuki uptrend jangka pendek.
"Mengenai berapa lama krisis ini, saya kira tidak akan lama namun penentuannya sepekan ini," kata dia.
Lebih lanjut, direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee mengatakan krisis keuangan di Turki menjadi goncangan ke pasar saham negara berkembang dan beberapa negara Eropa sekitarnya. Pasalnya Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah mengintervensi perbankan untuk tak menaikkan suku bunga yang jelas-jelas akan membuat lira akan semakin terdepresiasi.
Untuk itu, kedua analis menyarankan agar investor bersikap lebih hati-hati sepanjang pekan ini. William menyebutkan saat ini investor bisa memanfaatkan kondisi ini untuk melakukan trading jangka pendek pada saham-saham yang khusus mengalami net buy investor asing dan saham-saham yang defensif terhadap penurunan IHSG.
Hans menyarakan investor untuk wait and see sepanjang minggu ini hingga melemah ke level tertentu. Jika terjadi rebound pada perdagangan esok hari, kesempatan ini bisa dimanfaatkan untuk kembali menyelamatkan aset bagi investor.
(hps) Next Article Selamat, IHSG Sentuh Rekor Tertinggi Sepanjang Masa!
Analis Panin Sekuritas William Hartanto menilai aksi keluar dari pasar saham hari ini merupakan panik sesaat saja. Pasalnya, aksi jual bersih (net sell) yang dilakukan asing tak terlalu besar dengan penurunan yang lebih dari 3% ini.
"Sedangkan biasanya jika dalam keadaan darurat investor asing akan nett sell di atas 1 milyar. Hal ini berarti investor asing tidak menganggap krisis Turki akan membawa dampak serius bagi IHSG," kata William kepada CNBC Indonesia, Senin (13/8).
"Mengenai berapa lama krisis ini, saya kira tidak akan lama namun penentuannya sepekan ini," kata dia.
Lebih lanjut, direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee mengatakan krisis keuangan di Turki menjadi goncangan ke pasar saham negara berkembang dan beberapa negara Eropa sekitarnya. Pasalnya Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah mengintervensi perbankan untuk tak menaikkan suku bunga yang jelas-jelas akan membuat lira akan semakin terdepresiasi.
Untuk itu, kedua analis menyarankan agar investor bersikap lebih hati-hati sepanjang pekan ini. William menyebutkan saat ini investor bisa memanfaatkan kondisi ini untuk melakukan trading jangka pendek pada saham-saham yang khusus mengalami net buy investor asing dan saham-saham yang defensif terhadap penurunan IHSG.
Hans menyarakan investor untuk wait and see sepanjang minggu ini hingga melemah ke level tertentu. Jika terjadi rebound pada perdagangan esok hari, kesempatan ini bisa dimanfaatkan untuk kembali menyelamatkan aset bagi investor.
(hps) Next Article Selamat, IHSG Sentuh Rekor Tertinggi Sepanjang Masa!
Most Popular